”OK,” seru Harry ke seluruh Kamar, dan semua suara berhenti. Fred dan George yang sedang menertawakan suatu lelucon langsung terdiam, dan semua waspada, bergairah. ”Ada sesuatu yang harus kami temukan,” sahut Harry, ”Sesuatu—sesuatu yang akan membantu kita menyingkirkan Kau-Tahu-Siapa. Ada di sini di Hogwarts, tapi kami tak tahu di mana. Mungkin kepunyaan Ravenclaw. Apakah ada yang pernah mendengar benda semacam itu? Misalnya, apa ada yang pernah melihat sesuatu dengan elang Ravenclaw atau lainnya?”
Harry menatap berharap pada sekelompok kecil Ravenclaw, pada Padma, Michael, Terry, dan Cho, tapi Luna yang menjawab, bertengger di lengan kursi Ginny. “Well, ada diademnya yang hilang. Aku pernah bilang tentangnya, inget kan, Harry? Diadem Ravenclaw yang hilang? Daddy sedang berusaha menirunya.”
“Yeah, tapi diadem yang hilang itu,” sahut Michael Corner memutar matanya, “sudah hilang, Luna. Itu masalahnya.”
“Kapan hilangnya?” tanya Harry.
“Kata mereka, sih, berabad-abad lalu,” sahut Cho. “Profesor Flitwick bilang, diadem itu lenyap bersamaan dengan Ravenclaw sendiri. Orang-orang sudah mencari, tapi,” Cho memandang rekan-rekan Ravenclaw-nya mencari dukungan, “tak seorangpun yang pernah menemukan bahkan jejaknya, benar kan?”
Teman-temannya menggeleng.
“Sorry, diadem itu apa?” tanya Ron.
”Semacam mahkota,” sahut Terry Boot, ”Ravenclaw seharusnya memiliki benda sihir, meningkatkan kebijaksanaan si pemakai.”
”Ya, pipa Wrackspurt Daddy—”
Tapi Harry memotong percakapan Luna.
“Dan tak ada dari kalian yang pernah melihat sesuatu yang mirip dengan itu?”
Anak-anak Ravenclaw itu menggeleng lagi. Harry memandang Ron dan Hermione, kekecewaannya tercermin pada wajah mereka juga. Sebelum Harry berhasil merumuskan pertanyaan baru, Cho berbicara lagi.
“Kalau kau mau lihat seperti apa diadem itu, aku bisa membawamu ke Ruang Rekreasi kami dan memperlihatkannya padamu, Harry? Patung Ravenclaw memakainya.”
Harry berbicara pada Hermione dan Ron disebelahnya kemudian memandang Cho lalu pada yang lain. “Teman-teman, mungkin aku tidak banyak memberikan petunjuk, tapi aku akan pergi dan melihat patung itu, paling tidak melihat diadem itu seperti apa. Tunggu di sini dan jaga diri kalian baik-baik."
Cho sudah hendak berdiri, secepat mungkin aku menyenggol lengan Ginny memberi isyarat kemudian Ginny menyahut galak, “Tidak, mending Luna yang pergi dengan Harry, iya ‘kan, Luna?”
“Oh, iya aku mau,” sahut Luna gembira, dan Cho duduk lagi agak kecewa. Aku dan Ginny saling melirik, tidak bisa menyembunyikan senyum kami.
“Bagaimana kami bisa keluar?” tanya Harry ada Neville.
“Sebelah sini.” Neville memimpin Harry dan Luna ke sebuah sudut, di mana sebuah lemari kecil membuka ke sebuah tangga. “Keluarnya berbeda-beda setiap hari, jadi mereka tidak dapat menemukan kamar ini,” ujarnya. “masalahnya, kita juga tidak tahu keluarnya di mana. Hati-hati Harry, mereka berpatroli di koridor saat malam.”
“Tidak masalah,” saut Harry, “Sampai ketemu lagi.”
Hening terjadi setelah kepergian Harry dan Luna.
“Jadi, apa yang akan kita lakukan?” tanya Fred memecah keheningan.
“kita harus memberitahu Kingsley dan yang lainnya.” jawab Neville.
“bagaimana kalian—“
“Potterwatch!” seru Lee.
“Yeah, kita bisa melakukan Potterwatch!” kata Terry Boot bersemangat.
“Kalian ingin mendengarkan Potterwatch secara langsung?” tanya George bersemangat.
“YEAH!” teriak hampir semua anak bersamaan.
“Kalau begitu kita harus melakukannya, mate.” Sahut Fred menyenggol pundak George.
Semua orang memberi jalan untuk Fred, George, dan Lee menuju radio di ujung ruangan. Mereka membongkarnya, menjadikan benda itu berfungsi untuk menyiarkan radio seperti yang selalu mereka lakukan.
“aku selalu bertanya-tanya, kenapa mereka buruk di OWL.” Bisik Ginny.
“mereka hanya jenius pada hal yang mereka anggap menarik.” kataku.
Lee berdeham sebentar sebelum mendekatkan dirinya pada antena kecil yang terlihat rapuh. “Selamat malam, semuanya.” Ia memulai pembukaan. Semua orang terdiam, antusias melihat siaran langsung Potterwatch yang selalu menjadi sumber semangat ada di depan mata mereka. “maaf atas siaran kami yang terlalu larut, aku harap kalian tetap mendengarkan kami dengan antusias karena malam ini, seperti yang kita semua tahu, seekor naga setengah buta terlihat di Diagon Alley diperkirakan naga itu menjaga empat atau lima lemari besi di dalam Gringotts dalam kurun waktu yang lama dan alasan dibalik adanya naga yang terbebas itu adalah Harry Potter.” Lee melirik semua orang di Kamar Kebutuhan. “Ya, Harry Potter, para pendengar. Dia kembali.” Senyum merekah dan menyebar di hampir setiap wajah. “sekali lagi aku informasikan kepada kalian, Harry Potter telah kembali. Semua pasukan diharapkan berkumpul di Hogwarts, kami membutuhkan bantuan sebanyak mungkin. Kalian bisa ber-Apparate langsung ke Hog’s Head dan Aberfoth akan menunjukkan jalan ke tempat kami.”
“sekali lagi, aku informasikan kepada kalian, untuk siapapun yang masih percaya dan mendukung Harry Potter, kita akan memulai revolusi. Datanglah ke Hogwarts secepat yang kalian bisa. Kita akan bertarung!” kata Lee menutup siaran. Sorakan terdengar di seluruh ruangan. “Dan ini akan menjadi siaran Potterwatch terakhir. We will fight!”
Semua orang berteriak dengan semangat saat Lee menutup siarannya. Fred dan George menepuk pundak Lee, memberikan apresiasi mereka.
Fred meninggalkan sahabatnya dan berjalan mendekatiku, menenggelamkanku ke dalam pelukannya. “We will fight.” Bisiknya. Aku mengangguk setuju. “I will marry you after all of this shit over.”
Aku memeluk Fred lebih erat, mendekatkan wajahku ke telinganya. “I do.”
“What?”
“Jawaban untuk di altar nanti.”
Fred kembali memelukku, tertawa dalam pelukannya yang erat.
Aku merasakan kakiku melayang. Fred mengangkatku dan berputar, membuatku yang berada di dalam pelukannya malu dan berusaha menyembunyikan wajahku walaupun aku tahu satu ruangan menyadari apa yang kami lakukan.
"Apa kita harus melakukannya sekarang?" Tanya Fred merenggangkan pelukannya. "Kita bisa menikah sekarang, di sini."Aku tersenyum, belum sempat aku menyetujui ucapan Fred, Lee muncul.
“Come on, Fred. We don’t have time to do this.” Tegur Lee, ia mendekati kami dan memisahkan aku dan Fred. Beberapa anak yang melihat apa kami lakukan menahan tawa. Ada percikan-percikan kebahagiaan, semangat, dan gairah di seluruh ruangan. Muncul binar-binar harapan yang sebelumny di mata semua orang seakan kemenangan ada di depan mata kami.
Pintu terowogan terbuka, membuat seluruh ruangan terdiam menunggu. Lupin muncul dari sana bersama Kingsley di belakangnya.
“seperti ada pesta besar di sini,” gumam Lupin pada Kingsley.
Aku dan Hermione menahan napas bahagia, bersama dengan Ginny kami berlari ke arah mereka, menjadi orang pertama yng memeluk mereka.
“Senang melihatmu, Safera.” Kata Kingsley menyentuh puncak kepalaku. “Sayangnya, ayahmu mungkin datang terlambat.”
“Senang melihatmu.” Kataku pada Kingsley.
Kingsley beralih pada yang lain, menjabat tangan Ron, Fred an Goerge dan terakhir memukul lembut punggung Lee dengan bangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FanfictionAncaman. Itulah yang dapat mendeskripsikan tahun ini. Siapa yang akan mengira Kau-Tahu-Siapa akhirnya kembali berkuasa setelah tujuh belas tahun menghilang? Tidak, dia bahkan tidak menghilang. Dia hanya bersembunyi selama tujuh belas tahun terakhir...