Katanya, hidup adalah sebuah pilihan. Semakin lama kau hidup, semakin banyak pilihan hidup yang harus ditentukan. Seperti memilih baju ini atau itu, makan steak atau mie instan, kimia atau organik, sekarang atau esok, ambil kesempatan atau lewatkan, juga pertahankan atau tinggalkan.
Hidup adalah pilihan walau seringkali kau tidak punya kesempatan untuk memilih. Kau tidak bisa memilih kapan dan dimana kau lahir. Begitu pun dengan kematian jika kau memutuskan untuk mati secara alami.
Namun, terlepas dari memilih dan tidak bisa memilih, hidup selalu tentang perjuangan. Tidak bisa memilih hanya memberimu kesempatan untuk terus berjalan di satu-satunya pilihan itu. Seperti tidak bisa memilih kapan dan dimana kau lahir, kau juga tidak bisa memilih seperti apa fisikmu dan keadaan orang tuamu.
Orang bilang, semua manusia itu sama. Setara. Pada kenyataannya, tidak ada satu pun manusia yang dilahirkan sama. Bahkan kembar identik sekalipun memiliki sidik jari yang berbeda. Beberapa orang memiliki perbedaan yang mencolok dari yang lain. Mereka yang berkulit hitam di antara kulit putih, yang cerdas di antara yang bodoh, yang miskin di antara yang kaya. Perbedaan itu, menentukan pilihan mana yang bisa kau ambil. Setelah itu pun, kau masih harus memperjuangkan agar pilihanmu tidak menjadi penyesalan di akhir perjalanan.
Pilihan dan perbedaan sering kali menjadi beban dan sumber kesedihan. Beban? sudah pasti. Kadang bernapas saja bisa menjadi beban untuk sebagian orang. Bersedih? Berapa banyak air mata yang keluar karena pilihan dan perbedaan yang ada. Menyesal? Ku harap jangan.
Selama hidup, pilihan dan perbedaan itu akan selalu ada. Tidak ada waktu untuk menyesal. Terus berjalan, jangan berhenti. Salah jalan maka perbaiki dan cari jalan lain. Bagaimana pun buruknya hidup, kau harus meyakini bahwa kau sudah berjuang dan memberi yang terbaik untuk hidupmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalir Dalam Riak - Antologi Cerpen dan Puisi
General FictionHidup sangat terkait pada takdir. Seringkali orang-orang meminta kita untuk mengikuti aliran takdir yang ada. Berawal dari buangan di selokan Aku mengikuti kelokan sungai dan benturan bebatuan Aku yakin Laut lepas dan bebas itu Di sanalah aku berakh...