52. POTTERWATCH

206 55 1
                                    

Untuk pertama kalinya Harry bangkit setelah seharian menyendiri, Harry buru-buru masuk kedalam tenda dan menemui aku, Ron dan Hermione yang berlutut di lantai dekat sebuah radio kecil. Hermione, yang baru saja membersihkan pedang Gryffindor karena tak ada kerjaan, duduk ternganga, memandang speaker kecil, dimana sebuah suara yang tak asing berbicara.
 
“...Maafkan kami yang harus sementara absen di udara, karena di wilayah kita sibuk menghadapi para Pelahap Maut yang menawan.”
 
“Tapi itu 'kan Lee Jordan!” ucap Hermione.
 
“Aku tahu,” jawab Ron. “Keren 'kan?”
 
Sementara itu, pikiranku berkelana karena Fred mungkin dikejar oleh lusinan Pelahap Maut.
 
“…kini kita kita telah menemukan tempat lain yang aman,” kemudian Lee melanjutkan, “dan  dengan bangga aku beritahukan pada Anda kalau dua kontributor kita telah bergabung denganku sore ini. Selamat sore, Kawan!”
 
”Hai.”
 
“Selamat sore, River.”
 
“’River’,”
 
“itu Lee,” terang Ron. “Mereka mempunyai nama samaran, tapi kau biasanya dapat membe…”
 
“Ssst,” potong Hermione.
 
“Tapi sebelum kita mendengarkan Royal dan Romulus,” Lee melanjutkan, “mari kita dengar laporan siapa saja yang telah meninggal yang oleh Wizarding Wireless Network News dan Daily Prophet dirasa tidak terlalu penting untuk disebutkan. Dengan sangat menyesal kita sampaikan kepada para pendengar mengenai meninggalnya Ted Tonks dan Dirk Cresswell.”
 
Harry, Ron dan Hermione saling memandang dengan ngeri.
 
“Goblin dengan nama Gornuk juga telah terbunuh. Kelahiran-Muggle Dean Thomas dan goblin kedua, yang dipercaya telah bepergian dengan Tonks, Creswell dan Gornuk, mungkin masih selamat. Bila Dean mendengarkan, atau bila Anda mengetahui di mana posisinya, orang tua dan saudara perempuannya sangat mengharapkan berita darinya.
 
“Sementara itu, di Gaddley, satu keluarga Muggle yang terdiri atas lima orang ditemukan mati dalam rumahnya. Pihak muggle mencurigai adanya kebocoran gas, tapi para anggota Orde Phoenix menginformasikan bahwa itu adalah Mantra Pembunuh—bukti tambahan, bila dibutuhkan, tentang kenyataan bahwa pembantaian muggle tidak lebih telah dijadikan sebagai olahraga penghibur dibawah rezim baru.”
 
“Terakhir, dengan sangat menyesal kami beritakan pada para pendengar bahwa sisa-sisa tubuh dari Bathilda Bagshot telah ditemukan di Godric Hallow. Bukti menunjukkan bahwa dia telah mati beberapa bulan lalu. Dan informasi dari Orde Phoenix mengungkapkan bahwa ditubuhnya terdapat luka-luka yang diakibatkan oleh sihir hitam.”
 
“Para pendengar, kami ingin mengajak Anda semua untuk bersama-sama kami dalam satu menit mengheningkan cipta untuk mereka. Ted Tonks, Dick Creswell, Bathilda Bagshot, Gornuk dan yang tak dapat disebut, juga simpati yang sama bagi para Muggle yang dibunuh oleh Pelahap Maut.”
 
Kesunyian pun datang, kami pun terdiam. Jantungku berdebar, setengah khawatir, setengah bangga mengetahui Lee baik-baik saja, itu berarti Fred juga baik.
 
“Terimakasih,” ucap Lee, “dan kini kita bisa kembali ke kontributor kita Royal, untuk berita terbaru mengenai bagaimana pengaruh tatanan dunia sihir baru terhadap dunia Muggle.”
 
“Terima kasih, River,” terdengar suara yang jelas, dalam, teratur, mengayomi.
 
“Kingsley!” ucap Ron semangat.
 
“Kami tahu,” ucap Hermione mendiamkannya.
 
“Para Muggle masih belum mengetahui sebab penderitaan yang membuat mereka terus-menerus menjadi korban,” ucap Kingsley, “bagaimanapun juga, kita masih terus mendengar cerita-cerita yang penuh inspirasi tentang penyihir yang mau mengorbankan keselamatan dirinya demi melindungi teman-teman dan tetangga Muggle, tanpa sepengetahuan Muggle tersebut. Aku ingin mengajak kepada semua pendengar untuk mencontoh mereka, mungkin dengan memberikan mantera pelindung di sekitar tempat tinggal Muggle di daerah Anda. Banyak nyawa yang bisa diselamatkan bila hal-hal sederhana biarpun kecil, bisa kita lakukan.”
 
“Dan apa yang ingin kau sampaikan, Royal, kepada para pendengar yang berpendapat bahwa di saat-saat berbahaya ini, seharusnya ‘penyihir duluan’ menjadi prioritas?” tanya Lee.
 
“Menurutku ini hanya langkah pendek dari ‘Penyihir duluan’ ke ‘Darah Murni duluan’ dan kemudian menjadi ‘Pelahap Maut’.” jawab Kingsley, “kita semua manusia 'kan? Setiap kehidupan punya hak sama, dan berhak untuk diselamatkan.”
 
“Jawaban yang sempurna, Royal, dan kau mendapatkan suaraku untuk menjadi Menteri Sihir bila nanti kita berhasil keluar dari kemelut ini,” ucap Lee lagi, “dan kini, kita beralih ke Romulus yang kita ketahui sebagai ‘Teman Dekat Potter’.”
 
“Terimakasih River,” sahut suara lain yang juga tak asing.
 
Ron mulai berbicara lagi, tapi Hermione mencegahnya dengan bisikan. “Kita tahu itu Lupin.”
 
“Romulus, apakah kau tetap berkeras, dalam setiap kehadiranmu di program kami kau selalu yakin kalau Harry Potter masih hidup?”
 
“Ya,” ucap Lupin tegas, “tiada keraguan sedikitpun, menurut saya kematiannya akan disebarkan seluas mungkin oleh Pelahap Maut, bila itu terjadi, karena hal ini dapat mejatuhkan moral orang-orang yang menentang rezim baru. ‘Anak yang Bertahan Hidup’ adalah sebuah simbol dari semua perlawanan kami. Kemenangan bagi kebaikan, kekuatan bagi yang tak bersalah, pentingnya untuk tetap melawan.”
 
“Dan apakah yang ingin anda katakan pada Harry siapa tahu dia sedang mendengarkan, Romulus?”
 
“Aku ingin mengatakan bahwa semangat kami selalu bersamanya,” ucap Lupin, lalu dengan sedikit ragu mengucapkan, “dan aku ingin menyarankannya untuk mengikuti instingnya, yang tepat dan hampir selalu benar!”
 
Harry memandang Hermione, yang matanya dipenuhi air mata.
 
“Hampir selalu benar,” Hermione mengulangi,
 
“Oh, bukankah sudah kuberi tahu?” ucap Ron dengan nada terkejut, “Bill memberi tahuku bahwa Lupin tinggal dengan Tonks lagi! Dan tampaknya Tonks kini terlihat bertambah besar!”
 
“…dan adakah berita terbaru dari teman-teman Harry Potter yang sedang menderita demi kesetiaannya?” Lee pun melanjutkan.
 
“Baiklah, seperti biasa para pendengar, beberapa orang yang secara jelas mendukung Harry Potter sekarang telah ditawan, termasuk Xenophilius Lovegood, si mantan editor The Quibler,” terang Lupin.
 
“Setidaknya dia masih hidup!” bisik Ron.
 
“Kita juga mendengar bahwa beberapa jam lalu Rubeus Hagrid.” –kami menahan napas, dan hampir saja kehilangan potongan kalimat terakhir— “dikenal sebagai penjaga di Sekolah Hogwarts, telah lolos dari penangkapan di lantai dasar Hogwarts, dia telah digosipkan mengadakan pesta ‘Dukung Harry Potter’ di rumahnya. Untungnya Hagrid tidak ditahan, dan sedang –kami yakin dalam pelarian.”
 
“Kukira akan sangat membantu, saat kau melarikan diri dari Pelahap Maut, bila kau memiliki saudara laki-laki setinggi enam belas kaki?” tanya Lee.
 
“Bisa menjadi senjata,” Lupin menyetujui dengan parau, “kalau boleh aku ingin menambahkan bahwa saat kita di sini, di Potterwatch bertepuk tangan atas semangat Hagrid, kami ingin menyerukan bahkan kepada pendukung terdekat Harry untuk tidak mengikuti cara Hagrid. Pesta ‘Dukung Harry Potter’ adalah sesuatu yang tak bijaksana pada keadaan seperti saat ini.”
 
“Benar sekali, Romulus,” ucap Lee, “jadi kami menyarankan agar anda terus menunjukkan kesetiaan Anda kepada orang yang mempunyai bekas luka berbentuk petir dengan mendengarkan Potterwatch! Dan kini mari kita mendengarkan berita tentang penyihir yang telah terbukti selicin Harry Potter. Kami ingin menanyakan tentang Pemimpin Pelahap Maut, dan disini telah hadir diantara kita narasumber yang akan memberikan pandangan tentang beberapa gosip gila yang beredar mengenai dirinya. Kami perkenalkan narasumber baru kita, Rodent?”
 
“Rodent?” ucap suara yang tak asing lain, Harry, Ron dan Hermione berteriak bersama-sama, sementara aku berusaha keras menahan air mataku.
 
“Fred!”
 
“Bukan…apakah dia George?”
 
“Itu Fred, kukira,” ucap Ron, mencondongkan tubuhnya mendekat, mendengarkan apapun yang si kembar katakana.
 
“Aku tak mau menjadi Rodent, tak mau. Aku telah memberitahumu kalau aku ingin menjadi ‘Rapier’!”
 
“Itu George.” Kataku dengan air mata, Ron merangkul bahuku untuk menguatkan.
 
“Oh baiklah, Rapier, dapatkah kau menceritakan pada kami berbagai cerita yang telah kau dengar mengenai Pemimpin Pelahap Maut ini?”
 
“Tentu saja, River,” ucap George, “sebagaimana yang diketahui para pendengar kecuali mereka berlindung di bawah kolam di taman atau ditempat yang sejenisnya— strategi Kau-Tahu-Siapa yang tetap menjadi bayangan membuat keadaan menjadi panik. Perhatikanlah, bila semua berita mengenai penampakannya adalah asli, kita akan menemukan sembilan belas sosok Kau-Tahu-Siapa berlarian di sekeliling kita.”
 
“Yang memang cocok baginya, tentunya,” ucap Kingsley, “hawa misterius menciptakan teror yang lebih besar dari pada langsung menampakkan dirinya.”
 
“Setuju,” lanjut Fred, “jadi, pendengar, marilah kita berusaha tenang sedikit. Segalanya sudah cukup parah tanpa kepanikan Anda. Satu contoh, ide baru KauTahu-Siapa ini dapat membunuh seseorang hanya dengan lirikan matanya saja. Itu adalah Basilisk, pendengar. Satu tes sederhana. Pastikan apakah sesuatu yang bercahaya mengarah padamu memiliki kaki. Bila punya, cukup aman untuk menatap matanya, walaupun itu benar-benar Kau-Tahu-Siapa, yang mungkin saja itu hal yang terakhir bisa kau lakukan.”
 
“Dan bagaimana dengan gosip yang telah menyebar tentang sering terlihatnya dia?”
 
“Yah, siapa yang tak menginginkan sedikit liburan yang menyenangkan setelah kerja keras yang di lakukan?” Tanya Fred. “Maksudnya adalah, jangan terlalu membesarkan rasa aman yang palsu, memikirkan dia sedang pergi keluar Inggris. Mungkin ya, mungkin tidak, tapi kenyataannya dia bisa bergerak lebih cepat daripada Severus Snape yang berhadapan dengan sampo saat dia mau, jadi jangan terlalu mengandalkan cerita dia sedang berada jauh bila kau akan mengambil resiko. Aku tak pernah mengira aku akan mendengar diriku sendiri mengatakannya, tapi keselamatan adalah yang utama!”

“Terima kasih untuk saran-saran yang bijak, Rapier,” ucap Lee. “Pendengar, Rapier telah mengakhiri perjumpaan kita di Potterwatch kali ini. Kami belum tahu waktu yang memungkinkan bagi kami untuk siaran lagi, tapi percayalahlah kami akan kembali. Tetaplah pada saluran Anda. Kata sandi berikutnya adalah ‘Mad-Eye’, salinglah menjaga keselamatan bersama, tetap semangat, selamat malam.”

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang