Sejak pindah ke Los Angeles dan menjadi pendatang yang bahkan bahasa Inggris saja masih belum lancar, bisa dibilang Wonpil jadi semakin bergantung pada Jaehyung. Tak cuma terkait komunikasi, bahkan untuk urusan belanja, memesan makanan, dan bertanya dimana tempat membuang sampah pada satpam apartemen, gadis tersebut harus menyeret suaminya yang untung tidak pernah keberatan menjadi penerjemah dadakan sebab Jaehyung juga sadar itu adalah salah satu resiko membawa Wonpil pindah ke Amerika.
Hal lain yang menjadi perhatian Wonpil di samping kesulitan berkomunikasi adalah keberadaan orang tidak dikenal yang bisa muncul kapan saja. Bahkan di Korea dia diajari untuk berhati-hati dengan orang asing, jadi di negara yang bukan habitatnya begini gadis tersebut sadar ia harus bisa lebih waspada lagi.
Jaehyung pun selalu menekankan terkait 'harus berhati-hati pada orang lain' dan untuk 'tidak pernah mempercayai siapapun' pada Wonpil. Pengetahuan umum seperti perbedaan ras, kaum minoritas, dan diskriminasi juga menjadi yang paling digaris bawahi pria tersebut mengingat istrinya tipe orang yang mudah bengong serta terlalu berpikiran positif hingga kadang terlambat peka pada situasi. Jaehyung tidak mau gadis itu mengulang pengalaman bertemu dan berurusan dengan orang asing di negeri perantauan seperti momen pertemuan pertama mereka dulu.
Termasuk tidak membukakan pintu pada tamu yang datang juga menjadi salah satu hal yang selalu ditegaskan oleh Jaehyung. Meski tamu itu terlihat seperti kurir, tukang pos, tukang susu, tukang koran, polisi, tukang ledeng, atau cleaning service yang bukan ART mereka, membuka pintu pada orang selain Jaehyung dan Dowoon adalah terlarang hukumnya bagi Wonpil. Bahkan Younghyun termasuk di dalam daftar yang tidak boleh diberi pintu walau Jaehyung tidak pernah mengatakan apa alasannya.
Maka ketika Wonpil melihat ada seorang perempuan sedang berdiri menekan bel beberapa kali di depan pintu rumahnya melalui layar monitor CCTV, gadis tersebut jadi bimbang. Dia teringat akan pesan suaminya untuk tidak membukakan pintu pada siapapun yang tidak diundang, namun sosok wanita ramping yang masih menunggu di depan apartemen itu bukanlah orang yang asing bagi Wonpil. Maka dengan memberanikan diri, gadis mungil kemudian memutar kenop pintu rumahnya.
"WONPIL-AH, LAMA SEKALIII~~~" Suara Bambam langsung melengking sambil kedua kaki jenjangnya menghentak-hentak kesal di lantai. "AKU PIKIR RUMAHNYA KOSONG TAUUU~~~"
"Maaf, Bam-ah," cicit Wonpil. "Jae berpesan padaku untuk tidak membuka pintu pada tamu--"
"Ah, dia pasti lupa memberitahumu kalau aku akan ke sini. Padahal aku sudah menelponnya sebelum datang ke sini. Dasar orang itu! Sepertinya dia mulai pikun karena semakin tua!" Bambam bersungut-sungut seraya melangkahkan kaki masuk ke beranda apartemen setelah dipersilahkan Wonpil. Wanita tersebut melepas sepatu dan langsung menuju ruang tengah untuk meletakkan mantel serta tasnya di sofa.
"Kau sudah menelpon Jae?" gadis mungil bertanya heran.
"Tentu saja!" angguk Bambam. "Dia 'kan paling tidak suka kalau ada yang datang ke rumahnya tanpa memberi tau lebih dulu. Aku tanya padanya apa kau ikut acara VS, kalau tidak aku mau ke sini menemanimu. Dia bilang oke, jadi aku ke sini. EEEHHHH...tapi dia malah lupa memberitahumu!? Dasar manusia satu itu!"
"Kau juga diundang ke kondangannya Jae? Kenapa tidak datang ke sana?"
"Kondangan?" wanita ramping ganti mengerutkan kening. "Aku sedang malas bertemu banyak orang. Minggu lalu aku sudah ikut Mark ke pesta partner kerjanya dan di sana yang ada aku TER-SIK-SA. Isinya, beuuhh...tante-tante julit semua! Bibi-bibi glamour! Emak-emak rempong! Sepanjang pesta yang mereka bahas cuma merk tas A-B-C-D. Bicara sambil mengibaskan tangan yang pakai gelang rantai sapi dan jam bling-bling. Cara ketawanya pun dibuat sok elit 'hihihi-hohoho'. Diiihh...Princess ini sudah capek berurusan sama kaum sosialita yang norak!" Bambam mengomel panjang-lebar sambil melenggang menuju dapur tanpa menunggu dipersilahkan si pemilik rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
Fiksi PenggemarJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"