Younghyun menatap lekat layar ponselnya dengan hampir tak berkedip. Dia masih memelototi laman obrolan dengan nomor kontak Jaehyung yang jelas-jelas sudah tak lagi online sejak lima menit lalu. Pria yang lebih tua sudah membuka pesannya yang mengatakan ingin menjemput Dowoon di rumah sakit namun tidak ada balasan apapun dari Jaehyung, malahan dia langsung offline begitu saja membuat Younghyun menarik kesimpulan sendiri.
He didn't reply. So, it okay for me to pick him (Dowoon) up...rite?
Lelaki chubby menghela napas panjang. Dia memadamkan layar ponsel dan menyandarkan punggung pada bantalan kursi mobil. Ada kekhawatiran serta getar tidak tenang di permukaan sepasang mata runcingnya.
Sejak keluar dari apartemen kumuh yang selalu menjadi tempat persembunyian dan pelariannya, Younghyun belum berani bertemu tatap muka dengan Jaehyung. Alasannya tentu saja, karena ia sadar sudah melakukan kesalahan dan pasti telah mengecewakan sahabatnya itu.
Should I say sorry to him (Jaehyung)? Younghyun manyun.
Jaehyung merupakan orang yang paling tahu sebesar dan seangkuh apa rasa cinta Younghyun pada Dowoon yang kerap dikoar-koarkan pria chubby. Dia juga yang paling paham bagaimana tabiat asli lelaki yang telah belasan tahun menjadi temannya tersebut di balik pencitraan sempurna yang selama ini berhasil mengelabui banyak orang.
Nyali Younghyun tidak sebesar omongannya.
Jauh di dalam dirinya, orang yang selalu nampak ceria dan percaya diri itu sebenarnya cuma pengecut yang mudah kecil hati. Di balik teriakan keras penuh semangat, ada sosok Younghyun yang kerap meragukan diri sendiri. Dia mudah bergaul dan punya banyak teman, namun terus memendam curiga apakah pertemanan yang dijalaninya tulus atau sekedar bertukar manfaat. Sisi suram Kang Younghyun yang begitu, Jaehyung sudah hapal sepenuhnya.
Oleh karenanya ketika pria chubby mendadak hilang setelah Dowoon kena kasus pelecehan, Jaehyung dapat dengan cepat menyimpulkan jika Younghyun pasti sedang mojok sendirian di suatu tempat, meratap dan menyalahkan dirinya sendiri.
Insecure.
Terlalu besar rasa khawatir akan kekurangan dirinya, sampai membuat Younghyun lupa ada hal lebih penting yang seharusnya dia prioritaskan.
Perasaan Dowoon.
Suasana hatinya.
Apakah dia mampu atau tidak menghadapi situasi sulit ini.
Younghyun tenggelam dalam keterpurukan, menganggap diri telah gagal melindungi Dowoon hingga ia lupa jika ke depannya dia harus bisa, lebih berguna bagi pemuda itu. Lelaki tersebut sangat bersyukur ada Jaehyung yang cepat tanggap akan kelabilannya dan langsung menyadarkan dia sebelum kebodohannya berlarut-larut.
Namun karena hal itu juga, sekarang Younghyun merasa malu mau bertemu Jaehyung. Sahabatnya tersebut pasti akan mengolok-olok dia yang masih saja mudah pesimis dan lemah hati jika berhadapan dengan masalah-masalah yang menimpa Dowoon. Bukannya memberi dukungan, tapi malah menjadi tambahan beban.
Apa aku bisa berguna untuk Dowoon?
Sorot iris Younghyun meredup.
Apa yang harus aku katakan padanya? Apa dia masih akan menerimaku? Bagaimana kalau ternyata dia kecewa saat tahu aku meninggalkannya di kala kesulitan? Apa Dowoon akan memaafkanku? Kim Dowoon...
Masih nyata rasa ngilu yang menyesakkan dada setiap kali Younghyun menyebut ataupun mengingat satu nama tersebut, karena yang tersimpan jelas dalam memorinya adalah bayangan terakhir kali dia melihat pemuda itu di tangga darurat dalam keadaan tidak sadarkan diri dan nyaris setengah telanjang. Kissmark juga merata hampir di seluruh dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"