Pieces 63

657 105 46
                                    

Tidak seperti biasanya, sosok Wonpil tidak muncul menyambut kepulangan Jaehyung di saat gadis tersebut selalu ada di beranda bahkan sejak terdengar suara pintu dibuka dari luar oleh suaminya. Katakanlah hanya sedang sensitif, entah kenapa Jaehyung merasa sedikit kehilangan tidak dapat langsung melihat senyuman dan mendapat pelukan dari sang istri begitu tiba di rumah. Membuat letih di badannya seperti ditambahi oleh kesepian dan rasa sedih, menjadikan perasaannya campur-aduk.

Sambil menghela napas berat pria tinggi melepas sepatu asal-asalan. Sejenak mata sipitnya melirik datar pada sepasang alas kaki lain di beranda yang ia sangat tahu bukan kepunyaan anggota keluarga yang tinggal di dalam rumahnya. Dugaannya tersebut diperkuat oleh suara Dowoon yang kedengaran mengoceh diselingi tertawa riang seolah dia sedang mengobrol sangat asyik bersama seseorang.

Jaehyung menghentikan langkah kaki di pintu ruang tengah, memandang ke sofa yang sedang diduduki oleh Dowoon berhadapan dengan Younghyun yang menatapnya lurus dan nampak begitu fokus pada apapun yang sedang dikatakan pemuda itu. Tanpa sengaja Dowoon menolehkan kepala dan terkejut saat menemukan kakak iparnya telah berdiri di pintu, memperhatikan dia entah sejak kapan.

"Hyung? Kapan pulang?" pemuda bermata bulat bangkit dari sofa. Younghyun ikut menoleh, membenturkan tatap mata runcing pada manik sipit Jaehyung yang membalasnya dingin. 

Lelaki chubby sontak menelan air ludah, teringat jika ia belum minta maaf perihal kepergiannya (kaburnya) sesaat setelah Dowoon kena skandal pelecehan. Dia sadar ia tak cuma meninggalkan Dowoon ketika pemuda tersebut sedang dalam posisi sulit, namun juga secara tidak langsung mengabaikan tugas-tugas serta pekerjaannya di kantor yang pasti hal itu berimbas banyak pada Jaehyung.

"Mana Wonpil?" tanya pria tinggi tak mengindahkan tamunya sama sekali, seperti sengaja melakukannya untuk mengintimidasi Younghyun.

"Noona sedang menyiapkan air mandi untukmu," jawab Dowoon. "Kau mau makan dulu atau mandi dulu? Kalau mau makan, aku siapkan makanannya sekarang. Kebetulan Younghyunie Hyung baru saja membawa lauk yang sangat enak," celoteh pemuda beriris coklat riang.

Jaehyung tidak segera menjawab, hanya menatap bergantian pada Dowoon dan Younghyun yang telah mengalihkan pandangan sebab tidak berani lebih lama membalas sorot mata lelaki lebih tua yang kentara memperlihatkan rasa kesal.

Jaehyung terdiam, melihat dari betapa cerah air muka Dowoon dan pembawaannya yang kembali ceria berbeda dengan beberapa hari lalu--dia nampak seperti memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja--pria tirus tahu sudah terjadi sesuatu pada adik iparnya. Dan ia tak perlu susah-susah menebak apa penyebabnya, karena satu-satunya hal yang berbeda dari beberapa hari lalu ketika Dowoon masih murung adalah cuma kemunculan serta keberadaan seorang Kang Younghyun.

Dari semua orang di dunia ini, kenapa harus orang brengsek seperti dia yang kau sukai? Batin Jaehyung menyayangkan kenyataan sahabat, teman, serta rekan kerjanya--Younghyun--merupakan salah satu orang yang dapat mengubah suasana hati Dowoon menjadi lebih baik.

Terlebih, lelaki tinggi baru menyadari jika adik iparnya juga sedang memakai kaos lengan pendek dengan kerah bulat yang memperlihatkan leher. Padahal sebelumnya, lebih tepatnya sejak kasus pelecehan, Dowoon selalu mengenakan sweater atau baju yang menutupi leher. Dia nampak tidak nyaman dan malu jika ada yang melihat bekas kissmark di kulitnya. Namun sekarang pemuda tersebut bahkan seperti tak peduli akan keberadaan warna-warni lebam kecoklatan yang sudah mulai pudar di leher dengan kembali memakai baju kasual seperti biasa.

"Hyung?" Dowoon menegur karena sang kakak ipar tiba-tiba terdiam.

"Aku mau mandi dulu," desis Jaehyung.

"Ne," pemuda bermata bulat mengangguk. Raut wajahnya nampak khawatir. "Kau kelihatan capek sekali, Hyung. Mandilah air hangat yang lama. Kami tidak apa-apa kalau harus menunggumu selesai baru makan."

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang