Intermezzo

2.4K 124 29
                                    

Pip!

Terdengar suara kunci pintu beranda apartemen dibuka dari luar disusul bunyi klap! tanda benda tersebut tertutup kembali.

Tap, tap, tap!

Langkah kaki sedikit terburu menggema dari kejauhan koridor, semakin mendekat dan berhenti di dekat ruang tengah tempat Jaehyung duduk menyandarkan punggung ke sofa sambil kedua tangan memegang ponsel dalam posisi horisontal dengan sepasang kaki panjang sedang dibuat main petak umpet oleh dua orang balita kembar.

"Aduh, maaf! Mama lama ya?" celetuk Wonpil sambil melepas mantel dan tas dengan tergesa, lalu meletakkannya begitu saja di sofa samping pria tinggi yang hanya memberi lirikan diam.

"Mamamama!" kedua bayi kembar segera berceloteh riang melihat sosok sang ibu yang selama beberapa jam sebelumnya meninggalkan rumah sebab ada urusan di luar.

"Sebentar ya, Mama cuci tangan dulu. Sebentar! Sama Papa dulu sebentar," pesan Wonpil kemudian berbalik menuju dapur untuk membersihkan tangan serta mengikat rambut panjang yang tergerai gerah.

"Lancar arisannya?" tanya Jaehyung begitu sang istri telah kembali ke ruang tengah dan mendudukkan diri di lantai. Wanita tersebut langsung diserbu oleh balita kembar mereka yang kemudian berebut tempat di depan sepasang payudara ibunya.

"Lancar, hanya saja--eh, hentikan~" kalimat Wonpil terhenti karena ia harus menegur dua balita supaya tidak saling mendorong dan memukul di pangkuannya.

"Semuanya dapat. Wooyi dan Wooya nanti dapat susu semua. Punya Mama ada dua. Tenang saja. Jadi jangan berkelahi," ujar gadis mungil kewalahan melepas kancing kemeja sembari menghalangi tangan anak-anaknya yang brutal menyerang saudara sendiri. Di sofa, Jaehyung cuma kembali melirik sambil bergeming bagai sebongkah batu.

"Padahal acara inti arisannya sebentar, tapi ibu-ibu itu mengobrol lamaaaaa sekali. Aku mau ijin pulang duluan juga tidak enak," keluh Wonpil, telah mengeluarkan dua buah dadanya sekaligus dari tangkupan bra yang mana langsung diserbu oleh masing-masing mulut Wooyi dan Wooya. Dua balita kembar tersebut nampak sangat bersemangat menyedot air susu ibunya yang terasa deras mengucur.

"Pelan-pelan, nanti kalian tersedak," gumam Wonpil seraya mengusap lembut kepala anak-anaknya yang berambut tipis seperti sang ayah.

"Ada banyak sekali makanan tadi dan tanpa sadar Mama makan kebanyakan. Jadinya ASI Mama sangat penuh sampai ada yang bocor." Gadis mungil menyentuh kain kemeja yang dia kenakan yang nampak sangat jelas memiliki bekas basah di kedua bagian dadanya. "Ah, harusnya aku tidak makan sebanyak itu..."

"...aku bisa."

Wonpil menoleh mendengar suara Jaehyung barusan. "Kau bilang apa, Jae?"

"Aku bisa membantumu," jawab pria tinggi. Tatap matanya datar mengarah pada iris bulat sang istri dan anak kembar yang masih menyusu.

"Aku bisa minum lebih banyak daripada mereka." Dengan ujung dagu, Jaehyung menunjuk pada Wooyi dan Wooya membuat Wonpil menghela napas panjang.
.
.
.





PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang