28 - Nulis Nulis Tipes

9.2K 1.3K 47
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

****

Sepasang mata itu perlahan terbuka setelah dua jam terpejam. Shena mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya sekitar. Dia mengerang pelan. Setelah kesadarannya mulai kembali dia menatap sekeliling kasurnya yang berantakan.

Shena melirik jam di atas nakas yang menunjukan pukul lima sore. Laptopnya masih menyala menampilkan video Youtube yang masih terputar sekalipun ia tertidur dua jam lamanya. Di sekitarnya juga ada iPad, notes book, dan beberapa alat tulis yang letaknya mencar.

Helaan napas berat keluar dari sela bibirnya. Inilah yang Shena tidak sukai kalau nulis atau belajar di atas kasur, bawaannya ngantuk terus ujung-ujungnya ketiduran dan kerjaan yang harusnya udah selesai malah berakhir terbengkalai.

Setelah meregangkan otot-otot badannya yang terasa pegal, Shena turun dari kasur lantas membereskan kekacauan hasil ulahnya sendiri. Tapi di sela-sela ia memindahkan barang-barangnya ke meja belajar, Shena baru sadar ada yang terasa aneh dengan tubuhnya.

Shena tidak bisa menggambarkannya secara jelas, tapi dia merasa tubuhnya tidak terasa seperti biasanya.

Mungkin ini karena dia yang ketiduran dengan posisi tidak nyaman, pikirnya menduga-duga.

Bisa juga karena dia kelelahan karena dari kemarin terus-terusan revisi naskah dari pagi ketemu pagi.

Atau mungkin juga karena dia yang belum makan siang sejak pulang sekolah tadi.

Tapi setelah Shena pikir-pikir lagi kayaknya ketiga jawaban tadi emang benar semua.

Oleh karena itu setelah selesai menata barang-barangnya dia langsung berjalan menuju dapur. Membuka kulkas tapi tidak menemukan makanan yang bisa langsung dimakan. Hanya ada sayuran yang harus dimasak dulu. Dan masalahnya Shena gak bisa masak.

Dan untuk sekian kali, gofood jadi solusi.

Sambil memesan makanan lewat aplikasi di HP-nya itu Shena sekalian bikin kopi. Meskipun tau punya penyakit lambung, Shena gak terlalu peduli. Hidupnya gak lengkap kalo tanpa kopi. Hobi banget mempersingkat kehidupan emang!

Shena kembali ke kamar sembari menunggu makanannya datang. Duduk di depan laptop sambil sesekali menyeruput kopinya.

Oh iya, omong-omong cerita Shena yang judulnya Brutal, yang waktu itu sempat ia diskusikan sama Kak Anggun udah resmi dipinang sama penerbit Favo Publisher. Shena senenggg banget. Kasih ucapan selamat donggg!

Eh tapi dia nggak bisa terlalu seneng berlebihan. Karena setelah ini dia akan dihadapkan sama revisian naskah yang bikin kepala pusing sepuluh keliling, bukan Cuma tujuh. Tapi untung aja Shena dapet editor yang baik dan enakan, jadi dia nggak tegang-tegang banget.

Setelah menunggu kurang lebih setengah jam, makanan yang ia pesan akhirnya datang. Shena lagi pengen banget makan iga bakar, makanya makanan yang ia pesan itu sudah habis ia lahap dalam waktu singkat.

Selesai makan entah mengapa Shena merasa tubuhnya belum juga kembali seperti biasa. Masih terasa lemas, malah makin parah deh kayaknya. Ini dia mau sakit atau gimana sih? Ihhh, jangan donggg. Shena gak mau sakit karena kerjaannya lagi banyak.

Shena mengecek suhu tubuhnya dengan menempelkan telapak tangannya ke dahi berulang kali. Tapi dia malah berujung bingung sendiri. Rada anget, tapi kayaknya biasa aja. Tapi kok kayak radak anget, tapi kayaknya enggak deh. Begituuu.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang