25 - Jaket

10.8K 1.4K 20
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

****

Karena terlalu asyik main sama Gea, Shena jadi lupa waktu. Setelah melakukan banyak hal bersama Gea mulai dari unboxing book mail, belajar ngelukis, nonton film, bahkan bikin dessert box, Shena baru sadar kalau hari udah malam. 

    Dia itu jarang banget main tapi sekalinya main suka lupa waktu, lupa rumah. Apalagi kalau mainnya sama orang sefrekuensi, bawaannya jadi nggak pengen pisah. 

Jujur Shena antara nyesel nggak nyesel datang ke rumah Arga hari ini. Nyesel karena sebenarnya waktu yang ia gunakan buat main bisa untuk nulis atupun revisian naskah. Nggak nyesel karena dia bisa melakukan hal baru dan menyenangkan bersama Gea.

Tapi yaudah lah ya, orang udah kejadian mau diapain lagi.

Omong-omong, sekarang Shena lagi duduk di atas motor dengan Arga di depan sebagai pengemudi. 

Setelah tadi melalui sedikit perdebatan tentang bagaimana cara Shena pulang, alhasil cewek itu berakhir pulang di antar Arga. Padahal dia bisa saja pulang naik ojek online. 

Tapi Gea dan Mamanya bilang itu tidak aman, apalagi udah malam begini. Ibu dan anak itu bersikeras agar Shena diantar Arga saja. Untuk menghargai kepedulian mereka dan tidak enak terus-terusan menolak alhasil Shena bersedia.

"Sorry ya naik motor, mobil gue masih di Bian," ucap Arga saat mereka berhenti di lampu merah.

"Yaudah sih gapapa yang penting balik," jawab Shena merasa tak perlu penjelasan Arga.

Arga sedikit menoleh ke belakang. "Lo gak kedinginan?" tanyanya memastikan.

"Yaelah dingin apaan, sejuk banget ini malahan yang ada," jawab Shena gengsi. Lengan seragamnya pendek, di tambah angin malam yang langsung menerpa kulitnya, bohong banget kalo dia nggak kedinginan.

Arga kembali menoleh ke belakang, kali ini lebih lama. Dia tau Shena bohong, bibir cewek itu bergetar karena menggigil, kedua tangannya menyilang rapat di depan dada untuk mencari kehangatan.

Shena yang terus-terusan ditatap seperti itu merasa risih. "Apaan sih lihat-lihat? Hadap depan sana, mau ijo tuh lampunya!"

"Harusnya tadi pinjem jaket Gea," ujar Arga tak menghiraukan ucapan Shena barusan, dia benar-benar khawatir sekarang.

"Apaan sih Kak, udah dibilangin gue gapapa, nggak dingin iniii," kata Shena berusaha meyakinkan.

Arga memutar bola mata. "Nggak dingin tapi bibir lo geter terus. Di depan ada toko entar kita mampir bentar."

"Heh ngapain?!" refleks Shena memekik.

"Beli jaket lah."

"Nggak usah kelamaan nanti!" 

"Yaelah beli jaket doang nggak ada sejam, yang penting bisa buat nutupin badan lo aja."

"Udah Kak nggak usahhh." Kalo Arga keras kepala, maka Shena lebih keras kepala.

"Lo tuh emang nggak bisa dibaikin ya."

"Ya lo-nya maksa!" Shena nyolot nggak terima.

"Makanya nurut biar gue nggak maksa."

"Orang gue-nya gak mau."

"Tuh kan. Serah lo deh serah, sampe masuk angin gue ketawain lo!" kesal Arga nggak mau peduli lagi dan menarik tawarannya untuk mampir beli jaket.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang