Younghyun melangkahkan kaki keluar dari taksi dengan ransel menggantung di punggung. Kondisi jet lag membuat ia terpaksa tidak berkendara sendiri dan meninggalkan mobilnya di bandara. Jaehyung pun begitu, juga pulang dengan naik taksi bersama Wonpil.
Pria chubby menguap lebar, berjalan di halaman luas sebuah gedung tinggi apartemen mewah yang kaca jendela super lebarnya mengkilap memantulkan cahaya matahari kota Los Angeles. Ia mendongak sesaat, memandang bangunan tempat tinggal yang telah hampir 2 bulan lebih tidak disambangi. Younghyun mengulum senyum tipis.
"Home sweet home."
.
.
Sepasang kaki dalam balutan ripped jeans terayun keluar begitu pintu lift terbuka. Dengan mengucek mata Younghyun berjalan menuju unit kamar di ujung lorong yang sunyi. Dia merogoh saku celananya, lalu memeriksa kantong tas untuk menemukan kunci kamar yang seingatnya disimpan tak jauh-jauh dari dua tempat tersebut.Begitu ketemu, Younghyun menempelkan kunci hologram pada pemindai yang langsung sukses membuka otomatis gembok di bagian dalam kenop pintu. Ia melangkah masuk beranda, pandangan matanya mendadak terhenti pada pintu yang berhadapan dengan unit tempat tinggalnya dan pria itu terdiam.
Kamar yang terletak tepat di depannya sekarang sejatinya adalah tempat tinggal Jaehyung. Seperti yang pernah dijelaskan, jika mereka memang selalu disediakan rumah di gedung yang sama untuk memudahkan urusan pekerjaan.
Jae tidak pulang ke sini? Batin Younghyun heran.
Apa dia membawa istrinya ke rumah sempit dan mirip kandang tikus itu? Ckckck, tega sekali. Tidakkah dia kasihan pada Wonpil dan bayinya? Pria chubby menggelengkan kepala lantas menutup pintu dan melepas sepatu sebelum mulai melangkah di lantai koridor yang nampak bersih.
Seperti apartemen mereka di Korea, tempat tinggal Jaehyung dan Younghyun di LA ini pun memiliki asisten rumah tangga sendiri yang dikontrak untuk datang bersih-bersih dua hari sekali. Jadi meski ditinggal pergi ke luar negeri sangat lama, kondisi rumah akan tetap rapi dan bersih sebab sudah ada orang yang mengurusnya.
Mandi dulu atau makan dulu~ batin Younghyun sambil bersiul-siul. Ia meninggalkan tas sembarangan di lorong dekat pintu dapur guna mendekati kulkas dan membukanya.
Mata tajam lelaki itu langsung berbinar ketika melihat rak-rak lemari es telah terisi lengkap oleh deretan makanan, roti, serta cemilan. Tak ketinggalan, ada juga botol-botol minuman dan kaleng bir yang ditata rapi berjejer. Kepulangannya ke LA memang sudah diinfokan sejak beberapa hari lalu pada para ART jadi tak heran jika kemudian mereka sudah melakukan banyak persiapan untuk menyambut kedatangan si pemilik rumah.
Younghyun mengambil sebotol teh instan, meminumnya sembari berjalan menuju kamar tidur yang sesuai bayangan; telah rapi dengan cermin mengkilap dan bedcover wangi yang nampak masih baru.
Di sudut kamar tidur luas itu juga terlihat ada beberapa koper besar dan sebuah kotak persegi panjang berisi gitar yang masih memiliki label pengiriman via udara. Koper dan kotak tersebut memang masuk dalam daftar barang-barang yang dikirim lewat cargo bersama koper Jaehyung, bawaan para staff, serta seluruh perlengkapan syuting. Sebab tak mungkin mereka bisa mengangkutnya sendiri saat penerbangan, jadi untuk benda-benda yang kurang dibutuhkan telah dikirim lebih dulu menggunakan cargo lalu dilanjutkan delivery melalui kurir ke rumah masing-masing.
Mandi dulu ah, baru tidur~ Younghyun menghabiskan isi botol teh kemudian beranjak ke kamar mandi. Dia baru akan melepas kemeja dari badan saat sepasang mata jelinya tiba-tiba melihat sekilas ada sesuatu berwarna terang teronggok di dalam keranjang cucian kotor. Pria berbadan tegap beranjak untuk memeriksanya lebih dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"