1. RENCANA

763 113 4
                                    

Matahari mulai tenggelam, memantulan cahaya keemasan pada waduk kecil yang berada di dekat rumah Keluarga Tonks. Hari ini adalah Pernikahan Remus Lupin dan Nymphadora Tonks. Bukan pesta yang besar, tentu saja Lupin bersikeras untuk membuat perayaan ini sesederhana mungkin karena ia masih merasa canggung untuk bahagia setelah Dumbledore meninggal.

Makan malam yang sederhana, kami hanya membuka makan malam yang besar di samping rumah dan hanya anggota Orde yang datang seperti Keluarga Weasley, Fleur, aku, Ayah, dan Hermione. Belakangan ini Orde sulit menemukan orang yang dapat kami percaya, dan kami yakin, entah bagaimana caranya, para Pelahap Maut pasti sudah menyusup di Kementerian.

"Kingsley akan terlambat, dia harus menjaga Perdana Menteri Muggle itu." kata Moody sambil mendengus daging asap dengan garpunya. "tidak perlu menunggunya untuk makan, bukan?" katanya lagi kemudian memasukan daging asap itu ke dalam mulutnya.

Aku mengambil paha ayam dan menaruhnya di piringku, kemudian mengambil makanan lainnya yang menggunggah selera makanku.

"kau mau supnya?" Tanya Mrs Tonks padaku.

Aku terdiam menatap wajahnya, masih saja mengalami kejutan kecil setiap melihat wajah Mrs Tonks yang wajahnya luar biasa mirip dengan suadarinya Bellatrix namun rambutya berwarna cokelat lembut, matanya lebih lebar, dan tampak lebih ramah. "Oh, yeah. Tentu saja." Sahutku setelah menyadari keterkejutan.

"Andromeda, bolehkah aku..."

"Tentu saja," permintaan Ayah untuk meminta sup diputus oleh Mrs Tonks. "aku akan menyiapkan untuk kalian berdua."

"Jadi," kata suara Mr Tonks, pria berperut tambun dan wajah yang ramah. "bersulang untuk Remus dan Dora." Katanya mengangkat gelas dengan whiski api ke udara.

"untuk Remus dan Dora." Kata hadirin lainnya di sekitar meja itu, kami semua tersenyum walaupun bukan seyum tulus kami karena acara ini, jamuan ini, hanyalah sebuah topeng kebahagiaan untuk menutupi rasa camas, takut dan khawatir, bisa saja satu dari kami akan menghilang atau mati besok.

Terdengar bunyi 'POP!' dikejauhan, disusul suara langkah yang mendekat. Tak lama kemudian Kingsley muncul dari balik semak-semak.

"Maaf aku terlambat," kata Kingsley dan duduk di kursi kosong terdekat.

Aku terkejut saat Ayah mengarahkan tongkatnya tepat di wajah Kingsley. "Kapan pertama kali kau pergi ke Charhide?" Tanya Ayah.

Semua mata menatap Kingsley berharap ini benar-benar dirinya, bukan dibawah mantera Imperius atau seseorang yang meminum Polyjuice. Sekarang adalah hal yang sangat wajar untuk meragukan lawan bicaramu dan menggunakan kode-kode yang sudah disepakati saat bertemu seseorang.

"saat kau memutuskan berhenti menjadi Auror, tiga hari setelah pernikahanmu." Jawab Kingsley.

Ayah menurunkan tongkatnya dan memasukannya ke dalam kantung jubahnya, semua tamu kembali sibuk dengan makanan mereka seperti melihat seseorang mengeluarkan tongkat untuk mengancam adalah hal yang wajar.

"jadi, beritahu aku rencana barunya." Kata Kingsley sambil menggigit roti di depannya seakan perubahan suasana pesta menjadi rapat dadakan Orde bukanlah masalah baginya.

"kita akan memindahkan Harry segera, dengan beberapa Potter." Kata Moody matanya masih menatap daging asapnya dan mata gaibnya memperhatikan kami satu per satu.

"Sorry, jika aku salah dengar, apa maksutmu beberapa Potter?" Tanya Kingsley.

"Dung yang memiliki ide itu." Moody menunjuk Mundungus dengan garpunya. "dan aku pikir itu bukan ide yang buruk."

Kingsley menatap Mundungus memintanya untuk menjelaskan lebih rinci rencana yang kami sebut 'Pengangkutan Potter'.

"Yeah, well." Kata Mundungus agak gugup. "aku pikir akan lebih baik jika kita memiliki beberapa Potter untuk mengecoh Kau-Tahu-Siapa. Dia tidak bisa ber-Apparate dan kita tidak bisa menggunakan bubuk Floo, bukan?"

Tidak ada yang bersuara.

"jadi, aku berpikir jika beberapa dari kita akan berubah menjadi Potter dalam misi pengangkutan ini."

"well, tidak buruk. Buktinya, Mum masih tidak bisa membedakan aku dan George." Sahut Fred yang disambut dengan pukulan Mrs Weasley di punggungnya.

"Yeah, itu kelebihannya, Kau-Tahu-Siapa tidak akan tahu yang mana Potter yang asli. Namun, kekurangannya adalah kita membutuhkan lebih banyak orang."

"berapa Potter yang kita butuhkan?" Tanya Mrs Weasley yang mulai waswas.

"mungkin lima." Sahut George.

"atau tujuh." Kali ini Fred.

"Yeah, well, lebih banyak lebih baik." Kata Moody.

"Harry tidak akan menyukai ide ini..." kata Hermione. "dia tidak suka membuat orang lain mengorbankan diri untuknya."

"baiklah, jadi itu rencananya." Kata Kingsley. "tidak peduli Potter akan setuju atau tidak. Masing-masing Potter akan pergi ke tempat sudah diberikan perlindungan, seperti tempat ini."

"Charhide juga sudah cukup aman sekarang, namun aku menyarankan tidak boleh ada yang tinggal sendirian di sana." Kata Ayah. "karena kita belum memindahkan lokasinya."

"jadi, siapa yang akan menjadi Potter?" Tanya Tonks yang masih menggunakan gaun pengantinnya yang berwarna violet senada dengan rambutnya.

Aku, Ron, Hermione, Fred, George dan Ginny mengangkat tangan.

"kita tentu tidak akan membiarkan anak-anak untuk ikut, bukan?" Tanya Mrs Weasley yang melihat aku, Ron, Hermione, dan Ginny bergantian dengan pandangan ngeri.

"Yeah, aku setuju." Sambut Fred. "kita tidak akan membiarkan anak yang masih bersekolah untuk ikut dalam misi ini." Lalu Fred yang duduk di sebelahku menurunkan tanganku yang masih mengambang di udara. "Kau tidak bisa ikut, Dawndusk." Katanya lagi.

"Tapi kami sudah dewasa, Mum." Bela Ron. "kami berhak memutuskan apa yang akan kami lakukan."

"Jadi kau juga berhak memutuskan untuk pergi meninggalkan keluargamu, begitu?" Tanya Mrs Weasley galak.

Ron dan Hermione saling melirik.

"Aku sudah melakukannya." Kata Hermione membuat siapapun di meja itu terdiam. "aku tahu aku tidak seharusnya melakukannya, tapi, tapi... aku tidak akan membiarkan Pelahap Maut mencari orang tuaku saat aku sibuk dengan segala hal di dunia sihir." Bela Hermione.

"Apa yang kau lakukan dengan mereka?" Tanya George.

"aku memodifikasi ingatan mereka." Ucap Hermione pelan namun cukup didengar oleh kami semua. Mrs Tonks menutup mulutnya tidak percaya. "Aku tahu!" kata Hermione sebelum siapapun berusaha memprotes. "aku merubah ingatan mereka menjadi pasangan yang sangat terobsesi untuk tinggal di Australia. Itu bermil-mil jauhnya dari Inggris. Mereka tidak akan berpikir utuk mencari orang tuaku sampai ke sana. Saat semua ini selesai, aku akan pergi mencari mereka dan mengembalikan ingatan mereka."

Seketika hening. Tidak ada yang berani mengucapkan apapun bahkan setiap napas di samping kami sepertinya dapat terdengar dengan jelas. Setiap orang berpikir, entah perbuatan Hermione baik atau buruk, namun kita semua tahu Hermione jelas mengerti apa yang dia lakukan dan dampaknya untuk dirinya sendiri. Hermione anak yang cerdas, sangat berlian malah. Setiap rencananya tidak pernah mengandung celah. Dia pasti sudah memikirkan rencana pelariannya dengan sangat matang.

"baik." Kata Moody akhirnya. "Kau boleh ikut, nak. Bagaimanapun cairan di dalam kuali sudah terlanjur hangus."

"aku juga akan ikut." Kata Ron.

"Kau tidak akan ikut." Tolak Mrs Weasley.

"Tapi Hermione ikut." Sanggah Ron. "Lagipula aku berhak memilih. Aku sudah dewasa, Mum."

"Arthur... bantu aku." Mohon Mrs Wesley kepada suaminya.

"Hmm... well, Molly. Dia benar. Ron sudah tujuh belas tahun." Kata Mr Weasley.

"Tapi mereka masih remaja." Bela Mrs Weasley lagi. "kau juga tidak akan membiarkan putrimu untuk ikut begitu saja 'kan, Nebulas?" Mrs Wesley mengalihkan targetnya.

Semua mata kini menatap Ayah, termasuk aku. Ayah merasa gusar sejenak, dan berdeham pelan.

"aku akan memikirkannya."

"Ayah akan mengizinkanku, bukan?" desakku. "Ayah percaya padaku 'kan?"

"aku selalu percaya padamu, sayang." Ayah mengelus pelan puncak kepalaku. "tetapi ini sesuatu yang penting, yang orang dewasa juga harus andil di dalamnya."

"aku tidak memaksa siapaun untuk ikut dalam misi ini." Kata Kingsley menengahi. "itu keputusan kalian dan keluarga kalian masing-masing."

"walau bagaimanapun kita akan membutuhkan banyak orang untuk misi ini." Kata Moody.

"orang dewasa yang akan berdiskusi," kata Ayah.

"Tetapi kita juga sudah menyelesaikan banyak misi selama kita di sekolah." Belaku. "kami mungkin akan menyiapkan rencana cadangan jika orang dewasa tidak mengizinkan kami untuk ikut."

Baik Fred dan George membelalakan matanya mereka. Bahkan Mrs Weasley, Tonks, Hermione dan Ginny menahan napas. Tipe pemberontak bukanlah hal yang sering aku lakukan, apalagi kepada Ayah. Harry-lah yang biasanya memimpin kami untuk terus memberontak, dan pergi untuk melakukan petualangan-petualangan yang menegangkan. Namun tidak ada Harry saat ini, tidak ada yang akan mengajak kami untuk bertarung selain diri kami sendiri.

"Tid-"

"Baiklah..." kata Ayah akhirnya. Fred menelan kembali kalimatnya yang sudah berada di ujung mulutnya.

"jika Safera pergi, aku juga akan pergi." Kata Ron.

Mrs Weasley menelan napas kasar, lelah berdebat dengan hampir seluruh anggota keluarganya.

"aku juga akan ikut." Kata Ginny akhirnya.

"Ginny!" seru Mrs Weasley. "kau tidak bisa."

"tapi aku ingin melakukannya, Mum." Tolak Ginny.

"Tidak bisa Ginny, kau masih dibawah umur." Bela Lupin. "mereka akan menyadari itu kau sedetik setelah kau mengangkat tongkatmu."

Ginny menurunkan tangannya dengan wajah cemberut.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang