58 - Just ... Why?

5.3K 907 67
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

***

Laju roda mobil melambat dan berhenti di depan sebuah toko bunga. Arga turun dari kursi penumpang depan. Kini tangan kirinya sudah terlihat baik-baik saja. Gips yang semula membalut sudah di lepas oleh dokternya tadi.

Arga mengintip dari halaman depan toko bunga. Tak mendapati keberadaan Shena dan adiknya. Dia berjalan kembali ke mobil. 

"Mereka tadi beneran ke sini Pak?" kepalanya muncul dari kaca jendela mobil yang terbuka.

"Iya. Mas Arga kan denger sendiri tadi Mbak Gea mau beli bunga. Ya di sini belinya," jawab Pak Gun dari balik kemudi.

Arga menggigit bibir cemas. Memutuskan untuk masuk ke dalam toko bunga itu dan memastikan. Dia berkeliling ke setiap sudut toko bunga dengan langkah terburu-buru. Seorang pegawai yang semula sedang melayani pelanggan lain datang menghampiri. Berniat membantu Arga yang nampak kebingungan.

"Ada yang bisa saya bantu Mas?" Arga berbalik badan, tersentak mundur mendapati seorang perempuan dengan apron hitam berdiri di hadapannya. "Mas-nya mau cari bunga apa?" tanya pegawai itu lagi.

"Saya nggak lagi cari bunga," jawab Arga membuat orang di hadapannya mengernyit.

"Ini toko bunga. Emang Mas mau cari apalagi kalau bukan bunga?"

"Pacar saya. Mbak lihat pacar saya?"

"Maaf?" Kerutan di dahi pegawai itu makin dalam, menandakan kebingungannya juga bertambah.

Ada puluhan pelanggan yang hari ini mendatangi tokonya. Dan dari puluhan orang itu bagaimana dia tau siapa pacar yang dimaksud pria asing di hadapannya ini.

Sadar bahwa apa yang ia ucapkan tidak tepat, Arga mengulang kembali ucapannya. "Maksud saya, tadi pacar sama adik saya bilang mau ke sini, dan sekarang mereka gak ada. Ini saya lagi cari mereka."

"Mas tuh jadinya cari siapa? Pacarnya atau adiknya?"

"Pacar. Eh, adik." Arga menggaruk belakang kepalanya. Entah benar-benar gatal atau bingung dengan ucapannya sendiri. "Dua-duanya deh."

Pegawai itu memberikan tatapan malas bercampur jengkel. Jam kerja udah hampir selesai ada aja cobaannya.

"Sekarang gimana saya tau kayak apa pacar dan adik Mas-nya? Ada banyak sekali orang yang berkunjung ke toko bunga kami."

Buru-buru Arga mengeluarkan ponsel, menunjukkan foto Shena dan Gea. "Ini Mbak? Mbak lihat mereka nggak tadi?"

Tak butuh waktu lama pegawai itu langsung mengenali sosok di layar ponsel Arga. "Mereka emang ke sini. Saya inget karena tadi perempuan yang ini sempat berselisih sama perempuan lain," jelasnya sambil menunjuk sosok Shena.

"Perempuan lain? Bukan yang ini?" Gantian Arga yang menunjuk foto Gea.

Pegawai itu menggeleng. "Bukan dia. Tapi perempuan lain," ujarnya kembali menegaskan.

"Mbak tau nggak setelahnya mereka ke mana?"

"Sepenglihatan saya mereka pergi bertiga. Nggak tau juga deh ke mana. Bukan urusan saya juga," jawab sang pegawai hanya tau sebatas itu.

Arga menggigit bibir. Matanya berpendar ke sekitar. Dia mengusap wajah gusar setelahnya. Melihat orang di hadapannya yang nampak berpikir keras, pegawai itu berniat membantu dengan menyarankan sesuatu. 

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang