54 - Things Couples Do

7.3K 1K 78
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

***

Pada hari-hari sebelumnya, yang Shena lakukan sesudah bangun tidur adalah, langsung bergegas menuju kamar mandi, memakai seragam, menyiapkan buku dan alat tulis lalu berangkat ke sekolah. Dia bahkan tidak perlu repot-repot mengecek ponsel barang sejenak, karena tau tidak akan ada hal-hal penting yang menyambutnya di pagi hari.

Hidup Shena memang semonoton itu.

Tapi hari ini berbeda. Hal pertama yang Shena lakukan saat membuka mata adalah meraih ponsel di atas nakas. Sebuah senyuman otomatis mengembang saat ia mendapati serentetan pesan dari seseorang yang resmi menjadi pacarnya kemarin malam. 

Hidup Shena sudah mulai berwarna. Dia bahkan sudah punya alasan untuk mengecek ponsel di pagi hari. Membaca dan membalas pesan dari Arga.

Shena kadang masih tak percaya bahwa hubungannya dengan Arga bisa berada pada tahap menjadi sepasang kekasih. Rasanya belum lama saat Shena menjadikan Arga sebagai target risetnya yang konyol itu. Lalu di hari-hari berikutnya diisi dengan segala kekesalan Shena yang harus terjebak bersama Arga dan sifat tengilnya.

Siapa yang tau bahwa rentetan kejadian itu akan membuat keduanya semakin dekat dan terbiasa dengan satu sama lain. 

Mera. Jika diingat-ingat temannya yang satu itu memang sudah memprediksi bahwa hal seperti ini akan terjadi. Dia pasti akan semakin besar kepala jika sampai tau bahwa prediksinya tepat sasaran. Dan Shena yakin Mera akan mengolok-oloknya seumur hidup karena sudah menjilat ludah sendiri. Dulu aja bilangnya gak suka tapi sekarang malah jadi juga.

"Udah siap?" tanya Arga yang pagi ini menjemputnya ke rumah untuk berangkat bersama.

Mereka berjalan bersisihan untuk menuju jalan raya. Arga menggandeng tangan Shena dengan tangan kanannya yang baik-baik saja. Sesekali dia mengayun-ayunkannya ke depan dan belakang.

"Padahal gue gapapa loh Kak berangkat sendiri," ujar Shena menatap wajah Arga dari samping.

Cowok itu tadi datang ke rumahnya diantar sopir. Sekarang keduanya akan melanjutkan perjalanan ke sekolah menggunakan bus. Arga lah yang bersikeras melakukan hal ini. Makanya pagi-pagi sekali mereka sudah berangkat. Mencegah kemungkinan telat dan berdesak-desakan di dalam bus.

Arga menoleh sekilas. "Aku yang gapapa."

Dahi Shena berkerut saat mendengar sebuah kata yang terasa asing. "Wait. Aku?"

Alis Arga terangkat. "Kenapa? Boleh kan pake aku kamu?"

Shena mengangguk kaku. Sedetik kemudian tawanya lepas tanpa bisa ditahan.

"Kok malah ketawa?" tanya Arga sedikit tersinggung. Dia berpikir Shena menganggapnya aneh hanya karena menggunakan aku-kamu. "Padahal dulu kamu juga kalo ngomong pake aku-kamu loh." 

"Enggak gitu, enggak gitu..." Shena buru-buru menjelaskan saat tawanya sudah mereda. "Tau nggak sih Kak, kadang tuh gue mikir kalo ini semua nggak nyata. Baru kemarin kita berantem, debat gak abis-abis, terus sekarang ngomong pake aku-kamuan. Kayak ... ini serius nih gue udah punya pacar? Mana pacarannya sama lo lagi."

"Emang kenapa kalo pacarannya sama aku?" 

"Ya nggak nyangka aja gitu. Padahal dulu tuh gue mikir kalau lo cowok paling nyebelin sedunia. Dan demi es krim mint choco yang rasanya kayak pasta gigi, gue  yakin gak bakalan suka sama lo Kak."

"Kalo sekarang udah suka kan?" tanya Arga penuh harap. Dari penjelasan panjang Shena hanya itu yang penting bagi Arga.

Shena mengarahkan bola mata ke atas. "Ya kalau enggak, sekarang pasti kita gak bakal nih berangkat ke sekolah bareng sambil gandengan tangan," balas Shena sambil mengangkat tangan mereka yang saling bertaut.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang