REJECT ME BY GALEXIA
Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations
****
Tubuh Shena menggeliat saat cahaya matahari menyeruak masuk melalui jendela kamarnya. Kesadarannya mulai kembali terisi. Tapi gadis itu masih enggan bangun dari tidurnya. Oleh karenanya dia menaikkan selimut sampai kepala lalu berbalik ke arah lain dan memunggungi cahaya.
Hari Minggu harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membayar jam tidurnya yang kurang di hari-hari sebelumnya.
Tapi saat Shena hampir menuju alam bawah sadarnya, getaran dari handphonenya membuat dia tersadar secara tiba-tiba. Shena mengerang dan mengucap sumpah serapah. Masih pagi begini siapa sih yang kurang kerjaan mengganggu tidurnya?!
Awalnya Shena mengabaikan panggilan telepon itu, palingan nanti juga mati sendiri. Tapi sudah lima kali berturut-turut dan si penelepon tidak juga menyerah. Yang ada justru Shena yang menyerah karena sudah tidak tahan dengan getaran yang membuatnya risih.
"Ap—"
"HAPPY SWEET SEVENTEEN ASHENA SALETTA!" Belum ada sedetik setelah Shena mengangkat panggilannya, suara kelewat cempreng Mera berhasil membuat matanya melotot dan kesadarannya terisi penuh. Tak cukup itu saja, sekarang telinganya juga terasa pengang.
"Ya ampun Shen, udah tua aja ya lo sekarang. Doanya semoga tahun depan masih bisa ulang tahun lagi ya! Makan-makan dong Shen, hehehe."
Shena masih mencerna ucapan Mera. Dia ulang tahun? Tanggal berapa ini?
Shena menarik handphone menjauh dari telinga untuk mengecek tanggal. 25 Oktober. Mera benar, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Shena bahkan tidak menyadari hal itu.
"Shen, kok diem sih? Lo masih di sana kan?" tanya Mera karena tak mendapat respon.
"Hmm."
"Gimana? Makan-makan oke nggak?"
Shena berpikir sejenak. "Besok deh."
"Kenapa nggak hari ini? Mumpung Minggu."
"Gue mau ke makam Papa dulu. Kangen."
Di tempatnya sana Mera termenung. "Mmm, mau gue temenin?"
"Nggak usah deh. Mau quality time berdua bareng Papa," jelas Shena. Senyum kecil terukir di wajah manisnya.
"Ya udah gimana kalo makan-makannya sore nanti. Masa lo ulang tahunnya hari ini tapi dirayain besok," tawar Mera lagi.
"Entar sore udah ada janji sama Kak Arga."
"What?! Seriusan lo? Udah akur nih ya ceritanyaaa," goda Mera. Meskipun Shena tidak melihat Mera, wajah usil temannya itu otomatis terbayang di otaknya.
"Akur apaan orang dianya maksa-maksa gue!" ralat Shena.
"Lo-nya juga mau aja dipaksa. Kebukti kan omongan gue, luluh juga lo lama-lama sama dia," balas Mera superior.
"Heh, nggak usah berspekulasi macem-macem lo!" galak Shena.
"Yayayayaaa..." Mera bersenandung asal tak percaya.
"Dah lah, mau mandi gue. Bye!" Shena langsung mematikan panggilan secara sepihak lalu kembali meletakkan handphone-nya di atas kasur. Untuk beberapa saat Shena terdiam memandang benda pipih itu. "Luluh apaan coba?"
Shena menggeleng-geleng cepat untuk mengusir pikiran nggak berdasar dalam kepalanya. Kemudian kakinya merangkak turun dari kasur. Seperti katanya tadi dia mau mandi dan kembali segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
REJECT ME
Teen FictionDemi kepentingan riset novelnya, Ashena Saletta rela melakukan hal gila!!! Keinginannya satu, dia ingin tau rasanya ditolak cowok. Dan, untuk mewujudkan hal itu Shena rela membuang rasa malunya dan dengan nekat menembak Arga Fidelyo Zavendra, Ketua...