3. BANYAK POTTER

501 106 10
                                    

Moody mengeluarkan botol dari dalam jubahnya yang berisi sesuatu yang nampak seperti lumpur. Dan tidak perlu lagi menjelaskan, karena Harry langsung mengerti keseluruhan rencana itu.

"Tidak!" teriak Harry, suaranya bergema di dapur. "Tidak akan!"

"Sudah kukira akan begini," kata Hermione penuh rasa puas.

"Kau kira aku akan membiarkan tujuh orang membahayakan hidup mereka!"

"Kau pikir ini yang pertama kalinya..." kata Ron.

"Tapi ini berbeda, saat kalian berpura-pura menjadi aku..."

"Yah, sebenarnya kami tidak ingin, Harry," kata George bersungguh-sungguh. "Bayangkan bila terjadi sesuatu dan kami akan terperangkap dalam tubuh dan wajahmu dengan bekas luka itu untuk selamanya."

"aku bahkan tidak bisa membayangkan mencium Dawndusk dengan wajahmu... iyuhhh." Keluh Fred.

Aku mengernyit heran. Harry bahkan tidak tersenyum.

"Kalian tidak akan melakukannya bila aku tidak bekerja sama, kalian butuh rambutku."

"Wah, tampaknya rencana kami berantakan," kata George. "Jelas tidak mungkin mendapatkan rambutmu bila kau tidak mau bekerja sama."

"lima belas lawan satu, kau bahkan belum diizinkan menggunakan sihir. Kami pasti gagal," kata Fred.

"Lucu," kata Harry sebal. "Benar-benar lucu."

"Bila kami harus memaksamu, maka itulah yang akan kami lakukan," kata Moody geram, mata gaibnya berdesing saat akhirnya memandangi Harry. "Tiap orang yang ada di sini sudah cukup umur, Potter, dan mereka siap dengan resiko yang mereka hadapi."

Mundungus mengangkat bahu dan menampakkan wajah tidak senang. Mata gaib Mad-Eye berputar dan memandangi Mundungus menembus kepala Moody.

"Cukup untuk berdebat. Waktu kita tidak banyak. Aku minta beberapa helai rambutmu, sekarang!"

"Tapi ini gila, tidak perlu..."

"Tidak perlu!" hardik Moody. "Dengan Kau-Tahu-Siapa di luar sana dan separuh Kementerian mendukungnya? Potter, kita beruntung bila dia menelan mentah-mentah rencana palsu pada tanggal tiga puluh. Tapi, dia menyuruh para Pelahap Maut untuk berjaga-jaga, dan ini yang kita lakukan. Mereka tidak akan bisa kemari karena perlindungan ibumu, tapi begitu kau pergi nanti, perlindungan itu akan langsung hilang. Satu-satunya kesempatan yang kita miliki adalah bila kita mengalihkan perhatian mereka. Karena tidak mungkin, bahkan Kau-Tahu-Siapa, dapat membagi dirinya menjadi tujuh."

Harry bertatapan sesaat dengan Hermione yang langsung membuang muka.

"Sekarang!" bentak Moody.

Semua mata tertuju pada Harry saat ia mencabut beberapa helai rambutnya dengan enggan.

"Bagus," kata Moody, berjalan timpang sambil membuka tutup botol ramuan itu. "Langsung masukkan ke sini."

Harry menjatuhkan rambutnya ke dalam ramuan yang nampak seperti lumpur itu. Sesaat kemudian, ramuan menggelegak dan berasap. Dan langsung berubah menjadi cairan bening berwarna keemasan.

"Wah, kau kelihatan lebih enak daripada ramuan Crabbe dan Goyle,Harry," kata Hermione, sebelum melihat Ron yang mengangkat alisnya. "Kau tahu sendiri kan -ramuan Goyle tampak seperti ingus."

"Baiklah, para Potter palsu, ayo antre di sebelah sini," kata Moody.

Ron, Hermione, aku, Fred, George, dan Fleur langsung berjajar di depan wastafel bibi Harry yang berkilauan.

"Kurang satu," kata Lupin.

"Ini," kata Hagrid sambil menjumput kerah baju Mundungus kasar, dan menjatuhkannya di sebelah Fleur yang langsung mengernyitkan hidungnya dan maju ke barisan selanjutnya. Berdiri di antara Fred dan George.

"Dah kubilang, mending aku jadi pengawal," kata Mundungus.

"Diam," geram Moody. "Dasar kau cacing tak berguna, para Pelahap Maut tidak akan membunuh Potter, mereka hanya akan menangkapnya. Dumbledore selalu berkata bahwa Kau-Tahu-Siapa akan menghabisi Potter dengan tangannya sendiri. Para Pelahap Maut akan berusaha membunuh para pengawal."

Mundungus tampak tidak yakin dan Moody langsung mengeluarkan setengah lusin gelas yang langsung diisinya dengan ramuan dan menyodorkannya kepada kami, para Potter palsu.

"Bersama-sama..."

Ron, Hermione, aku, Fred, George, Fleur, dan Mundungus meminumnya bersamaan. Aku langsung merasa mual saat ramuan itu menyentuh tenggorokanku. Lalu, tampak tubuh kami mulai meleleh seperti lilin panas. Aku, Hermione dan Mundungus menjadi lebih tinggi. Ron, Fred, dan George mengecil dan rambut mereka menjadi lebih gelap. Tengkorakku, Hermione dan Fleur berubah bentuk.

Moody langsung berjongkok dan melonggarkan ikatan kantung yang tadi ia bawa. Saat ia berdiri sudah ada tujuh orang Harry Potter yang terengah-engah di depannya. Fred dan George langsung berdiri berhadapan dan bersamaan mereka berkata, "Wah, kita mirip!"

"Entahlah, tapi sepertinya aku tetap lebih tampan," kata Fred sambil berkaca di ketel. "bukankah begitu, Dawndusk?" Fred beralih menatapku namun alisnya berkerut tidak yakin. "Hei, di mana Dawndusk. Dawns?"

"aku di sini," jawab salah satu Potter yang dekat dengan Tonks, sepertinya itu Ron atau Hermione. Fred yang sekarang Potter segera mendekatinya.

"Tidak, aku di sini, Fred." Jawab Potter lainya.

Fred terlihat bingung lalu menghampiri Potter di sudut.

"Jangan menyentuhku, kau idiot!" seru salah satu Potter pada Potter lainnya.

"aku pikir kau Dawndusk."

"Pergi kau! Cari gadis lain sana!"

"Bah," kata Potter yang sepertinya Fleur yang sedang berkaca di kaca microwave, "Bill, jangan li'at aku. Aku tampak mengerikan."

"Yang pakaiannya kebesaran, aku membawa pakaian yang lebih kecil di sini," kata Moody sambil menunjuk salah satu kantung, "dan begitu pula sebaliknya. Dan jangan lupa kacamata kalian. Setelah kalian selesai, ambil barang masing-masing di kantung yang lain."

"Aku tahu Ginny berbohong tentang tato itu," kata Ron sambil memandangi dadanya yang telanjang.

"Harry, penglihatanmu jelek sekali," kata Hermione sambil memakai kacamatanya. Setelah kami berganti pakaian, Harry palsu mengambil ransel dan sangkar burung hantu yang berisi boneka burung hantu salju dari kantung kedua.

"Bagus," kata Moody saat melihat delapan orang Harry yang berkacamata dan telah siap berangkat. "Kita akan pergi berpasangan. Mundungus bersamaku naik sapu..."

"Kenapa aku bareng kamu?" kata Harry yang di dekat pintu.

"Karena kau memang harus diawasi," kata Moody, dan mata gaibnya memang terus memandang ke arah Mundungus. "Nebulas akan pergi besama putrinya."

Aku segera melingkarkan tanganku di lengan Ayah. Ayah tersenyum, sedikit risih karena melihat Harry bergelantung di sampingnya.

"Arthur dan Fred..."

"Aku George," kata Harry yang Moody tunjuk. "Apa kalian masih tidak bisa membedakan kami?"

"Maaf, George..."

"Aku bercanda, aku Fred..."

"Cukup bercandanya!" bentak Moody. "Pokoknya, salah satu dari kalian bersama Arthur, dan yang lainnya bersama Remus. Nona Delacour..."

"Aku bersama Fleur naik Thestral," kata Bill. "Dia tidak begitu mahir di atas sapu." Fleur berdiri di samping Bill sambil memandanginya penuh rasa kagum dan patuh. Raut wajah yang tidak pernah muncul di wajah Harry.

"Nona Granger bersama Kingsley naik Thestral..." Hermione tampak tenang saat membalas senyum Kingsley, karena ia pun tidak begitu mahir di atas sapu. "Berarti tinggal kau dan aku, Ron," kata Tonks riang yang kemudian menyenggol sebuah mug saat melambaikan tangannya. Ron tampak tidak sesenang Hermione.

"Dan kau bersamaku, Harry. Tak apa, 'kan?" kata Hagrid, terlihat sedikit khawatir. "Kita naik motor. Kau tau kan, sapu dan Thestral tidak dapat tahan berat badanku. Nanti kau akan duduk di gandengannya."

"Bagus," kata Harry tak sepenuhnya jujur.

"Kami pikir Pelahap Maut akan mengira kau akan naik sapu," kata Moody. "Snape punya banyak waktu untuk menceritakan segala hal tentangmu di depan Pelahap Maut. Dan mungkin saja Para Pelahap Maut akan mengejar Harry yang memang ahli dan terbiasa di atas sapu. Baiklah," kata Moody yang langsung memimpin kami keluar. "Tiga menit lagi kita berangkat. Ayo..."

Harry bergegas ke tangga mengambil ransel, Firebolt, dan sangkar Hedwig, lalu bergabung dengan yang lain di halaman belakang. Semua sudah siap di samping sapu. Aku dan Ayah berada di atas Nimbus Dua Ribu Satu milikku, terbang menggunakan satu sapu untuk dua orang lebih efisien untuk mngehindari penerbangan terpisah. Hermione sedang dibantu Kingsley untuk menaiki Thestral, dan Fleur dan Bill sudah siap di atas Thestral yang lain. Hagrid berdiri di samping sepeda motor dengan helm dan kacamata terpasang.

"Apakah... apakah ini sepeda motor Sirius?"

"Benar," kata Hagrid, menatap Harry. "Dan terakhir kali kau di sana, aku bisa menggendongmu dengan hanya satu tangan!"

Harry duduk di gandengan motor, membuatnya berpuluh-puluh senti lebih pendek dari yang lain, bahkan Ron menyeringai saat melihatnya. Ia terlihat benar-benar tidak nyaman.

"Arthur menyihirnya sedikit," kata Hagrid yang menyadari ketidaknyamanan Harry. Hagrid sendiri langsung menduduki sepeda motor yang langsung melesak ke tanah sedalam beberapa senti. "Aku tambahi beberapa hal di setangnya. Ideku sendiri."

Hagrid menunjuk sebuah tombol ungu dekat speedometer.

"Hati-hati, Hagrid," kata Mr Weasley yang berdiri di sebelah sepeda motor sambil memegang sapunya. "Aku tidak tahu apa akan baik-baik saja nantinya, dan gunakan hanya saat mendesak."

"Baiklah," kata Moody. "Semua bersiap-siap. Aku ingin kita berangkat pada waktu yang bersamaan atau rencana kita akan gagal."

Semua menaiki sapu masing-masing. Aku memeluk Ayah dari belakang dengan erat dan memastikan tongkatku dapat dengan mudah aku keluarkan.

"Pegangan, Ron," kata Tonks, dan Ron yang secara sembunyi-sembunyi melihat Lupin dengan pandangan penuh rasa bersalah karena telah berani melingkarkan tangannya pada pinggang Tonks. Hagrid menstater sepeda motor yang langsung meraung seperti naga dan gandengannya mulai bergetar.

"Semoga beruntung," teriak Moody. "Kita akan bertemu satu jam lagi di the Burrow. Dalam hitungan ketiga. Satu... dua... TIGA."

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang