34 - Bencana Baru

8.7K 1.1K 34
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

***

"Shen!"

Shena baru kembali dari kantin saat tiba-tiba seseorang menghadang langkahnya tepat di depan pintu kelas. Matanya terbelalak bingung. Mera yang ada di sebelahnya pun juga demikian. "Kenapa?"

"Lo tadi dicariin Bu Nisa, suruh nemuin beliau katanya," ucap teman sekelasnya itu menjelaskan.

Perasaan Shena mulai gak enak saat mendengar nama guru BK sekaligus tantenya itu. "Orangnya di mana sekarang?"

"Gak tau. Cari aja coba di kantor."

Shena menghela napas. Jajanan yang ada di tangannya ia titipkan pada temannya itu. "Yaudah kalo gitu ini tolong lo taroh di meja gue ya."

"Oke," jawabnya singkat tak keberatan.

Shena beralih pada Mera yang sejak tadi di sebelahnya. Dia langsung meraih tangan Mera dan tersenyum lebar ke arahnya. Mera memutar bola mata malas. Tanpa Shena berkatapun dia sudah tau apa maksud cewek itu. 

"Iya-iya gue anterin...," pasrahnya antara ikhlas dan nggak ikhlas. Soalnya mau nolak pun juga pasti entar dipaksa. 

Mera mengangkat jajanan yang tadi ia beli di depan muka Shena. "Naruh ini bentar tapi di kelas gue." Hadeh, gini amat nasib bestie tapi beda kelas. Mau ngapa-ngapain ribet.

Setelah urusan mereka selesai segera saja keduanya menuju kantor. Shena masuk, sedangkan Mera hanya mengantar sampai dekat pintu kantor dan menunggunya di sana. Terlalu enggan untuk masuk karena dia tidak ada urusan selain mengantar Shena.

Pandangan Shena beredar ke seluruh penjuru kantor guru mencari keberadaan Bu Nisa. Suasana kantor sedang sibuk-sibuknya saat itu. Guru-guru yang ada di sana seolah tak menyadari keberadaan Shena, terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Menilai tugas para murid, mengetik laporan dan apapun itu. Shena tidak terlalu paham.

Kakinya sudah nyaris melangkah saat menemukan keberadaan Bu Nisa di mejanya. Tapi keberadaan seorang cowok yang saat ini tengah berbincang dengan Bu Nisa membuat niatnya urung. Meskipun hanya melihat dari belakang, Shena sudah hafal betul pemilik punggung tegap itu. Matanya sudah tak asing lagi dengan figur Arga.

Shena merutuk tak jelas dalam hati. Setelah kejadian memberikan Arga snack hari itu, sebisa mungkin Shena menghindari Arga. Dia terlalu malu. Mau ditaruh di mana mukanya kalau sampai berhadapan dengan Arga yang tengil setengah mampus itu.

Sudah cukup selama ini Shena mempermalukan dirinya sendiri.

"Kamu ngapain berdiri di sini? Cari siapa?" 

Shena terlonjak kecil. Kaget akan kehadiran seorang guru yang tau-tau udah ada di depannya. 

"Eh, i-itu Pak, nyari Bu Nisa." Shena refleks menjawab.

"Bu Nisa, dicariin ini loh." Mata Shena terbelalak, dia kan niatnya mau nemuin Bu Nisa nanti aja setelah nggak ada Arga. "Tuh orangnya. Yaudah kamu buruan ke sana, jangan berdiri di sini, ngehalangin jalan," ujar guru itu lantas berjalan melewati Shena.

Shena hanya diam di tempat dengan mulut setengah terbuka. Kepalanya memutar mengikuti arah perginya guru itu tadi dengan ekspresi masam. "Kenapa pakek dibilangin segala sih Pakkk?" batinnya meraung-raung.

Dengan langkah lemas Shena berjalan menghampiri meja Bu Nisa. Dari ujung mata dia dapat melihat wajah Arga yang tengah menatap ke arahnya. 

Shena menganggap senyuman itu sebagai senyuman tengil dan menyebalkan, seperti yang biasa cowok itu lakukan.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang