Jaehyung tiba di apartemen dengan menemukan lampu-lampu di dalam rumahnya telah padam. Wajar, waktu sudah hampir menunjukkan tengah malam dan dia baru pulang dari kantor.
Dengan helaan panjang napas letih, pria tinggi melangkahkan kaki menuju kamar tidur. Dia membuka pintu dengan nyaris tanpa suara, memasuki ruangan yang juga gelap, dan melewatkan saklar lampu begitu saja untuk berjalan ke kamar mandi dalam kegelapan. Jaehyung sengaja, karena tahu Wonpil pasti sudah tidur. Ia tak ingin membangunkan istrinya dengan menyalakan lampu.
Begitu masuk ke dalam kamar mandi, lelaki jangkung segera melepas seluruh baju yang dia kenakan dan melemparnya sembarangan ke keranjang pakaian kotor di sudut ruangan. Jaehyung menyalakan shower dengan tak lupa mengatur suhu airnya menjadi lebih hangat. Erangan pelan lolos dari celah bibir plump pria tersebut, sebagai wujud ia menikmati sensasi otot badan yang tadinya tegang dan capek kini menjadi lebih rileks setelah terkena siraman air hangat.
Meski menyegarkan, Jaehyung tidak mau berlama-lama membersihkan badan di kamar mandi. Usai mengeringkan tubuh, dia meraih setelan kaos dan celana pendek yang berada di gantungan. Sejenak diciumnya bagian ketiak kaos yang hendak dipakai mengingat baju tersebut bolak-balik ia kenakan selama tiga hari berturut-turut. Meski tahu bajunya sudah mulai bau kecut, dengan cuek lelaki bermata sipit tetap mengenakan kaos itu dan berjalan keluar kamar mandi sambil mengusek rambut basah dengan handuk.
Jaehyung terpatung sejenak saat menemukan kamar tidurnya ternyata telah terang-benderang. Dia menoleh ke tempat tidur, tidak ada sosok Wonpil di sana. Kemungkinan istrinya terbangun dan menyalakan lampu, lalu pergi keluar untuk melakukan entah apa.
Lelaki tinggi meletakkan handuk basah di sandaran kursi depan meja rias dan mencolokkan kabel hair dryer. Ketika dia sudah mulai mengeringkan rambut, pintu kamar dibuka dari luar disusul sosok Wonpil yang berjalan masuk. Secangkir teh hangat ada di tangannya. Gadis tersebut tersenyum membalas tatap mata sang suami.
"Aku buatkan teh chamomile untukmu. Kau pasti capek 'kan? Minum teh ini bisa membantumu tidur nyenyak," ujar Wonpil meletakkan cangkir teh di meja nakas dekat tempat Jaehyung biasa berbaring di ranjang. Setelahnya ia beranjak mendekati lelaki lebih tua, mengambil pengering rambut dari tangan pria itu dan membuatnya duduk di kursi depan meja rias sementara gantian Wonpil yang mengeringkan rambut suaminya.
"Bagaimana harimu tadi?" tanya Wonpil dengan tangan sibuk mengarahkan hair dryer ke kepala Jaehyung sambil menyisir surai kecoklatan menggunakan jemari lentik.
"Fcked up," jawab Jaehyung pendek mengandung keluhan. Dia membuang napas keras sebelum melanjutkan bicara. "Jamie telat membuat reservasi gedung untuk premier film. Kalau sampai lusa dia tidak dapat tempat baru, tanggal launching terpaksa diundur dan jadwal harus dirubah total dari awal."
Wonpil tersenyum, mendengarkan keluh-kesah suaminya dalam diam.
"Semuanya gara-gara Babi (Younghyun) tidak masuk kantor berhari-hari, aku harus membuat Jamie melakukan reservasi padahal biasanya ini pekerjaan dia (Younghyun). Ah, that pig really...akan ku gantung dia kalau sampai tanggal premier-ku mundur."
"Brian memang bisa diandalkan. Jamie juga sudah berusaha keras. Aku yakin mereka tidak akan mengecewakan, Jae," hibur Wonpil.
"Harus." Kata-kata Jaehyung dipenuhi penekanan. "Kalau sampai mereka tidak bisa menemukan tempat cadangan sampai besok pagi, jangan harap mereka bisa meninggalkan kantor."
"Apa Brian belum pulang?" gadis mungil terkejut.
"Belum."
"Jadi dia masih di kantor sekarang?"
"Heum."
"Astaga..." Wonpil mendesis prihatin.
"Itu sudah jadi tanggung jawabnya. Salah sendiri dia menghilang dan menelantarkan banyak pekerjaan. Biar saja dia membusuk di kantor. The pig deserves that." Jaehyung bersungut-sungut. Dia bangkit berdiri dari kursi sebab rambutnya sudah selesai dikeringkan dan pindah duduk di ranjang. Lelaki tinggi meraih cangkir berisi teh chamomile hangat di nakas sementara istrinya membereskan hair dryer dan membawa handuk basah di sandaran kursi menuju kamar mandi untuk dijemur.

KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"