Pendapatan menjual koran, tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. Jadi, Mama juga mengumpulkan bekas kemasan minuman di rumah. Bekas kemasan minuman baik botol plastik maupun gelas plastik, ditimbun dalam karung di sudut kontrakan. Botol dan gelas itu dikumpulkan Mama dari jalan-jalan yang ada di sekitaran rumah. Juga dari sepanjang Jalan Plumpang Semper. Ya, Mama jadi seorang pemulung.
Memulung tidaklah sulit. Aku pun bisa melakukannya. Bahkan, tanpa ditemani Mama. Aku memulung dengan semangat, terutama jika pundi-pundi barang bekas itu sudah hampir siap dijual. Sambil membawa karung dengan ukuran sedang dan sebuah galah dengan pengait di ujungnya, aku berkelana dari satu tempat ke tempat lain. Tidak seperti Mama yang hampir selalu melalui rute yang sama, aku lebih suka menjelajahi tempat-tempat baru. Berjalan berkilo-kilo meter jadi tidak terasa melelahkan.
Walaupun Mama lebih suka memulung di rute yang sama dibanding menjelajahi tempat baru, aku tetap lebih suka memulung bersama Mama. Biasanya, kami melakukan pembagian tugas. Di Jalan Plumpang Semper, mulai dari Pasar Kaget sampai Semper, Mama akan berjalan kaki di sisi jalan sebelah kiri kami, yakni sisi jalan yang kendaraan melaju searah menuju Semper. Sedangkan, aku akan berjalan di sisi kanan kami, yakni sisi jalan yang kendaraan melaju ke belakangku ke arah Plumpang.
Berjalan bersama tapi berseberangan, terasa lucu. Kami jadi seperti sedang bermain. Selama perjalanan, aku akan mencuri pandang ke arah karung yang dibawa Mama dan mengira-ngira isinya. Jika isi karungku terlihat lebih banyak, aku akan melambai dan memamerkannya pada Mama. Biasanya, Mama akan melotot tanda marah karena aku tidak fokus. Menurut Mama, aku harus berhati-hati selama berada di pinggir jalan raya.
Hanya berjalan sekitar dua kilo meter, jarak yang sangat pendek dibanding saat memulung sendirian, kami akan tiba di simpang lima Semper. Karung kami berdua sudah terisi lumayan penuh, bahkan kadang karung cadangan pun terisi juga. Dari Semper, kami akan naik mikrolet untuk kembali ke Pasar Kaget dan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalir Dalam Riak - Antologi Cerpen dan Puisi
General FictionHidup sangat terkait pada takdir. Seringkali orang-orang meminta kita untuk mengikuti aliran takdir yang ada. Berawal dari buangan di selokan Aku mengikuti kelokan sungai dan benturan bebatuan Aku yakin Laut lepas dan bebas itu Di sanalah aku berakh...