23. PATROLI MALAM

317 73 6
                                        

“Muggle adalah bentuk manusia kuno yang tidak memiliki kemampuan spesial, mereka memanfaatkan ketidakmampuan mereka dalam sihir untuk melakukan hal rumit. Di kemungkinan lain, mereka dapat mencuri kemampuan sihir dengan cara merebut tongkat sihir.” Ucap Alecto Carrow dalam kelas Telaah Muggle yang sudah dijadikan pelajaran wajib bagi setiap murid, wanita kecil dengan tubuh kekar itu berdiri di depan mejanya, memaksa kami menulis apapun yang ia diktekan. Bahunya yang miring naik turun seiring dengan helaan napasnya, tangannya yang gemuk siap memegang tongkat sihir untuk menyerang siapapun yang melawannya. “kalian harus ingat, pengkhianat darah, darah lumpur, dan Muggle berada jauh lebih rendah dari kita karena penyihir berada di piramida tertinggi kehidupan.” Ungkapnya lagi.
 
“Bagaimana dengan Squib, Profesor?” tanya salah satu anak Slytherin di belakangku, aku yakin teman satu mejanya terkikik pelan.
 
“Squib,” kata Alecto. “Penyihitr yang tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk menyentuh togkat sihir. Mereka memiliki dua pilihan yang bisa dijalani. Pertama, hidup di dunia Muggle dengan berpura-pura bodoh bahwa sihir tidak pernah ada. Kedua, hidup di dunia sihir dengan kedudukan sama rendah dengan peri rumah.”
 
“Tapi, Profesor.” Aku mengangkat tanganku. “kalau Muggle dipercaya dapat mencuri sihir, mengapa Squib tidak mencuri kemampuan sihir juga?”
 
Semua anak menatapku. Sekilas aku melihat Draco yang duduk di depanku meringis kesal.
 
“itu karena para Squib tahu, mencuri sihir adalah pelakukan terhina yang pantas ditempatkan di Azkaban.” Jawab Alecto dalam penekanan. “Sihir.” Kata Alecto menatap mataku. “hanya boleh dilakukan oleh penyihir dengan kemurnian darah. Tanpa adanya kemurnian darah, atau jika ada keraguan dalam kemurnian darah seorang penyihir, mereka akan dihadapkan dalam sidang untuk membuktikan keturunan mereka. Jika didapatkan keturunan Muggle dalam darahnya, maka tongkat sihirnya akan diambil dan dia bukan lagi penyihir melainkan tawanan Azkaban.”
 
“Kalau begitu, berapa banyak darah Muggle yang mengalir di dalam darah Anda dan Saudara Anda?” tanya Neville tiba-tiba. “Seberapa besar kemungkinan lolos sebagai tawanan Azkaban dengan darah Muggle yang mengalir di dalam tubuh Anda, Profesor?”
 
Aku menahan napas saat Alecto berjalan mendekati Neville. Ernie yang berada di sampingku menelan ludahnya. Neville tidak tampak ragu saat Alecto mengangkat tongkatnya dan menggerakannya sangat kencang di depan wajah Neviile.
 
“Neville!”
 
Beberapa anak perempuan meringis dan berteriak.
 
Aku berlari mendekati Neville, terkejut dengan garis di wajahnya karena jejak tongkat Alecto.
 
“Detensi, Longbottom.” Desis Alecto dan meninggalkan ruangan.
 
Suasana hening bahkan hampir membeku. Tak lama bel berbunyi. Semua anak terburu-buru meninggalkan kelas, hanya aku dan Neville yang  masih berada di sana.
 
“Neville,  kau gila.” Kataku sambil mengeluarkan tongkat, mencoba mantera pengobatan apapun yang aku ingat namun tidak berhasil menghilangkan garis besar di wajah Neville. “kita harus ke Hospital Wings.”
 
“tidak ada yang bisa Madam Pomfrey lakukan,” keluh Neville saat kami hendak berbelok ke sayap rumah sakit. “jika tanda ini mudah disembuhkan, Carrows tidak akan melakukannya padaku.”
 
“tapi setidaknya kita harus mencobanya.” Ajakku terus mencoba menarik Neville.
 
“tidak, Safera.” Tolak Neville lagi. “aku tidak ingin bersikap seperti seorang pengadu.”
 
“kau tidak mengadukan ini kepada siapapun. Semua orang akan tahu siapa penyebabnya saat melihat wajahmu.” Omelku. “Kenapa kau bersikeras seperti itu?”
 
“karena kita harus mencobanya, Safera. Apa kau masih tidak paham?” Neville menghentikan langkahnya membuatku ikut behenti. “seseorang harus melawan mereka.”
 
Aku terdiam mengolah ucapan Neville. Ini seperti…
 
“…seseorang harus memberontak.” Ucap Neville lagi. “untuk membuktikan bahwa masih ada harapan, masih ada harapan di sekolah ini.”
 
“Tunggu, Neville!” aku mengangkat tanganku. “ini tidak…”
 
“apa kau tidak menyadarinya? Ini seperti saat Harry menentang Umbridge, pemberontakan kecil membuat harapan untuk yang lainnya.”
 
“apa kau berharap kita…”
 
“Yeah, semua ini dimulai dari kita, Safe, karena hanya kita anggota DA yang tersisa. Kita bisa mendirikan lagi DA walau tanpa Harry.”
 
“Tapi, Neville, aku rasa kita harus—“
 
“Hei, Neville, Safera!” panggil Ginny saat aku dan Neville sudah berada di Aula Depan. “Demi Merlin, apa yang terjadi pada wajahmu?” jerit Ginny setelah melihat wajah Neville.
 
“Carrow.” Jawabku singkat.
 
“Apa yang sebenarnya kau lakukan?” keluh Ginny pada Neville, menariknya masuk ke Aula Besar dan duduk di bangku Gryffindor. Aku hanya melihat mereka menjauh. Larangan berada di meja asrama lain adalah salah satu peraturan knyol yang Snape buat tahun ini dan aku lebih memilih menghindar dari semua detensi yang mungkin para Pelahap Maut itu buat. Sebagian besar peraturan yang dibuat Snape adalah peraturan konyol Umbridege yang sudah diperbarui dengan detensi lebih kejam. Namun, meskipun begitu, tidak seperti saat Umbrdge berkuasa, Filch sama sekali tidak senang dengan adanya peraturan itu karena bagi Carrow bersaudara, Filch tidak lebih dari hama yang harus dibersihkan, membuat para murid berada di bawah detensi Filch sama saja menempatkan penyihir lebih rendah dari Squib. Hal itu yang menyebabkan detensi kali ini lebih berat karena Carrow bersaudara yang akan turun tangan langsung untuk menghukum para murid.
 
“Apa Neville sudah mendapatkan pengobatan?” tanya Ernie begitu aku bergabung dengannya saat makan malam.
 
“Tidak, dia menolak ke Hospital Wings.” Jawabku mengambil dagimg asap ke piringku.
 
“aku rasa tanda itu tidak akan hilang dengan mudah.”
 
“Neville juga beranggapan seperti itu. Dia pikir Madam Pomfrey tidak dapat menghilangkannya.”
 
“Dia pantas mendaatkan itu.”kata suara di belakang aku dan Ernie.
 
Aku dan Ernie membalik badan kami, mendapatkan Draco berdiri di sana dengan angkuh.
 
Aku memutar bola mataku dan melanjutkan makan malam, menganggap Draco tidak berdiri di sana.
 
“Apa yang membuatmu berjalan jauh ke sini, Malfoy?” tanya Ernie.
 
“aku hanya ingin mengingatkan pada Safera bahwa malam ini dia harus patroli malam.” Jawab Draco. Aku merasakan tatapannya berada tepat di punggungku.
 
“bilang pada Malfoy aku tidak akan ikut patroli malam denganya.” Bisikku pada Ernie.
 
“kau yakin?” bisik Ernie.
 
Aku mengangguk.
 
“Malfoy, Safera bilang dia tidak akan ikut.” Ungkap Ernie tidak yakin.
 
“Patroli malam?” tanya Draco,
 
“Ya.”
 
“katakan padanya, dia tidak bisa bolos patroli malam lagi.” Kata Draco geram.
 
“Safe,” Ernie menggoyangan lenganku. “Malfoy bilang begitu.”
 
“aku bahkan tidak berharap menjadi Headgirl, aku tidak ingin patroli malam dengannya.” Keluhku masih dalam bisikan.
 
“Safera tetap tidak merubah pikirannya.” Kata Ernie singkat pada Draco.
 
“katakan padanya, ia akan mendapat detensi jika bolos patrol malam lagi.”
 
Ernie mencondongkan tubuhnya ke arahku. “Well, Safe—“ Ernie terdiam sejenak. “Aku tidak tahu kita akan mendapatkan detensi jika tidak melakukan patroli malam.” Jelas Ernie, kali ini pada Draco.
 
“Ya, dan itu akan berlaku malam ini.” Kata Draco.
 
“Kau tidak bisa menyalahgunakan jabatanmu, Malfoy.” Protes Ernie membuatku tertarik untuk melihat mereka berargumen.
 
“Mau bagaimana?” Draco memasukan kedua tangannya ke dalam kantung celananya, menatap kami angkuh. “kenyataan menunjukan,” Draco melirikku tidak suka. “Aku dapat melakukan itu, Macmillan.” Dia menyeringai penuh kemenangan.
 
“aku tetap tidak akan ikut denganmu.” Kataku tidak mau kalah.
 
“Tidak masalah,” kata Draco. “jika kau ingin melihat teman-temanmu dihukum dan kau tidak bisa melakukan apapun karena lencana Headgirl tidak dapat digunakan lagi.”
 
“Kau tidak bisa mengancamku lagi, Malfoy.” Kataku tajam.
 
“Oh, sayangnya aku bisa, Safe.” Balas Draco. “aku tunggu di Aula Depan, atau kau akan melihat Gryffindor lainnya dengan luka seperti Longbottom.”
 
“kau tidak—“
 
“Aku bisa, Safera.” Kata Draco penuh kemenangan kemudian berjalan menjauh dengan senyum miring yang licik.
 
Aku menenggelamkan wajahku di dalam telapak tangan. “kau pikir dia dapat melakukan itu?” kataku pada Ernie.
 
“aku tidak tahu, Safe.” Jawab Ernie.  “Tapi kau tahu apa yang lebih lucu?”
 
Aku mengangkat wajahku untuk melihat Ernie. “Apa?”
 
“Kenapa Malfoy bersikeras menjadikanmu Headgirl? Dan kenapa ia ingin kau ikut patroli malam dengannya?”
 
Aku mengenggak Butterbeer dari piala sampai tandas. “Kau pikir aku tahu alasannya?” omelku.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang