40. KABUR

235 69 7
                                    

Aku melipat perkamen dan meletakannya di tengah meja makan. Setelah tiga hari tidak dapat tertidur nyenyak, aku memilih untuk mengungkapkan semuanya pada Fred melalui surat yang aku tulis. Aku menceritakan semua tentang pelarianku karena bantuan Draco sampai pengejaran Greyback di toko-toko buku bekas yang muncul di Daily Prophet. Aku tidak bisa terus berpura-pura baik dan bersembunyi di balik punggung mereka. Aku tahu, entah di mana Greyback sekarang, dia masih mengejarku dan aku tidak ingin keberadaanku mengancam mereka lebih jauh lagi.

Aku menyingkap tirai di sampng kasur Fred dan aku. Aku tahu berada di pelukan Fred setiap malam adalah hal yang paling menyenangkan belakangan ini namun menuntunnya ke dalam ancaman yang tidak berujung bukan hal yang aku inginkan.

Aku mengelus puncak kepala Fred, mengingat helaian kemerahan ini untuk terakhir kalinya sebelum aku pergi. Aku mendekatkan wajahku, mencium kening dan kedua pipinya, menahan tubuhku untuk memperhatikan setiap mimik wajahnya saat tidur kemudian mencium bibirnya lembut.

Fred mengerjap setelah aku menjauhkan bibir kami. Matanya sedikit terbuka kemudian bibirnya tersenyum begitu menemukanku pada penglihatannya.

"Hey, Love." Sapanya dengan penuh damba.

"Good night, Fred." Bisikku, mencium kedua matanya sehingga ia terpejam dan kembali terlelap.

Aku memperbaiki posisi selimutnya sebelum akhirnya menutup tirai dan meninggalkan Fred dalam mimpinya. George dan Lee terlelap di salah satu tempat tidur tingkat dekat dapur. Aku tidak ingin mengambil resiko dengan mengintip mereka.

Dengan berat hati, aku mulai melangkah meninggalkan tenda, memperhatikan setiap gerakan di sekitar pelindung sebelum aku melewati kubah perlindungan kami dan ber-dissaparate dan muncul di bawah gundukan bukit dan lembah sungai bergelombang ke cakrawala, diapit oleh dua bukit curam yang terlihat seperti punggung naga.

Aku memaksa kakiku untuk terus bergerak melawan salju yang menumpuk tinggi, sadar karena aku meninggalkan tenda mewah Viktor untuk digunakan Lee, Fred, dan George. Aku mendekati pohon tertinggi untuk bersembunyi di sudutnya walaupun aku yakin itu tidak akan cukup untuk melawan hawa dingin.

Aku merogoh tasku untuk mengambil kantung tidur namun terkejut karena menemukan lipatan tenda lain. Aku mengerutkan keningku. Aku bahkan tidak sadar selama ini membawa dua tenda.

Aku mengeluarkan tenda itu, tenda sama yang aku gunakan berkemah bersama Viktor di Yunani. Aku tertawa pada diriku sendiri, meratapi kebodohan yang aku lakukan.

Tak!

Suara ranting patah yang terinjak terdengar di telingaku. Aku kembali memasukan tenda ke dalam tas dan mengarahkan tongkatku ke sekitar. Satu langkah, dua langkah. Aku mulai mundur untuk merapatan punggungku ke phon, meminimalisir titik buta jika terjadi serangan.

Seseorang muncul di balik salah satu pohon. Sama denganku, dia juga mengarahkan tongkatnya padaku dan melangkah semakin mendekat.

"Tunjukan dirimu!" kataku, uap dingin mengepul di setiap helaan napasku.

Seseorang dengan rambut merah mendekat.

"Fred?" tanyaku lagi. Tidak mungkin Fred menemukanku dalam waktu sekejap. Aku bahkan meninggalkannya saat dia tertidur.

"Safera?" tanya orang itu, wajahnya mulai terlihat jelas saat cahaya bulan meneranginya.

"Ron?" tanyaku. "Buktikan dirimu!" seruku pada Ron, wajahnya sedikit acak-acakan dengan bulu janggut halus di sekitar dagunya. Rambutnya yang merah terlihat jelas tidak teratur.

"aku berpergian dengan Harry dan Hermione pada malam pernikahan Bill dan Fleur, menipu para Pelahap Maut dengan Ghoul yang terkena speregoit sebagai alasanku tidak dapat datang ke sekolah." Ungkap Ron. "dan kau, Safera Colate. Kekasih Fred Weasley yang memiliki cincin yang saling mengikat kalian. Buktikan dirimu!"

Aku tidak menjawab Ron namun mengangkat tangan kiriku untuk menunjukan cincin yang melingkar di jari kelingking, saat ini, lingkaran hitam menghiasi cincin itu.

"Bukti bahwa salah satu dari kalian dalam bahaya." Jelas Ron melihat lingkaran warna cincin itu.

"kami berdua dalam bahaya." Kataku pada Ron, kemudian kami menurunkan tongkat kami dan saling menjabat.

"Bagaimana kau bisa-"

"Ceritanya panjang." Potong Ron. "punya ide apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Ron.

Aku mengangguk dan mengeluarkan tenda yang sebelumnya hendak aku dirikan sementara itu Ron membuat mantera perlindungan untuk kami. Ron bersikeras untuk berjaga di depan pintu tenda sehingga ia tidak membeku dengan salju setinggi lutut.

Dengan mata tidak lepas menatap pepohonan di luar tenda seakan ada seseorang atau sesuatu yang ia tunggu, Ron bercerita bahwa ia bertengkar dengan Harry dan memutuskan berpisah dengannya. Tepat setelah ia ber-disapparate meninggalkan Harry dan Hermione, ia menyesal dengan keputusan yang ia buat. Kesialan menghampirinya, ia bertemu dengan pejambret dan ditarik paksa ke Kementerian. Untungnya, ia berhasil kabur. Namun saat ia kembali ke tempat Harry dan Hermione terakhir berkemah, mereka sudah menghilang.

Di sini, dia kembali muncul untuk menemukan Harry dan Hermione karena Deluminator yang Dumbledore wariskan padanya berhasil menuntunnya. Aku hanya mengangguk berpura-pura mengerti karena kepalaku sangat berat dan pening. Akhirnya, dengan persetujuan Ron, aku terlelap di sofa panjang depan meja makan.

Pagi menjelang, walaupun hanya terlelap selama dua jam, itu cukup untuk membuatku kembali terjaga. Aku menemukan Ron tersembunyi di dalam kantung tidurnya, telungkup di depan pintu tenda dan masih terlelap, kemudian memeriksa lemari penyimpanan, ternyata ada beberapa daging yang dibekukan dengan sihir di sana. Ini mungkin salah satu kebaikan Viktor yang membuatku tersenyum selama memanggangnya.

Wangi daging panggang yang menyebar ke seluruh tenda berhasil membangunkan Ron. Ia menggeliat di dalam kantung tidurnya sebelum kepalanya menyembul dan mengucapkan, "selamat pagi!"

"Selamat pagi, Ron!" sapaku ceria.

"kau memasak daging panggang?"

"Yeah, aku menemukannya di lemari penyimpanan. Siapa yang mengira seseorang menyimpan daging beku di sana?"

"aku pikir kita kan makan sup lumut atau jamur panggang." Keluh Ron sedangkan aku mengeluarkan pandangan tidak yakin. "Hermione memasak itu, jadi kami memakannya."

"Kau dapat memakan daging selama bersamaku." Kataku terkekeh. "Viktor menyimpan beberapa daging dan ikan beku."

"Viktor?" tanya Ron tertarik. "Kau benar-benar mengenalnya secara pribadi?"

"Tentu saja." Kataku, "dia yang memfasilitasi semua ini."

Ron selihat seisi tenda, mengangguk-anggukan kepalanya, terkadang menyentuh ranjang, sofa, atau dinding tenda sambil menggaruk dagunya yang kasar. "Fred akan marah jika tahu semua ini." Ungkapnya membuatku membeku.

Ron menyadari suasana berubah kaku dan duduk di depan meja makan, melihatku dengan pertanyaan menguar dari kepalanya. Matanya terus menatapku hingga aku merasa risih dan dihakimi.

Aku membalik tubuhku untuk melihat Ron. "Baiklah, apa yang ingin kau tanyakan?" kataku menyerah dalam tatapan menuduh Ron.

"aku mendengarmu di siaran Potterwatch bersama Lee." Buka Ron. "dan sekarang, kau berkeliaran sendirian."

"aku berpisah." Jawabku singkat.

"kau... apa?"

Aku membalik tubuhku kembali, berpura-pura sibuk dengan daging panggang. "aku berpisah."

"maksutmu? Kau? Bukan kami?" tanya Ron tidak mengerti.

"aku memutuskan berpisah dengan mereka."

Ron terkejut tidak percaya. "dan Fred melepaskanmu begitu saja?"

"aku kabur."

BRAK.

"APA?" Ron menggebrak meja makan dan berhasil membuatku berjenggit. "bagaimana bisa kau melakukan itu?"

"Apa? Kenapa?" aku memindahkan daging dari penggorengan ke piring.

"Mereka tempat teraman yang kamu miliki saat ini, Safe!" seru Ron, wajahnya merah padam penuh emosi. "Bill bilang, mereka pergi ke banyak tempat berbahaya untuk menemukanmu dan kau dengan seenaknya meninggalkan mereka."

"aku tidak-"

"Fred bahkan tidak memiliki tidur cukup hanya untuk menemukanmu, dia tidak napsu makan, tidak bisa tidur..."

"mereka-"

"Ayahmu buron dan menyerahkanmu pada Fred dan Fred hampir gila memikirkan tempat mana pun yang akan kau datangi. Kau terlalu sulit ditebak, bahkan untuk Fred sekalipun..."

"Greyback-"

"Kau tahu bagaimana keluarga kami khawatir menunggu siaran Potterwatch selanjutnya? Memastikan bahwa mereka baik-baik saja?"

"GREYBACK MENEMUKANKU!" teriakku berhasil membuat bibir Ron bungkam. "Greyback selalu menemukan tempat untuk menemukanku." Jelasku.

Ron masih melihatku untuk meminta penjelasan.

"pada siaran Potterwatch terakhir, di setiap tempat di mana ada Greyback, itu adalah tempat-tempat yang aku datangi sebelumnya."

"tapi bagaimana-"

"aku juga tidak mengerti. Aku berhasil lolos tiga kali. Namun itu bukan berarti aku akan aman. Aku tidak bisa membuat Fred lebih terancam dari ini. Aku memutuskan meninggalkannya. Demi keamananku dan mereka."

Ron hendak membuka suaranya namun aku kembali menyela.

"dan aku akan meninggalkanmu saat kau bertemu Harry dan Hermione nanti. Kalian tidak perlu khawatir dan dapat melakukan tugas Dumbledore yang diberikan kepada kalian."

*****
Bab ini bab terberat untuk Safera...

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang