37 - Teased

7.7K 1K 21
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

***

"Tadi aja katanya gak ikut." Arga mendegus, tangannya menyilang di depan dada, pandangannya lurus menatap Alta yang berjalan di meja sudut cafe.

Bian dan Clovis setengah berbalik badan menyadari Alta yang baru saja datang. 

Alta mengabaikan perhatian teman-temannya dan memilih langsung mengambil tempat di sebelah Bian.

"Ah elah, lu dateng-dateng bikin sempit aja. Sebelah Arga sono!" protes Clovis tak nyaman sebab tubuhnya terhimpit di sudut sofa. 

"Gak, gak, gak!" larang Arga bertubi-tubi.

"Di sini aja." Meskipun ada space kosong di sebelah Arga, Alta memilih duduk berhimpitan dengan Clovis dan Bian, karena dia tau Arga tidak suka dekat-dekat dengannya.

Dasar ya mereka berdua. Dibilang musuhan enggak, dibilang akur juga enggak. Yang satu sengak abis, yang satu lagi hidupnya rumit banget gak jelas maunya apa. Bikin orang bingung! 

Clovis memajukan badannya ke depan untuk melihat Alta yang terhalang tubuh Bian. "Pasti ada apa-apa nih," ujar Clovis mulai sotoy. Soalnya tadi pas mereka janjian mau nongkrong bentar, Alta jelas-jelas menolak, males katanya.

Alta yang baru selesai pesan minuman menoleh. Ucapan Clovis benar. Keikutsertaannya yang tiba-tiba ini memang dalam rangka untuk menghindari Mora. 

Menghabiskan waktu dengan teman-temannya berkali-kali lipat lebih baik daripada harus menghadapi Mora dan segala tingkah lakunya yang membuat Alta stress. Meskipun tetap saja dia harus dihadapkan dengan ekspresi tak bersahabat Arga, itu bukan masalah besar. 

"Nggak kok. Emang mendadak pengen aja," jawab Alta kemudian. Tentu saja dia berbohong. 

"Takut dighibahin kan looo?" tuduh Clovis menggoda Alta dengan ekspresi tengilnya.

"Ngapain takut? Malah lumayan dosa gue kesedot otomatis, pindah ke lo semua," sahut Alta tak peduli.

"Nggak usah deh makasih, dosa gue udah banyak."

"Lo mah bukan Cuma banyak tapi overload!" Bian ikut nyahut.

"Sharing mau?" tawar Clovis dengan satu alis terangkat dan senyum lebar. 

"Ogah!" tolak Bian mentah-mentah. 

Clovis sama Bian kalo udah disatuin adaaa aja yang diributin. Cocok👍🏻

Di sisi lain ada Arga yang sama sekali tak peduli dengan kelakuan para kunyuk di hadapannya sekarang. Sedari tadi matanya terfokus pada pintu cafe. Melihat setiap orang yang melangkah memasuki cafe, berharap salah satu dari mereka adalah Shena.

Mereka sudah janjian tadi. Dan Arga harap Shena tidak lupa atau yang lebih parahnya pura-pura lupa. 

Arga sudah berusaha mengirimi cewek itu pesan. Tapi sayangnya Shena dan kebiasaannya yang lama bales chat adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Dan di sinilah Arga yang berakhir menunggu tanpa kepastian.

Langkah Shena terhenti di hadapan sebuah bangunan. Kedua tangannya menggenggam erat tali tas di kedua sisi tubuhnya seperti anak kecil. Sementara kepalanya mendongak membaca tulisan yang tertempel di bagian atas bangunan itu. Fable Cafe. 

Shena tetap datang menemui Arga meskipun cewek itu sebenarnya malas. Tapi tidak apa-apa, Shena hanya akan menyelesaikan urusannya dengan cepat kemudian pulang.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang