Pieces 46

731 142 29
                                    

"You rAiSE meEEEe uUuuPP...!" dengan nada tinggi gila-gilaan yang dilantunkan sepenuh hati, Bambam menyanyi sambil memegang remote TV sebagai pengganti mikrofon mengikuti musik tanpa vokal yang mengalun dari speaker di sisi kanan dan kiri televisi LED yang saat ini sedang di-setting menjadi layar video karaoke.

"YouUU RAISEeEeEE MEEee UuuUUUUUPP...!" wanita bertubuh ramping makin menjadi-jadi memperdengarkan nyanyian tak peduli suaranya sudah beberapa kali out of tune hingga menyerupai bunyi kodok tercekik. Wonpil yang duduk memperhatikan kesungguhan serta antusias saudara iparnya itu hanya mampu tergelak sambil bertepuk tangan memberi dukungan.

Di sela keasyikannya mendengar karaoke Bambam, sepasang mata bulat Wonpil beruntung sempat melihat ponselnya yang tergeletak di meja tiba-tiba bergetar dan berkedip-kedip menyala. Gadis mungil serta-merta meraih benda tersebut dan langsung mengulum senyum lebar tatkala menemukan nama Jaehyung tertera di layar.

"Bam-ah!" Wonpil memanggil wanita yang lebih muda dengan suara keras supaya dapat menyaingi volume musik yang dipasang nyaris menyerupai speaker aktif di tempat kondangan.

"WHAT?" Bambam pun menyahut tak kalah melengking.

"Jae menelpon!" Wonpil memperlihatkan layar ponselnya yang dibalas anggukan oleh wanita bertubuh ramping.

"OKE!"

Gadis mungil bergegas bangkit dari sofa lantas berjalan keluar ruang tengah menuju kamar tidur yang lebih tenang, di waktu yang sama Bambam kembali menyanyi namun dengan lagu yang berbeda kali ini.

"Halo, Jae," sapa Wonpil mendahului.

"Kau sudah tidur?" suara tenang Jaehyung menjawab.

"Belum. Aku sedang menemani Bambam karaoke, jadi harus pindah tempat dulu supaya tidak berisik," cicit gadis bermata bulat merasa bersalah sudah membuat suaminya menunggu telponnya diangkat.

"Ah, dia benar-benar datang ya," terdengar pria yang lebih tua mendesis. "Aku lupa memberitahumu kalau Bambam bilang mau ke apartemen malam ini sebab dia dengar aku akan pergi ke fashion show dan kau jadi sendirian. My bad, sorry."

Wonpil menggelengkan kepala, tidak sadar jika suaminya tak mungkin melihat gesture tersebut. "Tidak apa-apa, Jae."

"Dia tidak merepotkanmu 'kan?"

"Sama sekali tidak." Wonpil terkekeh. "Bambam justru banyak mengajakku bermain dan bercerita. Mengingatkanku waktu tinggal di asrama dulu, aku dan teman-temanku juga sering bercerita sampai larut malam sambil mengemil. Rasanya itu baru terjadi kemarin tapi begitu aku sadar ternyata sudah lama sekali. Hehehe, jadi kangen." Gadis mungil bertutur dengan riang.

Di seberang telpon, bibir Jaehyung membentuk seulas senyum simpul. Entah kenapa dia rasanya ikut bahagia setiap kali mendengar sang istri bicara dengan nada ceria. Pria tersebut bahkan dapat membayangkan secantik dan secerah apa binar mata Wonpil saat sedang bercerita seperti sekarang.

"Baby," panggil Jaehyung dengan sebutan sayang yang dia-lupa-sejak-kapan sudah ia lekatkan pada sosok istrinya.

"Ne?" Wonpil menjawab cepat.

"Aku menelpon untuk mengabarimu kalau malam ini aku tidak bisa langsung pulang," ujar pria tinggi. "Aku minum alkohol selama di pesta jadi tidak bisa menyetir lama-lama. Aku akan menginap di tempat Boy--maksudku Mark, dan baru pulang besok pagi. Tidak apa-apa 'kan?"

"Kau baik-baik saja?" gadis mungil balik bertanya dengan nada khawatir. "Kalau tidak yakin bisa menyetir lebih baik mencari supir pengganti, Jae. Jangan memaksakan diri."

"Aku tidak apa-apa." Jaehyung tersenyum. Dalam hati menyukai perhatian Wonpil yang tercurah padanya. "Apartemen Mark ada di dekat lokasi pesta jadi untuk sementara aku akan menginap di sini sampai hangover-ku reda."

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang