20 - End Of Us

13K 1.6K 22
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

****

So when you gonna tell her
That we did that too?
She thinks it's special
But it's all reused
That was our place, I found it first
I made the jokes you tell to her when she's with you

Do you get deja vu when she's with you?
Do you get deja vu?

Do you get deja vu, huh?

Mera happy sekali setiap orang tuanya pergi keluar dan dia tinggal di rumah sendiri. Karena itu artinya selama beberapa jam ke depan seluruh rumah dan seisinya ini akan menjadi miliknya. Dia bisa melakukan apapun yang dia mau. Tanpa perlu merasa malu atau takut dimarahi.

Seperti sekarang, Mera bisa nyanyi sepuasnya walau suaranya sumbang. Ruang tamu rumahnya mendadak ia jadikan sebagai aula konser dengan ia sebagai penyanyi utamanya. Sedangkan kursi dan meja di hadapannya ia anggap sebagai para penonton yang sedang bersorak menyerukan namanya. Padahal sudah jelas semua itu benda mati. Tapi ya nggak apa-apa, namanya juga halu.

Kali ini Mera memilih membawakan lagu-lagu milik Olivia Rodrigo. Akhir-akhir ini dia memang kecanduan sama lagunya penanyi pendatang baru yang lagi naik daun itu. Lagunya emang bikin candu sih, jadi wajar aja banyak yang suka.

Quotes berbunyi "Kita remaja yang sedang dimabuk lagu-lagu Olivia Rodrigo" memang benar adanya.

Tenggorokan Mera serak karena sudah terlalu lama bernyanyi. Dia mengambil botol minum di atas meja dan menenggaknya hingga sisa setengah.

Baru saja mulutnya terbuka untuk kembali bernyanyi, suara bel rumah terdengar menginterupsi.

Mera segera bergegas membuka pintu, takutnya ada tamu penting. Namun saat pintu sudah terbuka sempurna yang ia dapati justru temannya dengan wajah kusut dan penampilan yang surem banget nggak ada kesan cerianya, all in black outfit gitu.

"Loh, lo ngapain Shen di sini? Kan makan-makannya besok?" tanya Mera heran.

"Orang tua lo di rumah?" balas Shena tak menjawab pertanyaan Mera.

"Pergi keluar. Ini lo kenapa sih sebenarnya?"

Tanpa menunggu si tuan rumah, Shena nyelonong masuk terlebih dahulu, seolah udah akrab banget sama rumah Mera.

"Numpang bentar ya. Males gue di rumah, abis ribut ama nyokap." Tanpa perlu dijelaskan lebih panjang, Mera sudah langsung paham. Tanpa berujar apa-apa lagi dia membiarkan Shena melakukan apapun yang dia mau.

Dasar ibu dan anak ini. Sama-sama keras kepala. Jarang ketemu tapi sekalinya ketemu pasti ribut mulu. Hal ini nggak Cuma terjadi sekali dua kali, tapi sering. Dan ujung-ujungnya Shena akan berakhir di rumah Mera sampai ia ada keinginan untuk pulang.

Shena merebahkan diri di sofa panjang, sesekali bergerak kecil untuk mencari posisi ternyaman.

"Nanti sore katanya ada janji sama Kak Arga? Jadi nggak?"

"Nggak tau. Lagi nggak mood banget gue asli," jawab Shena dengan mata terpejam.

"Gimana sih lo? Kalo emang nggak bisa bilang sekalian, biar orangnya juga nggak kecewa," saran Mera.

"Entar orangnya pasti ngomel-ngomel nggak terima, makin mumet gue yang ada. Lihat nanti aja deh," jawab Shena lesu.

Mera hanya berdecak. Rada susah emang kalau udah begini. Pada akhirnya dia membiarkan Shena melakukan apa yang mau dia lakukan. Nggak sampai hati juga mau maksa, yang ada makin bete entar anaknya.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang