Jalan yang panjang.
Berputar-putar.
Hutan yang luas.
Meski terus berlari, tetap tak bisa menemukan jalan keluar.
Kenapa aku di sini lagi?
Sepasang kaki terseok lemah, lututnya jatuh ke tanah dengan hembusan napas berat yang terengah-engah. Dia menelan ludah sebentar, menengadahkan kepala pada langit di atas sana yang bersinar cerah. Padahal langit terang dan terlihat jelas, namun sedari tadi ia berjalan serta lari berkeliling tak jua dapat menemukan jalan untuk bebas dari kepungan pepohonan tinggi yang tumbuh cukup rapat.
Kenapa aku bisa tersesat di sini lagi? Di hutan?
Sepasang mata beriris coklat masih menatap bentangan biru langit yang memiliki siraman sejuk sinar matahari. Dia mengulurkan tangannya ke atas, merenggangkan jari-jemari karena ingin menghalangi silau cahaya yang sedikit mengganggu pandangan.
Tatapan mata pemuda berambut hitam tersebut kemudian terhenti pada sebuah cincin yang terpasang di jari manisnya. Cincin putih polos dengan sebutir permata warna biru. Logam mulia yang konon telah mendapat pembacaan ayat-ayat suci Tuhan melalui pembaptisan.
Aku ingin keluar dari sini...
Sejenak hening masih menyebar, hingga kemudian terdengar samar suara dedaunan saling bergesek digerakkan oleh angin sepoi yang berhembus pelan.
Kelima jari yang masih terulur di udara perlahan terasa semakin hangat bagai ada yang meraihnya dengan sebuah genggaman erat dan sepasang mata itu membelalak kaget saat mendadak ia merasa seperti ditarik oleh sesuatu dengan sangat kuat.
.
.
Dowoon tersentak membuka mata. Dia begitu terkejut entah karena apa, hingga tubuhnya ikut terlonjak di atas ranjang mengagetkan perawat yang kebetulan sedang berada di dekat pemuda tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/232797095-288-k571007.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECES
FanfictionJaePil (GS) BriWoon Day6 Book 1 : The Stranger Book 2 : Closer Book 3 : Pieces "You are a puzzle I don't understand. Each piece represents different picture than my expectation. I don't think I can keep it up. May I give up?"