"Kau tidak penasaran bagaimana aku bisa tahu kalau kau selalu sendirian di acara fashion show kemarin?"
Suasana dalam studio sekejab berubah sunyi. Ketegangan di atmosfernya terasa merangkak, seiring meningkatnya kewaspadaan dan kehati-hatian dua orang yang tadinya bercakap namun kini saling terdiam di ruangan.
Hui menghentikan kesibukan pekerjaannya. Dengan sudut mata sipit dia melirik pantulan diri Jaehyung yang duduk di sofa melalui layar komputer yang tengah ia hadap. Pria tersebut semakin sadar jika yang sedang dia hadapi sekarang bukanlah lawan yang dapat diremehkan, yang bisa ditanggapi sambil melakukan multi-tasking. Jika Hui terus lengah seperti ini, bisa jadi Jaehyung akan menangkap basah dia dengan lebih banyak pertanyaan jebakan lain.
"I am sorry." Suara Jaehyung mengoyak keheningan yang tercipta sesaat di dalam studio rekaman milik Namjoon.
"Aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman, but it's kinda interesting." Pria tinggi melanjutkan bicara. "You're always alone as soon as Namjoon left you in the party and you did your business in your own until---you know what I mean...?"
Jaehyung sengaja memotong kalimatnya di bagian yang berhubungan dengan Hui mulai mendekati Dowoon lalu berakhir menyeret pemuda itu menaiki tangga hingga berlantai-lantai tingginya seperti gembala yang menarik tali kekang binatang peliharaan dengan paksa. Di sisi lain, Hui sendiri tentu bukannya tidak mengerti tujuan dari ucapan yang agaknya sengaja dihentikan tersebut. Namun ia tetap berniat untuk mengulur waktu atau berkelit hingga setidaknya ada pengalih topik yang bisa membuat dia menghindari pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari Jaehyung.
Hui tidak bodoh. Dia sangat tahu tidak ada untungnya sama sekali jika berurusan dengan seorang Park Jaehyung yang dikenal punya kemampuan bersilat lidah dan selalu memenangkan perdebatan dengan sifat sarkastiknya yang tidak punya rasa takut. Hui tidak mau mengambil resiko 'senjata makan tuan' dengan meladeni asal-asalan bendera peringatan yang berkibar dari pihak laki-laki itu. Dia tak ingin berakhir konyol karena disudutkan begitu saja. Harga dirinya akan lebih terluka jika kalah dari Jaehyung dibanding tak mampu menuntaskan dendam pada Younghyun.
"Sir," Hui menyunggingkan senyum kecil walau setengah hati, sebab dia sadar jika Jaehyung pun sebenarnya sedang mengawasi setiap perubahan kecil dari ekspresi wajahnya melalui layar komputer.
"How can I know it if you didn't tell me? Or...are we playing telepathy right now? Then, I am sorry. I am bad at it."
"Kh--" pria tinggi menyeringai.
Sudah ku duga anak ini tidak bodoh, batin Jaehyung. Tatapan matanya menajam seiring dia melihat senyum dan pandangan iris Hui di layar komputer seperti sedang menunjukkan jika lelaki tersebut sama sekali tidak terjebak.
"Besides--" Hui kembali bicara. "Saya tidak tahu apa saya boleh mengatakan ini, tapi...saya merasa tersanjung diperhatikan oleh anda selaku seorang produser. Saya benar-benar tidak mengerti bagaimana anda bisa tahu saya selalu sendirian di pesta Victoria Scret kemarin. Namun meski sendirian, saya baik-baik saja. Thank you for worrying me, Sir."
Cerdas sekali~ Jaehyung menyandarkan punggung ke bantalan sofa yang empuk. He's on another level than pig Brian. Cara yang biasa tidak akan mempan memancingnya, aku harus lebih frontal.
"Tidak perlu berterima kasih. Well, we've known each other for long time and I just very surprised seeing you in such an event karena setauku kau tidak terlalu menyukai keramaian seperti itu. Aku cuma tidak sengaja melihatmu karena sedang memeriksa sesuatu di CCTV so it isn't a big deal."
Dia mencoba membuatku bertanya apa yang sedang dia periksa di CCTV, Hui langsung dapat menebak maksud Jaehyung mengucapkan kalimat barusan.
Yahh...kalau orang biasa pasti membalas 'apa yang sedang kau periksa di CCTV?'. Tapi aku yakin anak ini tidak akan memakan umpan mentah-mentah, pria tinggi menyunggingkan senyum miring. Dia mulai lebih menikmati berbalas diksi dengan Hui dalam tarik-ulur ucapan yang mengandung jebakan. Jaehyung penasaran siapa yang akan lebih dulu keceplosan karena lengah (dan lelah) nantinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/232797095-288-k571007.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"