30 - Her Mom

9.9K 1.3K 22
                                        

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

***

Mata Arga mengernyit saat merasakan cahaya matahari yang masuk menembus kaca mobilnya. Perlahan-lahan kesadarannya kembali. Tangannya terangkat menghalau cahaya matahari yang membuat kepalanya pening. Lehernya terasa kaku setelah semalaman tidur dalam posisi duduk. Seluruh badannya pun juga sama, pegal semua.

    "HUAAA!" Arga menoleh ke samping. Dia terkejut bukan main saat menemukan seseorang yang menatapnya lamat-lamat dari luar kaca mobil. Jantungnya terasa mau copot saking kagetnya, napasnya pun juga sampai terengah-engah.

Setelah keterkejutannya reda, Arga menurunkan kaca mobilnya. "Ibu siapa? Kenapa ngelihatin saya kayak gitu?"

"Seharusnya saya yang tanya gitu. Kamu siapa? Ngapain parkir di depan rumah saya? Mobil saya nggak bisa masuk," ujarnya membuat Arga otomatis menoleh ke belakang. Di belakangnya memang ada mobil yang sepertinya milik ibu-ibu yang tak ia kenal ini.

Tapi bentar deh...

Di depan rumah saya... Mata Arga terbelalak setelah sadar arti kalimat itu.

Itu artinya rumah Shena adalah rumah ibu ini juga, yang itu artinya lagi... "Tante Mamanya Shena?!" tanya Arga setengah histeris.

Mendengar pertanyaan Arga, wanita setengah baya dengan wajah lelah sehabis pulang kerja itu mengernyit bingung. "Kamu temennya Shena? Ngapain di sini?"

"Semalem Shena sakit Tante, dia di dalem sama temennya. Saya di sini jaga-jaga aja kalau seumpama ada apa-apa," jawab Arga jujur.

"Anak saya sakit?" tanya Sania terkejut baru mengetahui hal ini.

"Iya Tan..."

Dengan buru-buru wanita itu masuk rumah, melupakan mobilnya yang masih terparkir di pinggir jalan belum ia masukkan. Sania hanya ingin melihat keadaan anaknya sekarang. Dia adalah seorang dokter, merawat dan mengobati puluhan pasien setiap harinya. Namun bagaimana saat anaknya sakit dia malah tidak tau apa-apa.

Meskipun sebelumnya terkesan acuh dengan Shena, dia masih seorang ibu yang punya hati nurani.

Namun sebelum memasuki rumah, Sania sempat berbalik lagi, melihat Arga yang masih duduk terdiam di dalam mobilnya mencerna keadaan.  "Kamu ayo masuk, saya bikinin sarapan dulu."

***

    "Kamu beneran udah sembuh?" tanya Sania sambil menempelkan tangannya ke dahi Shena untuk ke sekian kali.

"Udah Mahhh," sahut Shena sedikit risih karena tidak terbiasa dengan perhatian Sania yang teramat tiba-tiba ini.

"Mama resepkan obat aja ya?" tawar Sania masih tidak yakin.

"Nggak usah Mah, Shena udah gapapa kok."

"Kenapa gak hubungin Mama sih kemarin?"

Shena menghela napas berat. "Emang Mama bakal peduli?"

Sania tak bisa berkata apa-apa lagi. Shena jadi seperti ini juga karena ulahnya sendiri yang sebelum-sebelumnya tidak terlalu memperhatikan anaknya itu. 

Mera yang melihat interaksi ibu dan anak itu jadi canggung dan greget sendiri. Dia lantas mengatakan sesuatu untuk mencairkan suasana yang sedikit terasa tak nyaman itu. "Shena udah beneran gapapa kok Tan kayaknya. Kemarin sebelum saya dateng ke sini Kak Arga udah ngerawat Shena dengan amat sangat baik, makanya sekarang udah sembuh."

Sania melirik Arga yang berdiri di luar kamar Shena. Arga yang diperhatikan seperti itu hanya menganggukkan kepala dan mencoba tersenyum seramah mungkin. Dia masih bingung dengan situasi yang ia hadapi sekarang.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang