28. PENCURIAN

213 60 1
                                    

Aku menggiring Luna, Ginny, dan Neville untuk mengendap memasuki kantor Kepala Sekolah. Dengan sempurna, malam ini seperti dirancang untuk memulai pencurian yang telah kami rencanakan karena lorong terasa kosong dan sepi sedangkan di sudut lain, Terry Boot sedang memimpin anak-anak kelas lima dan enam untuk membuat onar melawan Ernie sang Headboy yang sudah bergabung dengan DA sejak lama dan menjadi salah satu anggota pemberontakan, mereka tengah melaksanakan ceritan ‘lari dan tangkap’ untuk mengalihkan Snape dari kantornya.
 
Sementara dua Gorgoyle kembali ke tempat mereka sebelumnya, aku akan menungu di koridor, berpura-pura tengah berpatroli dan mungkin menghadang siapa pun yang akan masuk ke ruangan Snape selama Ginny, Luna, dan Neville mengambil pedang Gryffindor atau apapun yang mungkin berguna untuk kami kegunakan kelak. Luna akan menjaga pintu atau mencari benda yang menarik perhatiannya lalu Ginny dan Neville, dua Gryffindor yang akan berperan penting mengambil lambang asrama mereka.
 
Aku kembali fokus ke setiap sudut lorong. Mungkin saja Peeves melewati lorong ini dan aku akan mengatakan ada para pemberontak yang tengah berduel dengan Prefek dan Headboy. Peeves suka dengan keributan apalagi sesuatu yang membuat Sanpe marah.
 
Sejauh pengamatanku, Peeves selalu mendukung anggota DA, seperti memberitahu letak ruang penyimpanan sapu terbang yang telah diganti sekitar tiga kali, tempat siapa dan di mana seseorang disekap karena detensi, sampai bagaimana kami bisa mendapatkan produk Weasley yang terselundup. Sebagian besar produk Weasley adalah hasil permintaanku pada Fred dan kemudian Ginny atau Neville akan menyimpannya dan Luna yang membagikannya atau memberitahu Peeves untuk memberitahu pada anak-anak yang lain. Ternyata tidak sesulit itu bekerja sama dengan Peeves karena kami memiliki kebencian yang sama yaitu pada Snape dan Carrow bersaudara ditambah lagi Peeves adalah penjaga rahasia yang bisa diandalkan. Keuntungan lainnya menjadikan Peeves aliansi adalah tidak ada ganguan yang ia lakukan pada kami. Untuk meluapkan keusilannya, dia hanya menggangu Slytherin dan sebagian besar sangat menguntungkan kami.
 
Langkah kaki terdengar mendekat seperti tak nyata. Aku menajamkan telingaku.
 
“kita harus menhukum mereka semua.” Suara Amycus bersemanat jika itu berurusan dengan detensi terdengar   samar-samar di salah satu ujung koridor. “mereka sudah melewati batas, merusak kastil, memerintah Headboy, bekerja sama dengan hantu,” suaranya semakin mendekat, entah dengan siapa dia berbicara. “apa lagi yan akan mereka lakukan selanjutnya? Mencuri di kantor kepala sekolah?”
 
Ups.

Sepertinya kekhawatiran Amycus sudah terjadi sekarang.
 
“aku yang akan memutuskan apa yang akan aku lakukan dengan mereka, Carrow.” Balas Snape dingin seperti biasanya. “kau bisa kembali ke kamarmu.”
 
“tapi malam ini mereka tidak bisa dimaafkan, Severus.” Desak Amycus. “kita harus—“
 
Ucapan Amycus terpotong  karena ia melihat Snape mengangkat tangannya untuk menghentikan langkah mereka di koridor. Mata Snape bertemu pandang denganku, sedangkan Amycus yang menyadari keanehan Snape melihat kemana arah pandangnya.
 
Miss Colate,” panggil Snape. Dingin dan mencekam. “apa yang kau lakukan di depan kantorku?”
 
Aku menelan ludah sejenak sebelum menjawab, “saya ingin melaporkan keributan, Kepala Sekolah.” Jawabku, berusaha kembali ke tujuan awal untuk menghalang siapapun masuk ke ruang Kepala Sekolah.
 
“kami sudah mengatasinya.” Snape berjalan mendekatiku untuk mengucapkan sandi pada patung gargoyle. “kau bisa kembali ke asramamu sekarang.”
 
“maksudku, mereka kembali memberontak.” Sambarku asal.
 
Snape memicingkan matanya seperti menyadari adanya gerak-gerik yang aneh padaku. Namun ia kembali melangkah.
 
“Peeves,” kataku. “Peeves melempar kapur di ruang kelas.”
 
“ada apa denganmu, Miss Colate?” tanya Amycus. “kau aneh. Kami baru saja  membereskan Peeves dan beberapa tikus kecil lainnya.”
 
Snape membelalakan matanya, seperti menyadari apa yang terjadi. Dia mendorongku dengan keras ke samping, dan membisikkan kata sandi. Dua gargoyle melompat kesamping, Snape masuk dengan cepat, sedangkan Amycus menarik kerah baju bagian belakang milikku dan menyeretku untuk mengekor di belakangnya. Kami masuk ke tangga memutar yang mengantarkan kami naik ke ruang Kepala Sekolah.
 
Tanpa harus mengetuk pintu, Snape menerobos masuk ke dalam ruangannya. Aku, yang terseret oleh Amucus melihat Luna tengah memegang Topi Seleksi, sedangan Ginny dan Neville berhasil membawa Pedang Gryffindor di tangan mereka. Ketiganya membeku saat melihat ke arah pintu.
 
WHAT. YOU. ARE. DOING. IN. MY. OFFICE.” Snape berbicara keras dingin dengan penuh penekanaan di setiap katanya.
 
“Snape.” Gumam Luna.
 
“Profesor.” Cicit Snape.
 
“Carrow.” Kata Ginny, menyadarkan Neville dan Luna bahwa aku tengah diseret oleh Amycus.
 
Terjadi keheningan selama lima detik sebelum Amycus memecahkannya.
 
Well,well, well.” Katanya mendorongku ke tengah ruangan. Hampir saja terperosok di depan Snape. “sepertinya kita menemukan tikus besarnya di sini.”
 
“kembalikan barang-barang yang kalian pegang! Sekarang!”
 
“tapi pedang ini bukan milik sekolah, benda ini sudah diwariskan.” Tolak Ginny.
 
“Ya, pedang ini harus ada di tangan pemilik yang sebenarnya.” Sambar Neville.
 
Tidak ingin ditolak lagi, Snape melambaikan tongkatnya dengan kesal, dengan cepat, Pedang Gryffindor dan Topi Seleksi kembali ke tempatnya semula.
 
“aku akan memberikan detensi untuk mereka semua.” Aju Amycus percaya diri, siap menarik kami bersamaan.
 
“aku akan mengurus mereka.” Tolak Snape.
 
“aku yang berhak menghukum mereka.” Sergah Amycus.
 
“aku Kepala Sekolah di sini.” Ungkap Snape. “dan mereka berada di kantorku, mengacak-acak ruanganku. Akulah yang lebih berhak memberikan mereka detensi.”
 
Amycus mengangkat kedua bahunya agar terlihat masa bodoh dan Snape melihat kami satu per satu, menimbang-nimban hukuman yang pantas untuk membuat kami jera.
 
“kalian bertiga,” dia menunjuk Ginny, Luna dan Neville. “kalian akan mengawasi hutan terlarang bersama Pengawas Binatang Liar selama tiga hari.” Ginny, Neville, dan Luna sedikit membuka mulut mereka terkejut. “Dan kau.” Kali ini Snape menunjukku. “kau akan ikut bersama mereka untuk memastikan mereka benar-benar melakukan hukuman mereka.”
 
Aku membulatkan mataku terkejut. Sedangkan Amycus yang berdiri di belakang Snape tersenyum sumringah, jelas puas dengan detensi yang diberikan Snape kepada kami. Sedangkan Ginny, Luna, dan Neville belum kembali dari keterkejutan mereka. Bukan karena detensi yang berat, namun sebaliknya.

Mengawasi hutan terlarang tiap malam selama tiga hari. Pengawas Binatang Liar jelas adalah  Hagrid. Itu berarti kami akan menghabiskan tiga malam kebebasan di luar kastil bersama Harid!

Ternyata Snape tidak secerdik dan sepintar yang kami pikir selama ini.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang