Pieces 48

690 134 47
                                    

Persis seperti yang dikhawatirkan Kevin. Ekspresi wajah Wonpil langsung mematung ketika melihat adiknya muncul di rumah dalam kondisi leher penuh kissmark, pergelangan tangan memar, dan kedua lutut ditutup perban. Sementara yang dia tahu semalam Dowoon ikut menginap di rumah Mark karena Jaehyung mabuk dan tidak dapat mengemudi pulang.

Beruntung setelah diberi penjelasan yang lemah lembut dan hati-hati ditambah dengan penuturan polos dari Dowoon, Wonpil akhirnya bisa mengerti titik permasalahan yang terjadi dan bersyukur jika memang adik laki-lakinya tidak sampai mengalami peristiwa terburuk. Meski demikian, gadis mungil nampak masih tetap mengkhawatirkan kondisi Dowoon dan tak henti memandang pemuda tersebut dengan tatapan muram sembari menggumamkan 'Kau baik-baik saja?' beberapa kali.

Namun dengan cepat Dowoon akan langsung tersenyum menanggapi kecemasan kakaknya dan menjawab jika dia baik-baik saja. Ia bahkan juga kembali menuturkan pengalamannya saat dijahili di asrama ketika mabuk dan mengatakan kalau tak ada hal yang perlu dikhawatirkan dari kejadian ini sebab situasinya juga cukup mirip.

"Tapi, Noona--" tiba-tiba pemuda bermata bulat termenung.

"Tapi apa, Dowoon-ah?" sambar Wonpil kembali didera kecemasan saat melihat tatapan gamang menggantung di permukaan iris sang adik.

"Aku...dicium..." desis Dowoon seraya menyentuhkan ujung jari ke bibirnya yang memang sedikit lecet bekas dilumat, satu paket dengan kissmark di badannya.

Wonpil terdiam memandang bibir plump yang masih nampak bengkak tersebut.

"Ciuman pertamaku..." gumam Dowoon kemudian melengkungkan kedua ujung mulutnya ke bawah. "Aku...masih bisa menikah...meski ciuman pertamaku dengan orang asing 'kan, Noona...?" tanyanya bernada penuh harap pada Wonpil yang langsung merengkuh dia dalam pelukan.

"Tentu saja," hibur gadis mungil. "Kau masih akan bisa menikah meski ciuman pertamamu dengan orang asing--"

"T-tapi katanya..." sela Dowoon. "Kita akan menikah dengan orang yang pertama kali ciuman dengan kita. Tapi aku bahkan tidak tahu--"

"Sstt~" Wonpil  menyilangkan telunjuk di depan jari. "Itu cuma mitos. Tidak semuanya jadi kenyataan. Tenang saja."

"Apa Noona juga begitu?" tanya pemuda berambut hitam. "Apa ciuman pertama Noona bukan dengan Jaehyungie Hyung?"

"Itu--" mata bulat Wonpil mengerjab. Dia menatap sejenak Jaehyung yang duduk di dekat mereka dan pria tersebut juga membalas pandangan matanya.

"A-a-aku b-berciuman juga dengan orang asing kok," jawab gadis mungil dengan gugup. Wajahnya memerah mengingat momen pertama kali bibirnya dikecup oleh Jaehyung di apartemennya yang lama ketika mereka masih sama-sama menjadi 'orang asing'.

"Oho~" Bambam yang masih belum pulang, segera melirik pada Jaehyung yang terdiam. "She said her first kiss was a stranger, Dude~"

Lelaki tinggi beralih memandang saudara iparnya. "I was the stranger," ujar Jaehyung dengan nada datar.

"Berarti aku masih ada harapan untuk menikah..." desis Dowoon lantas menarik diri dari pelukan sang kakak.

"Ne, tentu saja kau akan menikah. Ciuman pertamamu bukanlah penentu segalanya," hibur Wonpil membuat pria yang lebih muda perlahan menyunggingkan senyum dan merentangkan kedua tangan untuk balik memberinya sebuah pelukan.

"Noonaaa~ memang Noona yang paling mengerti aku~" gumam Dowoon senang.

"Ne, Dowoonie~" balas kakaknya sambil tersenyum.

"So sweet~" gumam Bambam ikut menyunggingkan senyum melihat betapa dekat dan hangat hubungan persaudaraan yang dimiliki Wonpil dengan Dowoon. Dia sudah cukup dibuat kagum oleh hubungan Jaehyung dan Mark yang rukun namun juga ribut di waktu yang sama. Tapi setelah melihat duo Wonpil-Dowoon, Bambam menyadari jika cinta antar saudara nyatanya memang memiliki ikatan lebih kental dibanding hubungan kasih sayang biasa.

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang