REJECT ME BY GALEXIA
Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations
***
Jarum jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Mata Shena terasa pedas akibat terlalu lama terpaku pada layar iPadnya. Punggung dan lehernya pun juga terasa pegal akibat terlalu lama duduk dengan kepala sedikit tertunduk.
Shena mengambil jeda sejenak. Dia mengerjap-erjapkan matanya yang perih agar kembali segar. Dia juga melakukan gerakan peregangan agar otot-otot tubuhnya bisa rileks seperti sedia kala.
"Baca apa sih? Khusyuk banget gue lihat?" Shena terlonjak kaget saat muncul suara dari laptopnya. Kursi yang ia tempati sampai terdorong mundur.
Shena menoleh ke sudut meja belajar, laptop dengan posisi miring menghadapnya itu ternyata masih dalam keadaan menyala. Menunjukkan wajah close up Arga yang memenuhi layar.
"Ya ampun Kak! Belom dimatiin ternyata panggilan videonya!" Shena menggerutu.
Arga mengerjap polos. "Emang belom."
"Kenapa gak dimatiin sih? Kan belajarnya udah selesai dari tadi."
Ya, seperti malam-malam sebelumnya dua manusia itu belajar lewat panggilan video. Shena sudah selesai belajar sejak jam sembilan malam, kurang lebih dua jam yang lalu. Setelah selesai dia langsung membaca E-Book yang sangat menarik minat bacanya, berpikir Arga akan memutuskan panggilan video itu tanpa diminta.
Namun ternyata tidak, Arga justru membiarkannya sampai berjam-jam. Shena sendiri juga tidak sadar karena dia sudah tenggelam dalam dunianya sendiri.
"Lihat lo baca," jawab Arga kemudian.
Shena terperangah. "Dua jam lo buang sia-sia cuma buat lihat gue baca?!"
Arga mengangguk enteng. "Hmm. Seru tau lihat lo baca," ujarnya.
Shena berdecih tak percaya. Dia menarik kursinya lebih dekat ke meja belajar, meraih laptop untuk kemudian ia letakkan tepat di hadapannya. "Apanya yang seru, orang dari tadi gue diem aja."
Ucapan Shena disambut gelengan tak setuju dari Arga. "Enggak kok. Ekspresi lo pas lagi baca berubah-ubah. Senyum, ketawa, salting, loncat-loncat, terus tiba-tiba sedih, kecewa, mau nangis, terus balik lagi kayak di awal," jelas Arga rinci.
"Oh ya?" lirih Shena tak yakin. Dia bahkan tak menyadari semua hal itu.
"Iya. Rasanya tuh gue kayak ikut baca ceritanya padahal enggak," lanjut Arga menambahkan.
Setelah itu Shena tidak menyahut lagi. Keduanya terdiam untuk beberapa saat. Shena sempat ingin bilang akan memutuskan panggilan videonya saja, tapi urung. Entah mengapa dia merasa nggak rela, tapi kalo cuma diem-dieman gini rasanya juga makin aneh.
"Lo belum jawab pertanyaan gue." Sampai akhirnya Arga buka suara memecah keheningan.
Shena tersentak kecil, bingung. "Hah? Pertanyaan yang mana?"
"Lo tadi baca apa? Kok kayak khusyuk banget gue lihat-lihat." Arga mengulang pertanyaannya di awal.
Shena meraih iPadnya, menscroll layar ke atas sampai bagian cover, lantas menunjukkannya kepada Arga. "Judulnya Kelana. Cantik kan covernya?" tanya Shena dengan mata berbinar
Kepala Arga sedikit miring, mengamati sampul buku yang di dominasi warna cokelat kayu itu. Tiga detik kemudian dia tersenyum, mengangguk setuju. "Ceritanya tentang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REJECT ME
Teen FictionDemi kepentingan riset novelnya, Ashena Saletta rela melakukan hal gila!!! Keinginannya satu, dia ingin tau rasanya ditolak cowok. Dan, untuk mewujudkan hal itu Shena rela membuang rasa malunya dan dengan nekat menembak Arga Fidelyo Zavendra, Ketua...