Mendengar ucapan Kevin, Jaehyung segera meletakkan piring cake-nya dan bergegas pergi diikuti sang dokter muda ke meja tempat Dowoon duduk. Younghyun yang menyadari kepergian mereka, mencoba untuk memanggil namun sudah lebih dulu tidak digubris oleh kedua rekannya.
Ada apa sih? Pria chubby menangkap gelagat kurang baik melihat bagaimana Jaehyung dan Kevin melangkah terburu-buru seperti sedang mengejar sesuatu.
"Lepas," pinta Younghyun sambil menarik tangannya yang masih dirangkul erat oleh Hayoung.
"Where'd you go!?" gadis bermata bulat mendelik, meraih kembali lengan berotot untuk didekap di dadanya. "You stay here with me!"
"Fck off!" sentak Younghyun memaksa melepaskan diri dan langsung beranjak menuju arah Jaehyung pergi.
"Brian!" seruan Hayoung tak lagi diindahkan. Wanita itu hendak melangkah menyusul lelaki lebih tua namun gerakannya serta-merta dihentikan oleh Seulgi yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
"Abaikan saja dia." Gadis bermata sipit tersenyum simpatik. "Orang sok sibuk begitu tidak usah kau pedulikan."
"Pergi! Aku tidak mau bicara denganmu!" Sang super model mendelik galak.
Kalau ada wanita ini, aku tidak bisa bersama Brian! Kenapa dia selalu saja menggangguku!? Dasar lesbian! Dalam hati Hayoung mengumpat-umpat, tak berani menyuarakannya ke permukaan sebab posisi Seulgi sekarang adalah tamu dan sesuai peraturan, seluruh staff serta model Vctoria Secret tidak diperkenankan bersikap kasar pada tamu dengan alasan apapun di sepanjang acara fashion show.
"Aw Baby, you've such sharp claws. So cute~" di luar dugaan, bukannya tersinggung kena hardik, gadis bermata sipit malah memuji kagum. Dia bahkan tak malu melanjutkan mengoceh.
"Ngomong-ngomong, bajumu waktu di panggung tadi sangat bagus. Dimana aku bisa membelinya? Yang ukurannya sama dengan tubuhmu karena aku ingin lihat kau memakainya lagi. Sangat cocok! Ah, belahan dadamu juga sempurna sekali~ kau pijat dimana, Say? Kapan-kapan kita ke sana bareng, ya? Sambil spa dan luluran, pasti menyenangkan~" Seulgi tidak menyerah mencari topik supaya dapat berlama-lama mengobrol bersama si super model, tak peduli jika bahkan lawan bicaranya itu sudah memasang ekspresi jengkel seperti ingin menusuk kedua matanya dengan heels sepatu.
.
."Bagaimana bisa dia hilang!?" sentak Jaehyung gusar begitu telah sampai di meja tempat Kevin dan Dowoon duduk bersama sebelumnya. Iris tajamnya menyapu permukaan meja yang penuh makanan serta cemilan itu, termasuk gelas-gelas minuman yang isinya sudah berkurang.
"Kau sudah menelponnya? Mencarinya kemana saja?"
"Telponnya tidak diangkat," jawab Kevin putus asa. "Aku sudah memutari aula ini tiga kali dan mengecek toilet empat kali tapi dia tidak ada di sana."
"Dia tidak mungkin pergi jauh. How can you lose him, REALLY!?" Jaehyung mencoba menahan gejolak emosi dalam dirinya.
"Tadi aku sedang mengobrol di situ--" Kevin menunjuk pada sekelompok pengusaha muda yang nampak masih asyik bercengkerama dan jarak mereka berdiri hanya terpaut 8 meter dari meja.
"Sambil ngobrol, sesekali aku melihat Dowoon untuk memastikan dia baik-baik saja but he suddenly disappeared. Aku sangat yakin aku terus mengeceknya like...every minutes! Karena ku lihat dia seperti sedang mabuk--"
"Dia mabuk!?" potong Jaehyung cepat. Kedua matanya mendelik.
"I-I am not sure..." desis Kevin. Jantung dalam dadanya bertamburan menyadari kilat di iris temannya mengisyaratkan jenis emosi yang kurang bersahabat.
"D-dia tiba-tiba berhenti makan dan cuma diam bengong sambil memegangi kepala. Jadi ku pikir..." pria berwajah manis bicara bergetar. "Sorry, Jae..."
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"