4 - What Should I Do?

30.4K 3.5K 110
                                    


REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

*****

Shena:

Mer, gue harus gimana sekarang ueueue???

Masa Kak Arga nggak nolak gue sih???

Ya kali gue pacaran beneran sama dia???

Mera:

astaga

Shena:

gue nggak mau pacaran sama Kak Arga

gue cuma pengen tau rasanya ditolak Kak Arga

Stres gue

Mera:

astaga

Shena:

LO KOK ASTAGA MULU SIH? DITANYAIN JUGA!

Mera:

astaga lo goblok banget

Shena:

MERA GUE SERIUS UEUEUE!!!

Shena mengangkat handphone-nya tinggi, berniat membanting benda itu ke lantai karena terlanjur frustasi. Tapi nggak jadi, takut rusak. Susah nanti kalau harus beli lagi, mahal soalnya. Yang ada udah miskin jadi tambah miskin.

Setelah peristiwa siang tadi, Arga langsung pergi begitu saja tanpa banyak kata. Meninggalkan Shena dalam keadaan syok.

Shena ingin menjelaskan semuanya dan mengakhiri kebingungan ini, tapi dia tidak tau harus mulai dari mana.

Shena takut Arga mengira bahwa dia telah memanfaatkannya demi keuntungannya sendiri. Jatohnya dia jadi kelihatan jahat banget gitu nggak, sih?

Shena mengerang frustasi, menenggelamkan wajahnya di balik bantal. Rasanya dia ingin menghilang saja.

Handphone di tangannya bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Saat mendapati nama Mera tertera di atas layar Shena langsung memposisikan badannya menjadi duduk tegak di atas kasur dan mengangkat panggilan itu.

"MERAAA!" serunya saat panggilan sudah terhubung.

Di seberang sana Mera langsung menjauhkan handphone dari telinga. "Buset, dah. Santai aja napa, Bu?"

"Gimana mau santai? Riset gue gagal, Mer. Gagal!"

"Iya-iya tau. Anak-anak pada rame noh ngomongin lo sama Kak Arga di grup angkatan," ucap Mera membuat Shena melotot kaget.

"Seriusan?!"

"Lo nggak lihat grup?"

"Gue kan nggak masuk grup angkatan."

"Oh iya, lupa."

Sudah sejak lama Shena memutuskan keluar dari grup angkatan. Grup itu terlalu nggak jelas. Kebanyakan yang diomongin cuma soal gosip yang lagi rame atau spam stiker.

Buang-buang kuota.

"Shen, gue tau kita itu tinggal di negara berkembang. Tapi cukup pinternya aja yang berkembang, gobloknya nggak usah ngikut," ucap Mera nggak habis pikir.

Bibir Shena cemberut. "Bantuin kek bukan malah ngatain."

"Dari awal feeling gue udah nggak enak dan kebukti kan sekarang?" Ditempatnya Mera geleng-geleng kepala. "Maksud gue kenapa harus Kak Arga gitu? Kenapa nggak cowok lain aja? Atau sekalian dari awal nggak usah nekat lakuin riset lo itu. Kalo udah gini ribet kan jadinya."

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang