Pieces 44

818 141 56
                                    

"Hidup itu tak adil."

Aku tahu. Tanpa harus diberitahu, aku tahu itu dengan sangat baik. Bahkan yang dikatakan orang sebagai, "Hidup bagai roda yang berputar. Saat sedang bernasib baik, kita di atas. Saat sedang bernasib sebaliknya, berarti kita di bawah" aku juga sangat tahu perumpamaan seperti itu.

Aku tidak menyalahkan hidup dan segala filosofinya. Aku tidak mengkambing-hitamkan nasib yang membawaku hingga ke titik ini. Aku bisa menerima kehilangan yang datang merenggut milikku yang paling berharga. Aku tidak menyalahkan siapapun. Aku tidak mengutuk apapun. Yang aku inginkan hanyalah...

...sebuah persamaan.

Hidup bisa saja tidak adil, tapi bukankah kita masih diberi kuasa untuk menyamakan nasib?

Tangan berurat meraih sebuah gelas tabung bening dan membawanya ke bawah dispenser jus stroberi. Jari telunjuk menekan tombol membuat air kental warna merah muda mengucur turun mengisi gelas hingga separuh. Kemudian dia membawa gelas tersebut mendekati jejeran botol-botol brandy, meletakkan gelas ke meja lebih dulu untuk membuka sebuah botol alkohol yang masih utuh.

Sepasang mata sipit menatap datar pada tangannya yang menuang brandy yang memiliki konsentrasi alkohol nyaris 35% ke dalam gelas berisi jus stroberi. Dengan sengaja ia mengaduk kedua minuman itu hingga tercampur. Lalu setelahnya, pria berbadan tegap dengan rambut coklat dan bibir tebal tersebut memanggil seorang pelayan dan meletakkan jus stroberi yang telah tercampur brandy ke nampan.

"Give this to the boy over there," ujarnya seraya menunjuk meja yang sedang ditempati oleh Dowoon. Sambil bicara begitu, lelaki tersebut menyelipkan uang 5 dolar ke tangan pelayan yang langsung paham jika harus melakukan perintahnya dengan tanpa menanyakan banyak hal.

"Yes, Sir." Pelayan segera berlalu pergi. Dengan gerakan yang tidak mencurigakan ia kemudian mampir ke meja Dowoon untuk meletakkan gelas berisi jus stroberi dan langsung beranjak di saat pemuda itu masih terlihat kebingungan menerima minuman yang sama sekali tidak ia pesan.

Sepasang mata sipit masih bergeming dengan tatapan datar ketika memperhatikan Dowoon yang tanpa rasa curiga meneguk jus stroberi bercampur brandy yang baru saja diletakkan di meja.

Apa kau bodoh? Bibir tebal menyunggingkan seulas tipis seringai miring.

Kau minum minuman yang tidak jelas asalnya begitu saja. Apa kau serangga yang tidak punya akal? Atau kau memang tidak bisa menggunakan otakmu? Kenapa tidak berhati-hati? Dasar bodoh. Tapi baguslah, dengan begitu aku bisa lebih mudah menggunakanmu. Karena aku sudah muak melihat orang yang telah menghancurkan kehidupan orang lain, masih bisa berkeliaran seperti tidak melakukan dosa apapun.

Kang Younghyun.

Brian.

Manusia itu...

...dia tidak berhak atas kebahagiaan di dunia ini. Hidupnya tidak boleh baik-baik saja. Apalagi sampai punya orang yang dicintai dan bahkan membuat lagu untuknya.

Kenapa...?

Kenapa dia masih bisa mendapat nasib seperti itu? Setelah dia MEMBIARKAN Hongseok-ku mati dengan mengenaskan. Di saat aku harus kehilangan Hongseok-ku untuk selamanya. Ketika...meski seribu lagu sudah ku buat, tapi aku tetap tak akan bisa lagi melihat senyuman Hongseok.

Tidak adil.

Kenapa Brian harus memiliki nasib yang tidak bisa ku miliki?

Dari semua orang di dunia ini kenapa harus dia? Dia yang sudAH MEMBUAT HONGSEOK TERBUNUH! TIDAK ADIL KALAU HANYA DIA YANG BAHAGIA!

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang