Kami didorong menuruni tangga curam, masih diikat dengan punggung berhadapan dan dalam bahaya tergelincir dan mematahkan leher kami kapan saja. Di bawah terdapat pintu berat. Greyback membuka kuncinya dengan ketukan tongkatnya, dan mendorong kami masuk ke ruangan lembab dan berbau apak, meninggalkan kami dalam kegelapan total. Gema suara pintu gudang yang dibanting masih terdengar saat suara jeritan mengerikan tepat dari atas kami.
"HERMIONE!" Ron melenguh, dan dia mulai menggeliat dan berusaha membebaskan diri dari tali yang mengikat kami bersama, membuat Harry menggeliat. "HERMIONE!"
"Diamlah!" kata Harry. "Diam. Ron, kita harus mencari jalan—“
"HERMIONE! HERMIONE!"
"Kita perlu rencana, berhenti berteriak– kita perlu melepaskan diri dari tali ini—“
"Harry?" terdengar bisikan dari kegelapan. "Ron? Apa itu kau?"
Ron berhenti berteriak. Terdengar suara gerakan mendekati kami, dan aku melihat sebuah bayangan mendekat.
"Harry? Ron?"
"Luna?"
"Ya, ini aku! Oh, tidak, aku tak mau kau tertangkap!"
“Luna, kau baik saja?” tanyaku.
“Safera!” Luna terdengar terkejut. “Oh, tidak, bagaimana bisa mereka menangkapmu juga?”
"Luna, bisa kau bantu kami melepaskan tali ini?" kata Harry. "Oh ya, kuharap bisa... Ada paku tua yang kami gunakan kalau kami perlu merusak sesuatu... Tunggu sebentar..."
Hermione menjerit lagi dari atas, dan kami bisa mendengar Bellatrix menjerit juga, tapi kata-katanya tak terdengar, karena Ron berteriak lagi, "HERMIONE! HERMIONE!"
"Mr Ollivander?" Aku bisa mendengar Luna berkata. "Mr Ollivander, Anda punya pakunya? Kalau Anda bisa bergerak sedikit...Kurasa pakunya di sebelah tempat air." Dia kembali sedetik kemudian. "Kau harus diam," katanya. aku bisa merasakan dia menggali serabut-serabut talinya untuk membuka simpulnya.
Dari atas, kami mendengar suara Bellatrix. "Aku tanya kau sekali lagi! Dimana kau dapat pedang ini? Di mana?"
"Kami menemukannya– kami menemukannya– KUMOHON!" Hermione menjerit lagi, Ron berjuang lebih keras lagi, dan paku karatan itu tergelincir ke pergelangan tangan Harry.
"Ron, tolong, diamlah!" Luna berbisik. "Aku tak bisa melihat apa yang sedang kulakukan—“
"Sakuku!" kata Ron, "Di sakuku, ada Deluminator, dan penuh cahaya!"
Beberapa detik berikutnya, terdengar suara ceklikan, dan bola cahaya yang diserap Deluminator dari lampu di tenda terbang ke gudang. Tak bisa kembali ke sumbernya, bola cahaya itu hanya tergantung di sana, seperti matahari kecil, membanjiri ruang bawah tanah dengan cahaya. Aku melihat Luna, dan sosok tak bergerak Mr Ollivander, si pembuat tongkat, bergelung di lantai di sudut. Menjulurkan leherku ke sekeliling, aku melihat tahanan lainnya. Dean dan Griphook si goblin, yang terlihat baru sadar, tetap berdiri karena tali yang mengikatnya ke manusia.
"Oh, itu jauh lebih baik, thanks, Ron," kata Luna, dan dia mulai memaku tali kami lagi. "Halo, Dean."
Dari atas terdengar suara Bellatrix. “Kau bohong, Darah Lumpur kotor, dan aku tahu itu! Kau sudah masuk ke lemari besiku di Gringotts! Katakan yang sebenarnya, katakan yang sebenarnya!”
Terdengar teriakan mengerikan lainnya–
"HERMIONE!"
"Apa lagi yang kau ambil? Apa lagi yang kau punya? Beri tahu aku yang sebenarnya, atau, aku bersumpah, aku akan mengulitimu dengan pisau ini!"
"Ini!"
Aku merasakan talinya jatuh dan memutar, menggosok pergelangan tanganku, melihat Ron berlari mengelilingi gudang, melihat ke langit-langit rendah, mencari-cari pintu jebakan. Dean, wajahnya penuh memar dan berdarah, mengucapkan "terima kasih" pada Luna dan berdiri di sana, gemetaran, sementara Griphook terjatuh ke lantai gudang, terlihat terhuyung-huyung dan tak terbiasa, bilur-bilur terlihat di wajahnya yang kehitaman.
Ron sekarang mencoba ber-Dissapparate tanpa tongkat.
"Tak ada jalan keluar, Ron," kata Luna, menonton usahanya yang tidak berhasil. "Gudang ini benar-benar tahan-kabur. Aku mencobanya, dulu. Mr Ollivander sudah lama di sini, dia sudah mencoba segalanya."
Hermione menjerit lagi. Suaranya menerpaku seperti sakit badannya. Harry juga mulai berlarian, berkeliling ruangan, meraba dindingnya untuk sesuatu yang hampir dia tidak sadari apa.
"Apa lagi yang kau ambil, apa lagi? JAWAB AKU! CRUCIO!"
Jeritan Hermione bergema di dinding atas kami, Ron setengah terisak saat dia memukul dinding dengan kepalan tangannya, dan Harry dalam keputusasaannya mengeluarkan dompet dari Hagrid dari lehernya dan meraba-raba ke dalamnya. Dia menarik keluar Snitch Dumbledore dan mengguncangnya, mengharap sesuatu yang dia tidak tahu apa—tak ada yang terjadi—dia melambaikan patahan tongkat phoenixnya, tapi tongkatnya tidak bernyawa –pecahan kaca jatuh dan berkilau di lantai.
"Tolong kami!" dia berteriak pada cermin itu dalam keputusasaan. "Kami di gudang bawah tanah Kediaman Malfoy, tolong kami!"
Harry memiringkan pecahan kacanya dalam berbagai cara, dan di atas Hermione menjerit lebih buruk dari sebelumnya, dan di sebelahnya Ron melenguh, "HERMIONE! HERMIONE!"
"Bagaimana kau masuk ke lemari besiku?" mereka mendengar Bellatrix menjerit.
"Apa goblin kecil kotor di gudang itu yang membantumu?"
"Kami baru bertemu dia malam ini!" Hermione terisak. "Kami tak pernah masuk ke lemari besimu... Ini bukan pedang yang asli! Ini hanya tiruan, hanya tiruan!"
"Tiruan?" Bellatrix bercicit. "Oh, cerita yang bagus!"
"Tapi kita bisa menemukannya dengan mudah!" terdengar suara Lucius. "Draco, ambil goblin itu, dia bisa memberitahu kita pedang ini asli atau bukan!"
Harry bergerak cepat menyeberangi gudang ke tempat di mana Griphook membungkuk di lantai. "Griphook," dia berbisik ke telinga runcing si goblin, "kau harus memberi tahu mereka kalau pedangnya palsu, mereka tak boleh tahu itu yang asli, Griphook, kumohon—“
Aku bisa mendengar langkah kaki teredam seseorang di gudang, saat berikutnya, suara gemetaran Draco berbicara dari balik pintu.
"Mundur. Berbaris di dekat tembok belakang. Jangan coba-coba lakukan apapun, atau aku akan membunuh kalian!"
Kami berdiri seolah mereka masih diikat, saat kunci diputar, Ron menjentikkan Deluminator dan cahanyanya tersapu kembali ke kantungnya, mengembalikan kegelapan gudang. Pintu terbuka, Draco melangkah masuk, tongkatnya teracung di depannya, pucat dan penuh tekad.
“Draco,” panggilku berpura-pra tidak berdaya. “Apa yang mereka lakukan dengan Hermione?”
“Itu bukan urusanmu, Colate.” Jawab Draco dingin. “Kau seharusnya tidak tertangkap!” ia mengarahkan cahaya tongkatnya padaku, “apalagi dengan Potter!”
“Draco,” panggilku lagi, Harry menggerakkan tanggannya memberi isyarat agar aku meneruskan. “aku tidak bersama Harry,” dustaku, “Greyback terus-menerus mengejarku, dia selalu menemukanku.”
“Shut up!” bisik Draco penuh penekanan. “Kau pikir aku meloloskanmu dengan mudah? Kau pikir tidak ada hukuman apapun karena melepaskanmu saat itu? Aku menanggung semuanya, Colate! Semuanya! Dan sekarang, apa ini?” Draco tertawa mengejek. “kau ditangkap bersama Harry Potter? Aku bahkan sudah kehabisan akal untuk membebaskanmu!”
Draco terdengar frustasi. Dia mengangkat goblin kecil itu di lengannya dan keluar lagi, menyeret Griphook dengannya. Pintu dibanting menutup dan di saat yang sama suara krak keras terdengar menggema di dalam gudang.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FanfictionAncaman. Itulah yang dapat mendeskripsikan tahun ini. Siapa yang akan mengira Kau-Tahu-Siapa akhirnya kembali berkuasa setelah tujuh belas tahun menghilang? Tidak, dia bahkan tidak menghilang. Dia hanya bersembunyi selama tujuh belas tahun terakhir...