62. BERTEMU

328 68 3
                                    

Aku membeku, tidak tahu harus melakukan apa. Ini terasa asing dan nyaman di waktu yang sama. Seperti memiliki seorang yang lain, seorag kakak perempuan.
 
Tu veux manger d'abord (Kau ingin makan dulu)?” tanya Fleur seolah aku baru saja datang dari perjalanan yang sangat jauh, bukan menguncikan diri di dalam salah satu kamar di rumahnya.
 
Aku mengikuti langkah Fleur ke meja makan. Dia memberikan roti isi dan jus labu, mungkin hanya itu yang tersisa di dapurnya setelah memberikan makan setengah lusin perut di pagi hari.
 
Fleur sibuk menyiapkan bahan makanan lain dari lemari penyimpanannya. Dengan bertambahnya tiga perut di Shell Cottage, dia juga harus menambah porsi untuk makan siang.
 
Selesai dengan roti isi, aku bergabung dengan fleur membuat Cassoulet, kacang utuh yang dipanggang dengan daging. Tidak lupa ia memisahkan dua  potong daging untuk suaminya yang menyukai daging berdarah dan si goblin. Sementara Fleur sibuk dengan daging dan kacang serta kuali besar untuk makan siang selusin manusia di rumahnya, aku membuat kaldu dengan bawang dan rempah sesuai instruksi Fleur.
 
Kami berkerja dalam diam, seolah ini adalah perkerjaan dapur yang sering kami lakukan bersama. Selesai dengan Cassaoulet, kami berpindah untuk membuat Quiche, kue tar yang terdiri dari kulit pastry yang diisi custard gurih dan potongan keju, daging, makanan laut atau sayuran.
 
Fleur berdiri di meja makan, fokus untuk membuat kulit pastry berlapis yang sesuai dengan selera Prancis-nya sementara aku sibuk di depan bak cuci pirng dengan berbagai jenis sayuran dari lemari penyimpanan.
 
“Aku rasa kau harus bicara dengannya,” Fleur membuka suara, aku tahu dia menahan untuk mengatakan itu sejak aku membuka pintu kamar. “Itu juga tidak adil jika kau pergi begitu saja, dia juga harus mendengar penjelasan darimu.”
 
“Aku tahu,” kataku pelan. “aku, aku takut dengan jawaban Fred selanjutnya.” Aku terdiam sebentar, sedikit ragu, “dia mungkin akan meninggalkanku setelahnya.”
 
“melihat bagaimana dia setelah kau menyembunyikan diri di dalam kamar, sepertinya aku ragu.” Balas Fleur. “Bicaralah padanya setelah makan siang.” Fleur memindahkan sayuran dan daging di bak cuci piring ke dalam loyang besar menggunakan sihir dan memasukan semua itu dalam pemanas di atas perapian kemudian dia menghadapku. “bagaimana pun hasilnya, kalian harus bicara.” Katanya menenangkan, “dengan kepala dingin.”
 
“Tapi bagaimana jika—“
 
“kalau hasilnya buruk, aku masih menerimamu di dapurku.”
 
Kami terkekeh bersamaan, Fleur mengelus bahuku untuk kembali meyakinkanku agar berbicara dengan Fred. Aku sangat takut menghadap Fred nantinya. Tapi jika Fred tidak bisa menerima penjelasanku, mungkin aku tidak akan bisa berhadapan dengan keluarga Weasley kedepannya. Aku kembali teringat bagaimana marahnya Bill saat menginterogasiku beberapa hari lalu. Mungkin keluarga Weasley lainnya sama seperti Bill, mereka marah.

Aku memejamkan mata, tidak dapat membayangkan seluruh keluarga Weasley akan marah padaku. Itu seperti mimpi buruk.
 
“Keluarkan Quiche-nya. Tidak perlu waktu lama.” Suruh Fleur, membuatkau tersadar dari pikiranku.  “aku akan memanggil mereka unuk makan siang.”
 
Fleur meninggalkan dapur, aku tertawa kecil untum mengalihkan dan melihat Fleur yang menghilang di balik pintu dapur. Dia benar-benar seperti seorang ibu saat ini, bukan lagi gadis yang menggoda Cedric untuk menjadi pasangan Yule Ball. Menuruti semua perkataan Fleur, aku memindahkan loyang Quiche ke meja makan, memotongnya menggunakan sihir. Kemudian aku berpindah untuk memindahkan kuali besar berisi Cassalute.
 
Pintu depan terbuka saat aku tengah mengeluarkan selusin piring dan menatanya di atas meja. Luna di sana dengan Lee sedang menjelaskan bagaimana anting lobaknya bisa menghindari Snargluf. Sedangkan wajah Lee sudah menunjukaan keinginannya untuk memisahkan diri dari Luna.
 
“Kita bisa membicarakannya di Potterwatch, beberapa—“
 
“Tidak, Luna.” Tolak Lee cepat. “kita tidak membicarakan Snargluf di Potterwatch.”
 
“Aku yakin banyak barang penyihir yang disem—“
 
“Safera!” panggil Lee kelewat bersemangat saat dia melihatku meletakkan beberapa gelas. Dia memelukku sekilas dan duduk di kursi terdekat. “Senang melihat kau utuh.” Katanya sedikit memberikan bubuk mengejek. “karena Fred jelas sedang retak.”lanjutnya dengan nada sarkas gang kental.
 
Aku hanya tersenyum simpul.
 
Griphook si Goblin muncul dari tangga, menempatkan dirinya di kursi tinggi yang dibuat Bill untuknya agar dapat terlihat di atas meja makan penyihir yang tinggi.
 
“Oh, kalian memiliki Goblin juga di sini?!” Lee bertanya terkejut dibalas oleh tatapan tidak terima si goblin.
 
“Dobby si peri ramah yang bebas menyelamatkan kami dari rumah Malfoy.” Jawab Luna duduk di sebelah Lee, siap melanjutkan ceritanya tentang Dobby.
 
Harry, Ron, dan Hermione muncul dari anak tangga dan bergabung di meja makan, sepertinya telah menyelesaikan rencana mereka selanjutnya. Pintu dapur kembali terbuka, Fleur masuk disusul suaminya, Bill, yang membawa ikan besar di masing-masing tangannya. Kemudian Dean dengan wajah sumringahnya berjalan mundur untuk berbicara dengan siapa pun dibelakangnya.
 
“Kalian harus bersumpah untuk membuatkanku tongkat baru!” serunya bersemangat kepada George.
 
“Jika kami menemukan kayu yang bagus,”kata George menyikut lengan kembarannya dengan semangat, “kita juga membutuhkan inti yang tepat. Begitu ‘kan, mate?”
 
Fred hanya mengangguk, tidak ada senyum, wajahnya pucat dan terlihat lebih kurus dari terakhir aku lihat. Pakaiannya  juga lebih kusam dari milik George, tidak ingin membuang tenaganya lebih keras untuk mengilangkan debu ataupun pasir di bajunya. Aku seperti menemukan Fred baru di depan mataku.
 
Bill duduk di meja makan setelah meletakkan ikannya di bak cuci, Fleur setia mengikuti di sebelahnya, menyiapkan daging khusus untuk suaminya.
 
Fred mengangkat wajahnya sehingga mata kami bertemu. Kami membeku di tempat kami berdiri. Harry, Ron dan Hermione sibuk menyapa Lee dan mengobrol. Luna ternyata sudah mengambil tantangan untuk berbicara dengan Griphook seperti teman yang hanya dibalas dengan ucapan sinis di goblin. Dean dan George yang mehyadari hanya tersisa dua kursi kosong mendekati Bill.
 
“Kursimu kurang,” kata George.
 
Bill melihat sekeliling. Dia hanya menyediakan sepuluh kursi, dua yang tersisa adalah milikku dan Mr Ollivander yang telah berada di rumah Muriel.
 
Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing saat Fred melangkah mendekatiku. Matanya tajam masih terpaku tidak lepas untuk melihat wajahku seakan menunjukkan betapa jahatnya aku meninggalkannya begitu saja saat ia terlelap.
 
George masih berdebat dengan Bill, untuk menduplikat kusi yang ada atau makan siang akan menjadi dua sesi besar, yang itu berarti sesi berikutnya akan kehilangan porsinya lalu Fred mengambil dua piring dari lemari.
 
“Aku dan Safera akan makan di tempat lain.” Kata Fred membuat semua orang di meja makan terdiam.
 
Griphook yang tidak tertarik dengan urusan penyihir yang mendengus tidak peduli sementara Ron menunjukan tatapan terkejut dan tidak percaya, seakan dia baru mempelajari trik baru memikat wanita. Lee nyengir kepada Fred, jelas menggoda kami. George yang sepertinya mengerti tujuan kembarannya segera duduk di kursi, menarik Dean ke kursi terakhir yang kosong. Mereka berdempetan di meja makan, siku mereka saling bertemu.
 
Fleur berdiri untuk merebut piring dari tangan Fred dan menyajikan makanan ke dua piring itu. dia mengeluarkan dua gelas, aku hampir tidak percaya dia menuangkan wine di sana, di gelas yang biasanya kami meminum air mineral biasa.
 
Fleur menyerahkan makanan yang telah dia siapkan di atas nampan kepada Fred, yang menatapnya bingung, mendorong kami keluar melalui pintu dapur. Aku bersumpah melihat wajah Bill yang setengah terkejut dan setengah tertawa melihat tingkah isterinya.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang