13. YUNANI

401 98 24
                                    

Pada akhirnya, aku dan Viktor berencana menghabiskan empat hari di Yunani. Kami memutuskan keluar dari pulau Zakynthos keesokan paginya setelah kami membeli pakaian yang layak dari pasar lokal yang kami temukan di balik tebing kapur. Pakaian pesta terlalu aneh untuk berjalan di Yunani, walaupun aku yakin tatapan terkejut orang-orang lebih mengarah pada Viktor yang selalu berjalan memberenggut dengan alis tebalnya. Kami membeli beberapa helai pakaian, berusaha semirip mungkin dengan penyihir Yunani dan Viktor bersih keras agar kami tetap menggunakan tudung. Tidak aneh di Yunani melihat pasangan menggunakan tudung jubah kemana pun mereka pergi, setidaknya aku bisa mengalihkan pandangan orang-orang dari Viktor.

Kami menginap di Epidaurus, sebuah kota kecil di Yunani yang berada di Semenanjung Argolid, Teluk Saronic. Kami disuguhkan dengan angin sejuk dan air segar bagai mata air asli. Kami harus melewati teater tebuka berbentuk setengah lingkaran khas Yunani yang terbuat dari tumpukan batu dengan lima puluh lima tingkat kursi dapat menampung dua belas ribu tiga ratus penonton, luar biasa besar. Namun tidak ada seorangpun selain kami. Di sebelah tumpukan batu penonton, terdapat dua pilar batu yang diatasnya terdapat balok batu lainnya yang melintang sehingga pilar-pilar itu menyerupai kerangka pintu tanpa daun.

Kami berjalan lurus ke pilar dan menembusnya. Alih-alih tumpukan batu lainnya, kami menemukan dua tangga melingkar di mana kedua puncaknya dipertemukan dengan balkon luas. Tepat di bawah balkon, meja panjang khas dengan ornament Yuani. Viktor melangkah lurus ke sana seakan perubahan itu tidak menggangunya. Dia mendekati gadis dengan mata abu terang dan rambut keemasan, ia mengenakan kain yang dilipat dan disusun sedemikian rupa dan diberi ikatan di pingganya, terlihat sama sekali tidak tenggangu dengan kerumitan pakaiannya. Matanya melihat kami tertarik seakan tahu pria besar bertudung yang mendekatinya adalah Viktor Krum.

Viktor meletakan sekantung emas di meja, gadis itu masih menatapnya tertarik sampai akhirnya Viktor berkata, "berikan aku satu kamar dengan keamanan terbaik."

Gadis itu terdiam, terlihat semakin tertarik dengan Viktor, bibirnya tersenyum seakan gadis itu mampu membuat Viktor tertarik. "King bed or twin?" ucapnya, sangat jelas dia tengah mencari tahu hubungan aku dan Viktor.

"menurutmu?" Viktor menggenggam tanganku, sepertinya sadar bahwa gadis itu tengah menggodanya, aku akan mengatakan Viktor buta jika dia tidak tahu gadis itu tengah merayu Viktor.

"King bed, of course." Katanya menyerahkan kartu berupa nomor kamar. "for Mr Krum." Katanya menuliskan nama Viktor di buku setebal sepuluh senti yang terbuka di depannya. "kami senang melayani Anda."

"Bagus, kita bisa pergi sekarang." Kataku muak dengan gadis penggoda di depan kami.

Aku menyentuh tangan Viktor untuk memperjelas kepalsuan kami sebagai pasangan. Viktor mengambl kartu di atas meja, mendengus mengejek sebelum kami berjalan menuju kamar kami.

"aku tidak tahu gadis Yunani sangat menjijikan." Gumamku. Tidak habis pikir, dia bahkan menyebut nama Viktor terang-terangan walaupun kami masih memakai tudung. Bukankah sudah sangat jelas kami tidak ingin orang lain mengetahui siapa kami?

"Selamat! Kau sekarang mengetahuinya." Kata Viktor.

Tidur satu malam dengan Viktor di kamar hotel dan kasur berukuran sangat besar bukanlah masalah lagi, sebelumnya kami bahkan sanggup tidur di atas kasur lapuk bersama. Kami memutuskan untuk tidak berpisah walaupun kami tengah terpejam.

Hari berikutnya, kami pergi setelah matahari berada di atas kepala. Viktor mengatakan banyak barang sihir bagus yang dijual di Athena. Tidak ada yang bisa mengalahkan kualitas barang sihir dari Yunani karena konon penyihir pertama kali muncul dari Yunani sehingga barang yang mereka hasilkan pun kental akan unsur kuno dan antik yang terbilang jarang ditemukan di negara manapun.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang