Pieces 52

604 137 30
                                    

Sepasang mata sipit Hui memperhatikan sosok Dowoon yang terbaring tak sadarkan diri di lantai dekat pintu jalur evakuasi menuju tangga darurat. Seringai tercetak di bibir tebal pria itu. Sebelah tangannya lantas terulur untuk meraih dagu lancip dari wajah porselen yang masih nampak lelap tak terganggu oleh sekitar.

"I've never given attention to anyone beside my Hongseok, but--" Hui memperhatikan sekali lagi tiap detail dari paras pemuda yang saat ini terbaring pingsan tanpa pertahanan. Netra yang terpejam dengan bulu mata lebat, hidung mancung, pipi halus seperti mochi, lekukan filtrum yang dalam, serta bibir plump berwarna merah muda.

"--you're kinda pretty," lanjut Hui kemudian berdecak. "Pantas saja Brian menyukaimu." Dilepasnya dagu Dowoon dan ia balik memandang keseluruhan tubuh pemuda tersebut. Mengevaluasinya, sekaligus memikirkan apa yang bisa dilakukan pada badan ramping itu.

"Because you're pretty, let's draw something pretty too," ujar Hui dengan senyum miring, sebuah rencana telah tersusun di dalam kepalanya. Dia mencondongkan badan, merunduk hingga wajahnya berada tepat di atas kepala Dowoon. Tangan pria tersebut lantas meraba simpul dasi milik pemuda di bawahnya.

"Let's give a little beautiful heart attack for your lovely Brian Hyung," bisik Hui sembari menarik simpul dasi Dowoon hingga longgar.

"Let's give a little beautiful heart attack for your lovely Brian Hyung," bisik Hui sembari menarik simpul dasi Dowoon hingga longgar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Drap! Drap! Drap!

Suara langkah kaki yang menapak terburu-buru di permukaan ubin lantai membuat Hui menghentikan kulumannya pada salah satu sisi leher Dowoon. Pria itu menarik diri dari tubuh pemuda yang pakaian bagian atasnya telah terbuka memperlihatkan leher, pundak, dan dada yang basah oleh saliva serta memiliki warna-warni merah bekas ciuman.

"Look like your savior is here," ujar Hui seraya mengusapkan punggung tangan ke mulut.

"Akan tidak seru kalau dia langsung tahu aku pelakunya," pria bermata sipit itu bangkit berdiri dan merapikan baju serta ikatan dasi di lehernya sendiri.

"I would like see him getting frustrated and going crazy to find out who did such a thing to his pretty doll," Hui menyeringai puas. Ditatapnya sosok Dowoon yang masih terbaring hilang kesadaran di lantai dengan kondisi hampir setengah telanjang.

"See you soon, Baby boy. Let's do something fun again next time," ujar lelaki berbibir tebal itu seraya beranjak membuka pintu jalur evakuasi untuk kembali ke koridor utama, meninggalkan Dowoon sendirian di dekat tangga darurat hingga kemudian ditemukan oleh Younghyun.

Drap drap drap!

Suara langkah kaki yang kedengaran seperti sedang berlari mendekat dari ujung koridor utama membuat Hui berhenti berjalan. Dia melirik ke belakang, pada pintu jalur evakuasi tempatnya meninggalkan Dowoon. Ia merasa sangat yakin jika di tangga darurat tadi juga terdengar ada orang berlari dari lantai bawah, lalu sekarang di koridor juga ada orang?

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang