49 - Her Happiness Is Priceless

7.8K 1.2K 106
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

***

Selama mengikuti langkah Brian, senyuman tak lepas dari wajah Shena. Mata bulatnya itu berbinar memancarkan kebahagian. 

   

"Yang lain pada di atas, lagi latihan," ujar Brian memberi informasi saat mereka mulai menaiki anak tangga. Kepalanya geleng-geleng melihat ekspresi Shena yang tersenyum malu-malu. Padahal belum lama ini dia membatu seperti seonggok patung. Benar yang diceritakan Arga, gadis itu menggemaskan seperti anak kucing. Pantas saja adik kelasnya itu bertekuk lutut.

   

"Arga udah cerita beberapa hal tentang lo." Brian menoleh ke belakang. Setelah mendengar itu otomatis pandangan Shena langsung tertuju pada Arga. Seolah bertanya apa yang dikatakan cowok itu pada Brian, tapi Arga hanya mengedikkan bahu seolah acuh.

   

"Eh bentar, lo lebih nyaman ngomong pake lo-gue, atau aku-kamu? Kalo gue sih lebih nyaman lo-gue ya, kebiasaan soalnya," kata Brian lagi.

   

Shena nyengir, masih merasa canggung. "Lo-gue juga gapapa kok–" Shena menjeda ucapannya sejenak, bingung harus memanggil Brian dengan sebutan apa. Karena tak sopan rasanya jika langsung menyebut nama.

   

Arga yang peka akan hal itu langsung membisikkan sesuatu ke telinganya. "Bang Bri. Panggil aja Bang Bri."

   

"—Bang Bri," sambung Shena kemudian.

   

"Oke deh kalo gitu."   

   

Tadi dari luar rumah ini nampak tak terlalu besar, tapi saat masuk rumah ini lebih besar dari yang Shena bayangkan. Sepanjang perjalanan mengikuti Brian, idolanya itu bertanya tentang beberapa hal. Pertanyaan yang dilontarkan hanya sekedar basa-basi. Karena Brian sendiri nampak sudah tau sebagian besar jawabannya, dan Shena asumsikan itu karena cerita Arga. Entah informasi apa saja yang sudah Arga beberkan Cuma-Cuma pada Brian. Shena hanya berharap Arga tidak menceritakan aibnya yang memalukan.    

"Lo adik kelasnya Arga kan ya? Gimana rasanya punya senior kayak dia?"

"Ya gitu deh."

   

"Denger-denger lo penulis buku, keren banget masih SMA udah nulis buku."

   

"Makasih loh."

   

"Arga bilang lo sering denger lagu-lagu gue buat temen nulis, emang iya?"

   

"Hahaha, iya."

   

Shena hanya menjawab pertanyaan itu dengan singkat dan seadanya. Berbicara langsung dengan Brian membuat kemampuan komunikasinya berkurang. Meskipun begitu Brian tetap berusaha mengakrabkan diri dan mengurangi kegugupan Shena. Benar yang selama ini dibilang orang-orang, Brian adalah sosok yang ramah dan supel.

Shena tidak tau bagaimana Arga kepikiran untuk membawanya bertemu Brian. Gadis itu memang menyukai Brian dan teman-teman satu bandnya. Tapi berdasarkan ingatannya dia tidak pernah bercerita hal ini pada Arga. Dia juga tak pernah mendengarkan lagu-lagu Enam Hari di hadapan cowok itu.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang