Pieces 67

405 85 25
                                    

Di antara halus geraman suara mesin cuci, telinga Dowoon menangkap ada bunyi bel menggema lagi di dalam apartemen. Bergegas pemuda itu beranjak meninggalkan kamar mandi, berjalan melewati layar kecil di dinding yang menunjukkan rekaman kamera CCTV atas tamu yang berdiri di depan unit rumahnya, dan langsung membuka pintu depan begitu saja.

Dowoon terpatung saat melihat jika yang menekan tombol bel apartemen adalah seseorang dengan wajah asing baginya. Seorang perempuan bergaris muka Asia. Cantik. Dan yang terpenting, perutnya nampak besar seperti sedang hamil.

"Excuse me," ucap Wendy mengawali percakapan. "Would you mind if I ask you about something?"

Dowoon terjengat atas penuturan berbahasa Inggris itu dan buru-buru merogoh saku celana untuk mengambil ponsel. Dengan gugup pemuda tersebut mengetik di aplikasi penerjemah otomatis lalu memperlihatkan hasilnya pada gadis yang membaca dalam hati kalimat bahasa Inggris yang diartikan dari deretan huruf hangul.

Saya minta maaf, saya tidak bisa bahasa Inggris. Jadi tolong tulis di sini apa yang anda katakan.

"Saya bisa bahasa Korea," ujar Wendy mengganti bahasanya yang mana langsung membuat Dowoon menghembuskan napas lega.

"Syukurlah~" desis pemuda bermata bulat. "Saya benar-benar minta maaf, saya belum lancar bahasa Inggris. Anu...anda tadi bilang apa?"

"Ah, saya sedang mencari orang," jawab wanita berambut coklat. "Apa...penghuni unit ini dan unit di depan itu saling kenal?"

Dowoon memandang pintu apartemen Younghyun yang ditunjuk oleh Wendy.

"Ne, mereka saling kenal," jawab pemuda tersebut dengan polos.

"Apa mereka berteman? Pekerjaannya produser film?" Wendy langsung memberondong.

Sepasang mata bulat Dowoon mengerjab. Dia tahu Jaehyung dan Younghyun bekerja di tempat yang berhubungan dengan syuting film, tapi lupa apa posisi keduanya.

"...sepertinya."

"Namanya Park Jaehyung!?" gadis yang berbadan dua menegaskan.

Perlahan Dowoon menganggukkan kepala. "Ne...Park Jaehyung..." mata lelaki itu segera mengevaluasi wanita yang berdiri di depannya. Agak lama Dowoon menatap kandungan di balik kain pakaian Wendy dan sekejab ia teringat pada Wonpil yang juga dalam kondisi sama.

Kenapa ada wanita hamil mencari Jae Hyungnim? Siapa dia? Apa hubungannya dengan Hyungnim? Berbagai pertanyaan muncul berkecamuk dalam hati Dowoon seiring bayangan kakak perempuannya juga semakin jelas tercetak di dalam benak.

Apa dia...selingkuhan Jae Hyungnim? Iris coklat Dowoon sontak menajam oleh kilat kemarahan yang terpercik memanaskan seisi dada.

"Apa dia ada?" pertanyaan Wendy membuat pemuda yang berdiri di pintu tersentak.

"Huh?" Dowoon membulatkan mata. "Hyung...sedang pergi," desisnya mencoba menguasai diri dari gelagak emosi. Semarah apapun ia sekarang, lelaki tersebut sadar kalau tamu di hadapannya bukanlah orang yang harus menjadi pelampiasan.

"Oh, bukan Hyung-mu," ujar Wendy, salah menyangka jika 'Hyung' yang dimaksud Dowoon adalah orang (Younghyun) yang tadi keluar dari pintu rumahnya.

"Tapi orang yang tinggal di unit sana. Teman Hyung-mu." Wanita tersebut menunjuk apartemen Younghyun yang berhadapan dengan tempat tinggal Jaehyung.

Sekejab sekujur tubuh Dowoon mematung.

"...ne?" dia mendesis di tengah hantaman rasa kaget yang luar biasa.

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang