38. SIARAN RADIO

241 60 1
                                        

Suhu mulai bertambah dingin. Kami setuju untuk terus berpindah tempat, tidak berani menetap dan terus bergerak  dari satu tempat ke tempat lainnya. Fred dan George memutuskan untuk tidak kembali ke keluarga mereka yang kini bersembunyi di rumah bibi Muriel. Kami melanjutkan perjalanan berkeliling Inggris, menghindari bagian selatan karena tanah di sana membeku, berkemah di lereng gunung di mana salju menhujani tenda, ke danau  rawa-rawa yang luas di mana air rawa yang dingin membanjiri tenda, ke sebuah pulau kecil di tengah danau Skotlandia di mana tenda kami terkubur salju.
 
Fred dan George tengah sibuk merapihkan banyak barang di atas meja makan saat aku dan Lee makan malam.
 
“Jadi kita akan menlanjutkannya lagi?” tanya Lee pada mereka.
 
“Ya, kita sudah lama absen.” Sahut Fred. “kita sudah menemukan yang kita cari dan  keadaan sunguh aman untuk kita saat ini.”
 
Aku melirik Fred dan George kemudian Lee bergantian. “Apa yang kalian bicarakan?”
 
“Oh, well.” Kata Lee bersemangat sementara Fred dan George kembali pada kesibukan mereka. “kami memiliki saluran radio rahasia.” Terang Lee, aku mengangkat salah satu alisku tertarik. “sebagian besar  media saat ini mendukung Kau-Tahu-Siapa. Sangat sulit menemukan berita sebenarnya yang berada di pihak kita. Jadi, kami memutuskan untuk melakukan Potterwatch.”
 
“Potterwatch?”
 
“nama radionya,” jawab Lee cepat. “karena kita mendukung Potter.” ia kembali melahap ikan bakarnya.
 
“Hanya beberapa orang yang tahu,” sahut Fred. “kami menggunakan kata sandi setiap siarannya.”
 
“kau sudah siap, mate?” tanya George pada Lee yang entah sejak kapan sudah berpindah di depan megaphone mini seukuran genggaman tangan.
 
“Jadi ini yang kalian curi?” tanya Lee memeriksa beberapa barang yang ada didepannya.
 
“Kami hanya mengambil apa yang menurut kami berguna.” jawab George mengoper Spellotape kepada Fred. “kita akan mulai dalam hitungan mundur…”
 
Wait!” sergah Lee kedua tangannya terangkat di depan dada. “Di mana skripku?”
 
Fred menyerahkan gulungan perkamen kepada Lee dan membacanya capat. “kumpulan informasi yang bagus, kawan” puji Lee. “aku rasa Safera bisa bergabung bersamaku.”
 
“Aku?” aku menunjuk diriku sendiri.
 
“Ide bagus.” Sahut Fred dan George bersamaan.
 
“Ta- tapi aku tidak—“
 
“Lee akan membimbingmu.” Bujuk Fred sementara George memindahkan salah satu kursi kosong ke samping Lee.
 
“Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku.” Tambah Lee sebelum aku menolaknya. “dan jawab dengan cepat dan informatif. Waktu kita tidak banyak dan kemungkinan akan dilacak Pelahap Maut sangat besar. Jadi selama kita berbicara, Fred dan George akan merapihkan beberapa hal sebelum kita berpindah secepatnya.”
 
“itu sangat beresiko!” keluhku.
 
“Tapi dunia luar juga harus tahu bahwa mereka punya harapan. Kita bertahan dan kita harus menunjukkan kepada yang lainnya bahwa ini belum berakhir, kita masih bisa berjuang.”
 
Aku menatap Lee, George kemudian Fred. Wajah mereka menunjukkan tekad yang membara. Mereka bersungguh-sungguh dalam tindakan mereka dan tahu pasti apa akibatnya.
 
Aku megangguk, memutuskan untuk bergabung dan duduk di kursi kosong sebelah Lee sementara Fred dan George merapihkan beberapa barang sebelum kami memulai siaran.
 
“sebelum itu, kau harus memanggilku dengan sebutan River selama siaran.” Ungkap Lee.
 
River?”
 
“dan kita butuh nama bagus untukmu.”
 
Reader.” Sahut Fred cepat.
 
Reader cocok untuk Safera, siapa pun yang mendengar suaramu akan yakin itu kau saat mendengar namanya.” Ungkap George.
 
Lee melihatku kemudian si kembar dengan bingung. “Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui di sini, mate?”
 
“Baik, Reader dan River.” Kata Fred. “Kalian siap?” tanya Fred pada kami.
 
Aku dan Lee mengangguk mantap, walaupun aku tahu masih ada pertanyaan besar di kepala Lee.
 
George mulai menghitung mundur. “Tiga… dua… satu.”
 
Fred memanggil nama James satu kali kemudian terdengar suara nyaring yang konstan dan Lee mulai berbicara pada megaphone mini di depannya. “Halo, semua. Kembali lagi dengan Potterwatch, siaran radio yang memberikan informasi nyata dan menentang, well, Kau-Tahu-Siapa.” Kemudian Lee melanjutkan, “sebelumnya kami mememiliki sedikit kendala dengan suara dan kami harap suara kami dapat terdengar jelas karena kami berhasil menambah beberapa peralatan penunjang.” Lee melirikku sebentar. “dan suatu kehormatan bagi kita karena malam ini kita mendapatkan satu  tamu spesial. Selamat malam, kawan!”
 
Lee menggeser megaphone ke arahku. “Selamat malam, River.” Jawabku kaku.
 
Lee kembali menarik megaphone ke arahnya. “Sementara kita membiarkan Reader mengatur detak jantung di siaran pertamanya,” Lee melirikku saat Fred menyentuh kedua bahuku untuk menenangkan. “Mari kita dengar siapa saja yang telah meninggal berdasarkan Wizarding Wireless Network News dan Daily Prophet karena aku tahu sebagian besar dari kita menyesal berlangganan…”
 
Lee mulai menyisir perkamen yang ada di tangannya.
 
“dengan sangat mengejutkan untuk beberapa minggu absen dalam siaran, kami memberikan berita gembira karena tidak ada penyihir yang meninggal.” Senyum mulai merekah di wajah Lee dan aku. “walaupun Daily Propet menyatakan ada beberapa penyihir terluka karena gigitan manusia serigala.”
 
Lee mengerutkan keninggnya melihat tulisan di perkamen. “aku tahu ini terdengar gila, tapi beberapa manusia serigala ditemukan di toko buku bekas seperti Brent Tor dan Glastonbury Tor. Jadi, untuk pendengar sekalian, lebih baik menghindari tempat-tempat dengan banyak buku karena sepertinya para manusia serigala ingin menambah pengetahuan mereka walaupun aku tidak yakin mereka cukup pintar untuk mengerti isi dalam buku.”
 
Aku menelan ludahku. Para manusia serigala ditemukan di tempat-tempat aku singgah sebelumnya. Itu berarti mereka mengikutiku dengan atau tanpa aku sadari.
 
“Kami juga menginformasikan bahwa Kingsley Shacklebolt dan Nebulas Colate sedang berada dalam pelarian karena mereka secara tidak sengaja menyebut nama asli Kau-Tahu-Siapa. Mereka diserbu oleh selusin Pelahap Maut namun berhasil lolos. Ini memberi pengetahuan kepada kita semua bahwa menyebutkan nama asli Kau-Tahu-Siapa adalah tabu dan hanya Auror berpengalaman seperti Shacklebolt dan Colate yang berhasil kabur dari selusin Pelahap Maut. Para Pelahap Maut menjadikan nama asli Kau-Tahu-Siapa sebagai pelacak guna mengetahui anggota Orde dan siapa pun diantara kita yang menentangnya. Jadi, kami anjurkan untuk tidak menyebutkan namanya sama sekali.” Jelas Lee.
 
“Sementara itu, di Ilkey Moor, sekitar selusin Muggle ditemukan mati di alun-alun pada hari Natal, pihak Muggle masih mengusut apa yang terjadi pada lusinan warga mereka yang tergeletak di sekitar pohon Natal raksasa yang meledak tiba-tiba, tapi para anggota Orde Pheonix mengungkapkan bahwa tubuh mereka terpapar racun yang dilemparkan oleh para Pelahap Maut ke Pohon Natal mereka sehingga pohon itu meledak dan menyebarkan racun yang dihirup para Muggle di sekitar lokasi kejadian.”
 
“Para pendengar, kami mengajak Anda semua untuk bersama-sama dalam satu menit mengheningan cipta untuk mereka.”

Kesunyian pun datang. Fred, George bahkan Lee terdiam sejenak, dan menunjukkan wajah mereka yang sepenuhnya sedih karena selusin Muggle yang mati. Pikiranku berkecamuk karena semua tempat yang Lee sebutkan sebelumnya adalah tempat-tempat di mana aku pernah singgah, itu berarti para Pelahap Maut masih mengejarku sampai saat ini dan desa di mana selusin Muggle ditemukan mati adalah desa terakhir yang aku datangi.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang