Setelah dua minggu penuh kejaran Carrow bersaudara, kami berhasil menemukan beberapa jalan pintas yang kami anggap ‘pantas’ untuk dilewati. Suatu malam Ginny dan Neville berhasil menemukan jalan potong yang ujung lainnya di jaga oleh dementor sementara aku dan Luna berhasil menulis kalimat pemberontakan lainnya di menara timur. Besoknya semua orang akan sibuk dengan kehebohan yang kami buat, kemudian Luna atau Neville mulai merekrut beberapa anggota sementara aku dan Ginny menerobos lorong lainnya untuk mencari tempat persembunyian lainnya.
Ada malam di mana kami berempat menyusuri lorong dengan penuh cabang, di ujung lainnya Malfoy berhasil menemukan kami. Beruntungnya, aku berada tepat di depannya, menutupi yang lainnya dengan tubuhku. Beralasan bahwa aku tengah melakukan patroli dan kehilangan partnerku walaupun aku yakin Malfoy tidak sebodoh itu, dia pasti sadar aku sangat tidak menyukai patroli malam bersamanya, dia hanya berpura-pura bodoh saat mengatakan aku kehilangan dia dalam patroli.
Beberapa anak yang bergabung hanya melihat Luna, Ginny, dan Neville dalam pembagian tugas. Aku tidak pernah menunjukan diriku sebagai salah satu dari pemberontakan. Kami setuju semakin sedikit orang yang tahu aku otak dalam pemberontakan ini, maka akan semakin bagus. Jika anak lain tahu aku berada dalam dua posisi—headgirl dan pemberontak—itu tidak akan menguntungkan kami karena bagaiman pun kami butuh seseorang untuk memantau Malfoy dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Setelah anggota kami semakin bertambah sekitar sepuluh orang atau lebih, kami mulai membagi misi kami. Beberapa akan tetap menulis di dinding, pintu atau apapun saat sisi kreatifitas dan kejahilan mereka datang, lalu beberapa kelompok akan melepaskan anak-anak berada dalam ruang detensi sedangkan lainnya akan mencari tempat persembunyian yang aman dan cukup bagi kami semua berkumpul. Kami memutuskan untuk berhenti mencari lorong atau pintu rahasia untuk keluar karena hal itu sudah sangat tidak mungkin, kami berkali-kali bertemu dementor, para Pelahap Maut ataupun para Prefek dan Headboy di ujung jalannya.
Dua minggu yang kami tentukan sebelumnya datang. Kami tidak lagi memilih ruangan Firenze sebagai tempat bertemu karena menentukan tempat yang sama bisa menjadi petaka. Akirnya, dengan mata memohon dan sedikit Legilimency, aku berhasil meminta Professor Slughorn untuk meminjamkan ruangan bawah tanahnya. Alasannya mudah, pertama, semua orang muak dengan ramuan tidak mungkin ada yang mengendap untuk pergi ke tempat ini. Kedua, lebih baik berada di sarang musuh walaupun Slughorn jelas berada di pihak Dumbledore—atau Harry—dia tetap menjadi Kepala Asrama Slytherin, itu berarti tidak mungkin anak-anak Slytherin curiga dengan Kepala Asrama mereka. Jelas mereka lebih menyukai Snape, namun Slughorn bukanlah kepala asrama yang buruk.
“aku tidak percaya kita masuk ke sini.” Kata Luna melihat vial-vial botol dari dekat.
“Yeah, pemilihan tempat yang bagus,” kata Neville gelisah. “…dan unik.”
“kita tidak memiliki waktu untuk mengagumi ruangan ini.” Keluh Ginny. “jadi apa rencanamu selanjutnya?”btanya Ginny padaku.
“Malfoy tidak memberikan rute patroli kepada salah atu dari kami. Dia menyimpannya untuk dirinya sendiri.” Kataku. “kita tidak bisa bergantung pada benda itu.”
“Yeah, sudah aku duga.” Kata Luna mendekati aku dan Ginny. “Aku rasa dia hanya mnyuruh para Prefek melakukan ini dan itu karena memang kemauannya.” Luna terlihat sedikit berpikir. “Dia sebenarnya tidak memiliki rencana apapun.”
Aku dan Ginny saling melirik dan menahan tawa walaupun sebenarnya apa yang Luna katakan mungkin tidaklah salah. Mungkin saja Malfoy hanya mengikuti apa yang Carrow bersaudara ucapkan, menjadi boneka mereka untuk melakukan hal-hal remeh yang merepotkan.
“jadi, mungkin sudah saatnya kita melakukan hal-hal yang sedikit besar.” Kata Neville. “kita sudah memiki cukup anggota dan Carrow hanya menganggap kita melakukan pemberontakan kecil karena kita tidak cukup nyali untuk menyentuh mereka ataupun Malfoy.”
“Jadi, kau ingin kita menculik Malfoy dan menggantungnya di pohon Willow?” tanyaku.
“kita bisa mencuri sesuatu di kantor Snape.” Kata Luna cepat.
“apa yang ingin kau curi di sana? Potret Dumbledore? Topi Seleksi?” balas Ginny.
“tidak, tunggu…” Aku terdiam sejenak, mengingat apa yang ada di dalam ruangan Snape. Peti suram, Topi seleksi,… “Pedang Gryffindor. Aku melihat Pedang Gryffindor berada di kantor Snape.”
“APA?” tanya Neville dan Ginny bersamaan sehingga kau reflek menyentuh bibirku dengan telunjuk memberikan isyarat kepada mereka untuk tetap tenang.
“bagaimana bisa pedang Gryffindor berada di sana? Itu milik Harry.” Jerit Ginny berusaha sebisa mungkin untuk tidak berbicara lebih keras lagi.
“hanya Gryffindor yang boleh memiliki itu.” kali ini Neville yang angkat suata.
“aku tahu.” Aku mengangkat kedua tanganku untk menenangkan meraka. “aku tahu, kawan.”
“kalau begitu bagus, kita memiliki dua Gryffindor di sini.” Kata Luna. “Kita bisa merebutnya.”
“Alright, aku tahu. Aku tahu kalian sanngat bersemangat tentang ide ini. Tapi kita perlu rencana, kita tidak mungkin masuk ke ruang kelapa sekolah mengambil pedang itu dengan mudah dan mengatakan pada Carrow kalau kalian mengambil apa yang seharusnya berada di tangan Gryffindor.” Aku memandang ketiga kepala pemberontak yang ada di depanku, pikiran mereka berkecamuk, bersemangat, dan juga sedikit waswas. “pertama, pedanag itu berada di dalam lemari kaca, mungkin mereka menguncinya dengan mantera, atau apapun. Kedua, Snape selalu berada di dalam sana, kita harus mencari tahu kapan dia meninggalkan ruangannya. Dan terakhir, kita memerlukan kata kunci untuk masuk ke ruang kepala sekolah dan aku rasa Snape selalu merubah katanya secara berkala.”
“kalau begitu, aku akan memantau Snape, dengan begitu kita tahu kapan dia keluar untuk tidur.”
“aku akan mencaritahu tentang manteranya.” Kata Ginny.
“dan aku…” Luna membuka suaranya. “aku tahu kata sandinya. Aku melihat Carrow masuk ke sana, mengatakannya dengan sangat jelas. Tadi pagi.”
Aku, Neville, dan Ginny melongo mendenar Luna.
“Bloody hell,”
“Demi Merlin…”
“kita harus mencurinya secepat mungkin,” kata Ginny cepat tanpa bantahan. Aku mengangguk setuju.
“kita akan melakukannya dalam dua hari.” Putus Neville. “aku tidak ingin bersabar lebih lama lagi.” Akhir Neville dan semua orang di ruangan itu mengangguk setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
FanfictionAncaman. Itulah yang dapat mendeskripsikan tahun ini. Siapa yang akan mengira Kau-Tahu-Siapa akhirnya kembali berkuasa setelah tujuh belas tahun menghilang? Tidak, dia bahkan tidak menghilang. Dia hanya bersembunyi selama tujuh belas tahun terakhir...