Koridor luas salah satu rumah sakit di pusat kota Los Angeles sore itu sudah cukup lengang dibanding siang tadi. Segala aktivitas medis menurun seiring jadwal praktek poliklinik yang juga satu per satu telah sampai pada penghujung jamnya.
Di salah satu kursi yang tersedia di tepi lorong merapat dinding, Jaehyung nampak sedang duduk dengan kepalanya menunduk, sepasang mata kecil fokus pada ponsel yang menampilkan game online sementara kedua jempol lelaki itu lincah mengetuk layar untuk mengendalikan permainan. Di sebelahnya ada Wonpil yang diam bengong sambil sesekali melihat sekitar guna sekedar mengusir rasa bosan.
Sudah hampir setengah jam pasangan tersebut duduk bersisian tanpa banyak bicara. Bagi yang tidak mengenal mereka, besar kemungkinan akan menganggap keduanya bukan suami-istri melihat bagaimana Jaehyung begitu larut dalam dunianya sendiri dan asyik bermain game sedangkan Wonpil juga cuma diam sembari sesekali menggerak-gerakkan kaki atau celingukan ke sana-sini tanpa ada keinginan menegur maupun mengajak suaminya bercengkerama. Tapi memang begitulah mereka.
Bukan karena Wonpil takut menyela kesibukan Jaehyung bermain game atau mereka sedang marahan, melainkan menurut wanita itu menghabiskan waktu bersama pasangan tidak selalu harus dengan saling mengobrol. Cukup tahu jika suasana hati suaminya sedang baik-baik saja meskipun pria tersebut mendiamkannya, gadis mungil sudah merasa tenang. Lagipula tak ada salahnya Jaehyung mendapat spasinya sendiri dan haknya untuk larut dalam dunianya sendiri. Karena jika terlalu banyak dibaweli, takutnya malah akan membuat lelaki tersebut merasa ruang geraknya dibatasi dan itu pasti sangat menjengkelkan.
Walaupun saling diam tapi selama itu dilakukan untuk memberi ketenangan, privasi, dan ruang bagi diri sendiri, Wonpil menganggap hal tersebut juga merupakan salah satu cara mengungkapkan kasih sayang. Sebab cinta memang tak harus selalu diucapkan dengan kata-kata 'kan?
"Wanna drink?" pertanyaan barusan terasa mengagetkan merobek keheningan. Tubuh Wonpil sampai terjengat dengan kepala yang menoleh cepat.
"...ne?" gadis itu membalas tak mengerti.
"Haus? Mau minum?" ulang Jaehyung menggunakan bahasa yang lebih dipahami sang istri tanpa mengalihkan pandangan mata dari layar ponsel ataupun menghentikan gerakan jarinya dari menjalankan karakter game.
Wonpil menggeleng. "Tidak. Apa kau haus?" dia balas bertanya.
"Nope," pria tinggi menjawab singkat dan percakapan keduanya berakhir di situ. Setelah jeda cukup panjang, Wonpil kembali membuka mulut.
"Jae, kok lama ya?" suara wanita bermata bulat menyimpan getar khawatir. "Dowoonie baik-baik saja 'kan?"
Sekarang Jaehyung dan Wonpil memang sedang menunggu Dowoon selesai melakukan pemeriksaan kesehatan yang telah dijadwalkan rutin. Hari ini, juga merupakan terapi pertamanya yang membuat sang kakak perempuan kemudian terus mencemaskan pemuda itu dan berakhir dengan Jaehyung membawa istrinya ke rumah sakit untuk menjemput Dowoon, karena Wonpil sama sekali tak bisa tenang di rumah kepikiran adiknya dapat beradaptasi atau tidak dengan cara pengobatan negara asing.
Lelaki lebih tua sudah mengatakan jika dokter yang menangani Dowoon adalah orang Korea namun gadisnya tetap saja merasa khawatir. Maka kemudian dia mengajak Wonpil untuk melihat langsung kebenaran dari kata-katanya.
"He'll be okay," jawab Jaehyung masih belum mengalihkan mata dari game. "Check up dan terapi memang biasanya tidak sebentar."
Wonpil yang mendengar kalimat barusan hanya memandang diam wajah suaminya dari samping lalu perlahan menghela napas panjang. Dia tidak mengerti soal prosedur terapi karena memang tidak pernah melakukannya, tapi membiarkan Dowoon menjalani banyak pemeriksaan sendirian tanpa bisa menemani sungguh membuat gadis itu kepikiran. Ia sangat tahu adik lelakinya punya cukup banyak rasa takut, canggung, dan mudah merasa kesepian. Wonpil khawatir jika Dowoon nanti malah akan drop bukan karena kondisi kesehatan melainkan suasana hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"