Keheningan berangsur panjang setelah kepergian Draco. Ron menjentikkan Deluminator. Tiga bola cahaya terbang lagi ke udara dari sakunya, memperlihatkan Dobby, si peri rumah, yang baru saja ber-Apparate ke tengah-tengah kami.
"DOB -!"
Harry memukul Ron di lengannya untuk menghentikan dia berteriak, dan Ron terlihat ketakutan karena kesalahannya. Langkah kaki terdengar di langit-langit. Draco membawa Griphook ke Bellatrix.
Mata Dobby yang sangat besar dan seperti bola tenis melebar. Dia gemetar dari ujung kakinya ke ujung telinganya. Dia kembali ke rumah tuannya yang lama, dan terlihat jelas kalau dia membeku ketakutan.
"Harry Potter," dia mencicit dengan suara gemetar yang paling kecil, "Dobby telah datang untuk menyelamatkan Harry Potter."
"Tapi bagaimana kau–" Jeritan mengerikan menenggelamkan kata-kata Harry. Hermione disiksa lagi. Dia langsung ke tujuan. "Kau bisa ber-Dissapparate keluar gudang ini?" dia menanyai Dobby, yang mengangguk, telinganya mengepak. "Dan kau bisa membawa manusia bersamamu?" Dobby mengangguk lagi. "Baiklah, Dobby, aku ingin kau memegang Safera, Luna, Dean, dan Mr Ollivander, dan membawa mereka– membawa mereka ke–"
"Tempat Bill dan Fleur," kata Ron, "Shell Cottage di luar Tinworth!"
Peri rumah itu mengangguk untuk yang ketiga kalinya.
"Dan kemudian kembali lagi," kata Harry. "Bisa kau lakukan, Dobby?"
"Tentu saja, Harry Potter," bisik peri rumah kecil itu. Dia berjalan tergesa menuju Mr Ollivander, yang kelihatannya baru sadar. Dia mengambil salah satu lengan si pembuat tongkat dengan tangannya, dan mengulurkan yang lain pada Luna,Dean dan aku, tak ada diantara kami yang bergerak.
"Harry, kami ingin membantumu!" Luna berbisik.
"Kami tak bisa meninggalkanmu di sini," kata Dean.
"Pergi, kalian bertiga! Kami akan menemui kalian di tempat Bill dan Fleur."
“aku tidak akan pergi, Harry,” kataku menolak. “kau yang memintaku bergabung, dan aku tidak akan pergi sebelum membebaskan Hermione.”
“Tidak, Safe. Ini bukan saatnya bersikap pahlawan.” Tolak Ron.
“Tidak, Ron. Aku akan di sini bersama kalian.” Kataku keras kepala.
Ron melihat ke arah Harry, Harry mengangguk menerima keputusanku. Sebelum Luna dan Dean memprotes apapun, Harry sudah mengangkat tangannya. “Kalian berdua pergi! Kita akan bertemu di rumah Bill dan Fleur.” Mohon Harry.
Dobby melihat Luna dan Mr Ollivander. "Anytime you ready, sir." Kata Luna dengan senyum."Sir..." Dobby melihat Luna kemudian beralih ke Harry. "I like her very much." Kata Dobby.
Kemudian mereka mengenggam jari si peri rumah. Terdengar suara crack yang lain, lalu Dobby, Luna, Dean, dan Ollivander menghilang.
"Apa itu?" teriak Lucius dari atas kepala mereka. "apa kau mendengar itu? Apa suara di gudang itu?"Aku, Harry dan Ron saling pandang.
"Draco –tidak, panggil Wormtail! Suruh dia pergi dan periksa!"
Langkah kaki terdengar bersilangan menyebrangi ruangan, dan kemudian sunyi. Kami tahu orang-orang di ruang tamu mendengarkan suara lain dari gudang.
"Kita harus mencoba menangani dia," Harry berbisik padaku dan Ron. Kami tidak punya pilihan. Saat siapapun yang memasuki ruangan dan melihat ketidakhadiran tiga tahanan, kami kalah. "Biarkan cahayanya menyala," tambah Harry, dan saat kami mendengar seseorang melangkah mendekat di luar pintu, kami mundur ke tembok di sisi yang lain.
"Mundur," terdengar suara Wormtail. "Mundur dari pintu. Aku masuk."
Pintu mengayun terbuka. Untuk sedetik Wormtail memandang ke ruangan yang kosong, dibutakan oleh cahaya dari tiga miniatur matahari yang melayang di udara. Kemudian aku, Harry dan Ron menampakkan diri kami di depannya. Ron menarik tangan Wormtail yang menggenggam tongkat dan mendorongnya ke atas. Harry menutup tangannya ke mulutnya, membungkam suaranya. Sedangkan aku menindih perutnya, menahannya agar tetap dalam posisi berbaring dengan punggung di atas lantai. Kami berjuang dalam diam. Tongkat Wormtail memancarkan cahaya, tangan peraknya menutup di sekeliling tenggorokan Harry. Aku yang melihat itu, bergerak membantu, membebaskan Harry dari tangan buatan Wormtail.
"Ada apa, Wormtail?" panggil Lucius dari atas.
"Tak ada!" Ron berteriak kembali, cukup mirip dengan suara Wormtail yang mencicit. "Semua baik-baik saja!"
Harry hampir tidak bisa bernapas.
"Kau mau membunuhku?" Harry sesak napas, berusaha melepaskan diri dari jari-jari
metal itu. "Setelah aku menyelamatkan nyawamu? Kau berhutang padaku, Wormtail!"
Jari-jari perak itu mengendur. Harry menarik dirinya bebas, terpesona, tangannya tetap menutup mulut Wormtail. Mata Wormtail yang kecil dan berair seperti tikus melebar karena ketakutan dan terkejut. Dia terlihat sama terkejutnya seperti kami atas apa yang tangannya lakukan, pada saat kebaikan yang terkhianati, dan dia terus berjuang lebih keras, seperti ingin memperbaiki saat-saat kelemahannya.
"Dan kami akan ambil ini," bisik Ron, menarik tongkat Wormtail dari tangannya yang lain.
Tanpa tongkat, tidak berdaya, pupil Pettigrew membesar karena ketakutan. Matanya teralih dari wajah Harry ke sesuatu yang lain. Jari peraknya sendiri bergerak menuju tenggorokannya tanpa bisa dicegah.
"Tidak—“
Tanpa berhenti untuk berfikir, Harry mencoba menarik tangan itu, tapi tak bisa menghentikannya. Alat perak yang Kau-Tahu-Siapa berikan pada pelayannya yang paling penakut telah berbalik melawan pemiliknya yang tak berguna dan terlucuti, Pettigrew mendapat balasan untuk keragu-raguannya, saat menyedihkannya, dia dicekik di depan mata kami.
"Tidak!"

KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FanfictionAncaman. Itulah yang dapat mendeskripsikan tahun ini. Siapa yang akan mengira Kau-Tahu-Siapa akhirnya kembali berkuasa setelah tujuh belas tahun menghilang? Tidak, dia bahkan tidak menghilang. Dia hanya bersembunyi selama tujuh belas tahun terakhir...