63 - Fly Away

5.7K 843 86
                                    

REJECT ME BY GALEXIA

Instagram : @gaalexiaa dan @hf.creations

***

"Shena, sumpah itu tadi bahaya banget loh! Untung kita gak kenapa-napa!" Arga yang baru turun dari mobil langsung nyerocos panjang lebar. Dia jelas marah dengan apa yang dilakukan Shena. "Kalo kita gak kenapa-napa, bisa aja orang lain yang kenapa-napa!"

Shena menutup pintu mobil dan langsung melempar kunci pada Arga, dan untung saja refleks cowok itu bagus. "Yang penting sekarang kita gak kenapa-napa, dan nggak ada orang lain yang kenapa-napa," balas Shena santai.

Arga memejamkan mata sejenak, berusaha meredam emosi. Dia paling tidak suka jika orang lain mendebatnya dengan cara mengulang kata-kata yang ia ucapkan. Tekesan menyepelekan, dan Arga tidak suka disepelekan apalagi saat dia sedang serius seperti sekarang.

Tadi saat di perjalanan mereka menjumpai kecelakaan kecil. Mobil di hadapan mereka mengerem mendadak karena mobil lain di depannya yang tiba-tiba berhenti. Meskipun sudah berusaha menghindari kecelakaan, sayangnya mobil itu sudah terlebih dahulu menabrak bagian belakang mobil lain di depannya dan menimbulkan kerusakan cukup parah.

Untungnya jarak mobil Arga yang dikemudikan Shena dan mobil itu lumayan jauh. Sehingga Shena bisa mengerem dan menghindari kecelakaan beruntun.

Di antara semua kekacauan kecil itu Arga bersyukur karena setidaknya Tuhan masih mendengar doanya. Sehingga dengan ajaibnya dia dan Shena bisa sampai di alun-alun dengan selamat.

Arga tiba-tiba menyadari sesuatu. Tunggu? Alun-alun? Terlalu marah Arga sampai tidak sadar kalau ternyata Shena membawanya ke alun-alun dan kini dia sedang mengikuti langkah cewek itu melewati gerbang masuk.

Arga buru-buru menyejajarkan langkahnya dengan Shena. "Kita ngapain di alun-alun?"

"Manasik haji," jawab Shena asal.

"Kamu pikir kita anak TK!"

"Kayaknya seru jadi anak TK lagi."

Arga mendengus keras. Sepertinya hari ini Shena memang berniat membuatnya kesal abis-abisan.

Masih sambil mengikuti langkah Shena yang membawanya ke antah berantah, Arga melayangkan protes. "Sebenarnya kita mau ngapain sih? Balik sekolah kamu nyeret aku ke penjual mie ayam, terus nyetir gila-gilaan, dan sekarang ke alun-alun?"

"Aku mau main layangan. Mumpung anginnya lagi bagus."

Jawaban Shena membuat Arga semakin mengerutkan dahi. Apa lagi ini? "Layangan? Kenapa tiba-tiba main layangan?"

"Aku kemarin baru nonton Layangan Putus, terus kepikiran aja." Shena mengedikkan bahu acuh dan mengangkat tangan ke udara.

Jawabannya tentu saja mengundang gerutuan lain dari Arga. Tapi Shena sama sekali tak keberatan. Melihat cowok itu ngomel panjang lebar rasanya lebih baik daripada melihatnya murung dan lebih banyak berdiam diri. Hal itu benar-benar tak cocok dengan Arga yang biasanya aktif. Setidaknya hanya kegilaan seperti inilah yang bisa Shena lakukan untuk membantu Arga sejenak melupakan rasa bersalahnya.

"Shena kamu tuh—"

"Pak, layangannya satu ya." Ucapan Arga terpaksa ia tahan saat Shena menghentikan langkah di salah satu penjual layang-layang.

"Oh iya Mbak, yang mana, silakan dipilih," sahut penjual itu tersenyum ramah.

Shena berbalik cepat menatap Arga. "Kamu mau warna apa?"

"Biru," jawabnya ketus.

"Yang biru satu ya Pak," ujar Shena setengah menahan tawa. Arga yang tetap menjawab meskipun sedang marah terlihat menggemaskan di matanya.

REJECT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang