26 - Prediksi Mera

10.4K 1.3K 46
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

****

Jam istirahat kali ini Shena tidak ke kantin karena ada materi dari guru yang perlu ia fotokopi di koperasi. Seharusnya ia hanya membutuhkan waktu singkat, tapi karena teman-teman sekelasnya banyak yang nitip dia jadi menunggu lebih lama. Di tambah hari itu koperasi lebih ramai dari biasanya.

Tapi untungnya di tengah-tengah rasa bosan menunggu giliran, datanglah Mera yang ternyata juga mau ngeprint makalah. Kehadiran Mera membuat Shena nyengir kuda. Meskipun beda kelas, kayaknya dua cewek itu emang ditakdirkan kemana-mana bareng.

Sambil menunggu giliran, keduanya lantas asyik bercerita seperti biasanya. Shena juga sempat membeli jus buah mangga dan lumpia yang dijual di koperasi karena perutnya terus mengeluarkan bunyi keroncongan. Efek tadi pagi belom sempat sarapan.

"Jadi lo kemaren main ke rumah Kak Arga?!?!?!" tanya Mera histeris saat Shena menceritakan kejadian kemarin. 

Sambil menggigit lumpianya yang tersisa setengah, Shena mengangguk santai. "Heeh."

Mera melongo tak habis pikir. 

Tak sadar dengan ekspresi wajah Mera yang terheran-heran dengan kelakuannya, Shena justru mengeluarkan HP-nya dengan penuh semangat. Dia awalnya sedikit kesulitan karena jarinya yang dipenuhi minyak. 

"Lihat nih, kemarin gue dikasih ini sama Gea. Bagus kan?!" Dengan mata berbinar Shena menunjukkan beberapa foto di galerinya kepada Mera.

Di sana ada foto lukisan yang kemarin Gea berikan padanya sebagai hadiah ulang tahun. 

"Terus gue kemarin diajarin ngelukis jugaaa. Setelah lihat ini gue jadi sadar kalau gue gak ada bakat ngelukis." Shena menggeser layar ke kiri, menunjukkan foto dua kanvas berjejer. Hasil lukisannya menunjukkan jelas mana yang hasil karya amatiran dan mana hasil karya orang yang emang berbakat dari lahir.

"Gue kemarin juga unboxing bookmail, bikin dessert box juga. Seruuu! Next time kayaknya gue sama Gea mau main lagi, lo mau ikut gak? Gea pasti suka kalo temennya lebih banyak!" 

Mera masih dengan sabar meladeni Shena yang bercerita panjang lebar. Setelah sekiranya sang teman telah menyelesaikan ceritanya, dia baru buka suara setelah sedari tadi hanya diam.

"Bentar gue tanya..."

Alis Shena terangkat sebelah. "Kenapa?"

"Lo kemaren kesananya sama siapa?" Mera mulai melancarkan sesi interogasinya.

"Kak Arga...," jawabnya lirih. "Eh tapi kemaren gue udah ngeyel mau naik ojol aja tapi Kak Arga maksa."

"Dan lo mau?"

"Hehehe." Cengiran Shena sudah cukup menjawab pertanyaan Mera.

"Terus lo balik dari sana jam berapa?" Saat ini Mera benar-benar terlihat seperti orang tua yang tengah menyidang anaknya yang baru berbuat kesalahan.

"Jam tujuh malem..."

"Betah banget lo ya kayaknya?"

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang