Pieces 22

1K 167 58
                                    

Jaehyung meletakkan tas ransel ke lantai samping meja sebelum mendudukkan diri di kursi berbantalan empuk yang memiliki poros bagian bawah yang dapat diputar. Setelah memeriksa notifikasi ponsel dan meletakkan benda berlayar lebar itu di dekat komputer, ia baru mengulurkan tangan untuk mengambil map paling atas dari tiga tumpuk laporan yang berderet menunggu dilegalisir.

Pria tinggi memulai dengan membuka acak beberapa halaman kertas ketikan komputer yang nampak rapi tanpa coretan. Di tiap kolom persetujuan dapat ia temukan telah ada tanda tangan Younghyun yang berarti laporan tersebut memang sudah diperiksa serta melalui revisi asisten produsernya, sebelum berakhir di meja sang produser utama.

Kapan dia menyelesaikan semua ini? Batin Jaehyung menatap tiga tumpuk map laporan di meja.

Apa dia lembur? Ku kira dia pergi clubbing atau bersenang-senang karena tidak pulang ke apartemen, lelaki tirus mengembalikan map ke tempat semula dan bangkit berdiri. Dia beranjak menuju pintu, keluar ruangan, kemudian mendekati kantor staff terdekat milik divisi 'Seni, Artistik, dan Desain Produksi'.

Jaehyung melongokkan kepala ke dalam ruang kerja pegawai dan langsung disuguhi pemandangan seorang karyawan sedang berbaring di dua buah meja yang disatukan, sementara teman-temannya duduk mengelilingi dia sambil masing-masing memegang kertas HVS dengan sebuah pensil.

Staff yang berada di meja nampak rebahan miring dengan salah satu tangan mengacungkan sebuah selotip besar. Sikapnya tenang dan ia nyaris tidak bergerak sama sekali bagai benar-benar fokus menjadi obyek lukisan para pegawai lain yang dilihat Jaehyung juga sedang kompak membuat sketsa orang tiduran dengan tangan teracung.

"Ekspresinya tambah lagi," celetuk salah satu staff.

"Buat lebih seduktif. Lihat selotipnya dengan tatapan seduktif," timpal yang lain.

"Seduktif bagaimana!? Mana bisa seduktif pada selotip? Aku tidak punya fetish semacam itu," protes pegawai yang sedang menjadi model gambar.

"Buat mimik mukamu seperti lukisan Ares yang menatap Cleopatra," temannya mencoba menjelaskan.

"Aphrodite?" orang di sebelah mengoreksi.

"Oh iya, Aphrodite. Buat ekspresimu seperti Ares yang menginginkan Aphrodite."

"Oh, ekspresi engas, maksudmu? Bilang dong dari tadi! Kalau cuma begitu sih, EASY!" model di atas meja mulai mengubah mimik muka sesuai permintaan teman-temannya dengan masih menggunakan obyek pembantu yang hanya berupa sebuah selotip. Sikapnya tersebut langsung membuat para karyawan yang duduk berkeliling nampak makin lancar melanjutkan menggambar.

Apa yang mereka lakukan pagi-pagi begini? Batin Jaehyung merasa heran pada tingkah anak buahnya yang terkadang terlalu ajaib untuk dipahami nalar manusia biasa. Entah karena mereka kelewat kreatif atau hanya sedang gabut tapi tak punya pelampiasan.

"Whatcha you doin'?" suara teguran datar sang produser dari arah pintu sontak membuat seluruh karyawan yang tidak menyadari kedatangannya, terlonjak kaget.

"EH, AYAM AYAM AYAM!" Bahkan model lukisan yang sedang berada di atas meja langsung tergeragap melempar selotip dari tangan dan buru-buru duduk bersila (dengan masih di meja) tanpa peduli benda yang ia lempar barusan jatuh dimana atau mengenai apa.

"GOOD MORNING, SIR!" para pegawai kompak mengucapkan salam. Wajah mereka terlihat tegang memucat. Semua orang berdiri setegap mungkin dengan sikap sempurna. Tak ada waktu untuk lirik kanan-kiri atau memastikan teman-temannya masih lengkap, tanpa seorang pun yang berupaya kabur apalagi meloloskan diri dari amukan pak bos yang sudah menanti.

"The fck you doin'?" ulang pria tinggi sekejab membuat semua orang merapatkan bibir hingga membentuk garis tipis.

"You--" Jaehyung menunjuk pegawai yang masih berlutut di atas meja. "--get down," titahnya, segera dipatuhi oleh staff yang menjadi model lukisan yang buru-buru melompat turun lantas ganti berlutut di lantai.

PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang