Jaehyung memandang tangannya yang ditempelkan pada permukaan perut besar. Sejenak bibir pria itu masih bergeming namun sesaat kemudian ia bercelah hendak bersuara. Tapi belum sempat lelaki tinggi mengucapkan sepatah kata, bunyi melengking sebuah klakson kendaraan lebih dulu menyeruak memekakkan telinga dan mematahkan kesunyian.
TIINN TIIIINN!
Jaehyung menoleh terkejut, pun dengan Wendy yang terlonjak di tempat dan reflek balik merangkul erat lengan pria bermata sipit.
"I'm sorry I must intrude you. But, can I have my way? Please~" seorang gadis nampak menyembulkan kepalanya dan bicara dengan nada suara serta ekspresi wajah jengkel dari jendela sebuah mobil yang menyalakan lampu depan menerangi tempat Jaehyung dan Wendy berdiri yang memang berada di tengah menghalangi jalan.
Pria jangkung bergerak menggeser badan diikuti Wendy, menjauhi spasi jalan yang kemudian digunakan lewat mobil gadis yang barusan membunyikan klakson.
"Duh...orang-orang jaman sekarang. Sukanya membuat drama di tengah jalan. Mereka pikir tempat ini punya moyangnya!?" omel wanita yang mengemudikan mobil melewati Jaehyung dan Wendy yang masih berdiri bersisian. Melalui kaca spion, mata sipitnya memperhatikan laki-laki dan perempuan itu yang mirip seperti pasangan.
"Apa mereka sedang bertengkar? Di parkiran? Klasik sekali. Mana istrinya sedang hamil besar begitu. Nekat juga suaminya," gumam gadis yang mengemudikan mobil seraya menyeringai, membawa kendaraannya keluar dari area parkir basement gedung.
"Fck off," perintah Jaehyung membuat Wendy tersadar jika sedang merangkul lengan pria tersebut. Gadis itu melonggarkan dekapannya yang langsung dimanfaatkan Jaehyung untuk menarik tangan. Lelaki tirus juga mengambil beberapa langkah menjauh guna menjaga jarak.
"Jae," gadis bermata lebar memanggil dengan nada rendah.
"Aku tidak tahu kau pernah melihatku dimana dan aku juga tidak ingat pernah bertemu denganmu. Jadi kalau ada bayi di antara kita, aku pastikan itu bukan anakku." Jaehyung bicara dengan lancar, tenang, dan datar. Serupa ekspresi wajahnya. Berbanding terbalik dengan Wendy yang langsung terkejut menerima penuturan dingin tersebut.
"Apa maksudmu ini bukan anakmu...!?" wanita berbibir tipis seolah tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. "Kau...hanya aku satu-satunya yang menemanimu di Las Vegas, kau ingat? Kita selalu menghabiskan malam bersama, Jae!"
Jaehyung mengesah. "Berapa bulan?"
"...apanya?" desis Wendy.
"Umurnya." Mata sipit Jaehyung memberi isyarat pada kandungan gadis berambut sedada.
Wendy terdiam, lalu dengan gerakan lembut ia mengusap perutnya. "8 bulan," bibir tipis wanita tersebut perlahan tersenyum.
"Aku sengaja tidak tanya Dokter jenis kelaminnya, tapi sepertinya laki-laki. Hanya firasat saja." Sambil bicara begitu, iris gadis bermata lebar nampak berbinar.
"Aku yakin dia akan setampan Papanya kalau sudah lahir nanti. Kau juga bisa mengajari dia banyak hal karena anak laki-laki adalah pewaris ayahnya. Benar 'kan, Jae?" Wendy kembali mengulurkan tangan untuk meraih lengan pria yang berdiam beku bagai patung.
Lebih hebatnya lagi, tak ada perubahan sama sekali di ekspresi serta cara menatap mata Jaehyung. Lelaki itu tetap tenang dan tak bergelombang, bagai sebuah danau es di tengah-tengah tebing pegunungan yang menjulang kokoh.
"Kau bilang kita bertemu di Las Vegas? Dan hanya kau yang menemaniku?" tanya Jaehyung.
"Yes," jawab Wendy, senyumnya merekah semakin sumringah. "Kau akhirnya ingat? You said my toe ring was cute, that's why you chose me!" ujarnya bersemangat.
![](https://img.wattpad.com/cover/232797095-288-k571007.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"