"Did something good happen?" Celetukan Kevin membuat Dowoon yang sedang memakai jaket menoleh dengan ekspresi bengong.
Dokter berwajah manis menyunggingkan senyum. Ia memasukkan kedua tangan ke saku depan pinggang baju seragam medisnya.
"Hasil pemeriksaanmu meningkat dibanding minggu lalu. Ada banyak kemajuan dan kau juga kelihatan begitu semangat menjalani terapi lebih dari sebelumnya. Ada apa? Apa sesuatu yang menyenangkan sudah terjadi?" Kevin memiringkan kepala tanpa melepas senyum dari wajah ramah.
"A-ah, itu..." Pemuda bermata bulat mendadak gugup. Samar, ada rona merah muncul di kedua pipinya yang berkulit seputih susu dan hal tersebut disadari oleh sepasang pandangan jeli sang dokter yang langsung menggumamkan 'cutie~' lirih.
"Aku tidak bilang itu hal yang buruk," Kevin masih tersenyum seolah dia memang terlahir dengan bibir melengkung alami. "Apapun alasanmu, apapun yang membuatmu bersemangat, selama itu memberi dampak yang baik untuk kesehatanmu aku tidak akan mengusiknya. Dowoon-ah, pertahankan apapun yang membuatmu bahagia. Oke?"
Bertahap, senyuman lebar merekah di bibir Dowoon yang baru saja dipakaikan masker. Kedua matanya melengkung memunculkan garis-garis halus di sudut dan kepala bersurai hitam tersebut lantas menunduk malu.
"Terima kasih..." Gumam Dowoon dengan wajah memerah hingga ke telinga.
"Aw, stop being cute~ you're so cute, what the heck. I wanna bite you, ang~" Kevin menahan rasa gemas membuncah dalam hati. Sebenarnya dia ingin memeluk dan mengusel pemuda bertulang pipi bulat tersebut saat ini juga, namun Dowoon baru saja menjalani rangkaian terapi serta treatment pengobatan yang kemungkinan membuat seluruh saraf tubuhnya menjadi lebih peka karena sedang dalam proses pemulihan. Kevin takut jika nanti pelukan gemasnya malah jadi menyakiti laki-laki itu.
"Jae texted me---maksudku, Jae baru saja mengirimiku pesan," sang dokter selalu lupa jika salah satu pasiennya ini masih belum familiar dengan bahasa Inggris.
"Dia tidak bisa menjemputmu hari ini."
"Eh, wae?" Desis Dowoon heran. "Berarti Noona juga tidak ke sini?"
"Sadly, yes." Kevin tersenyum tipis.
"Jae bilang dia ada meeting or something. You know, manusia satu itu memang terkadang sok sibuk," sang dokter mengedikkan bahu. "Sebagai gantinya, dia bilang akan ada salah satu karyawan kantor yang menjemputmu."
"Oh," pemuda bermata bulat mendesis lalu menganggukkan kepala. "Ne."
"Neomu kyeowo~"
"...ne?" Dowoon terkejut dengan kalimat pujian yang tiba-tiba.
"Tidakkah semua orang mengatakannya padamu? You're so cute. Neomu kyeowo. Aku yakin tak akan ada orang yang tidak menyukaimu," tutur Kevin sambil mengulum senyum, menikmati semburat merah merona yang kemudian menyebar sekali lagi, mematangkan kulit putih Dowoon hingga kedua telinganya.
"A-ah...itu..." Pemuda bersuara berat tergagap dengan kalimat memelan. "Terima kasih...?" Dia menunduk gugup. Malu. Tidak tahu harus merespon bagaimana dan sikapnya ini hanya membuat Kevin semakin larut dalam hujan serotonin kegemasan.
"Kyeowo~~~"
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"