Seminggu pertama training, saya mengalami letih dan semangat yang membuat saya mengenang diri saya sewaktu SMP dulu. Masa-masa saat saya masih gemar melakukan kenakalan seperti orang yang tidak punya rasa lelah. Saya juga sempat mengikuti beberapa pelatihan beladiri yang cukup rutin. Walau pada saat itu, saya akhirnya berhenti juga karena rasa malas.
Kali ini, saya mengikuti jadwal yang cukup padat. Pagi sampai sore saya mendapat materi melalui team meeting. Bukan meeting online yang bisa sembarangan disepelekan, saya harus fokus untuk menghindari planga-plongo di sesi tanya dadakan yang kerap kali terjadi. seru. Begitupun sorenya. Saya disarankan untuk mengikuti kelas-kelas kebugaran yang disediakan untuk menunjang pengetahuan saya sebagai seorang sales. Akhir hari ditutup dengan kondisi mengantuk parah dan bangun pagi dengan rasa sakit di beberapa otot tubuh. Masih seru? Ya! Jujur, ini adalah kondisi yang pernah saya impikan di beberapa kesempatan lengang hidup saya. Sekarang, akhirnya saya bisa merasakannya. Tentu saja saya sangat senang.
Minggu ini, saya memasuki sesi training tatap muka. Saya harus datang ke salah satu cabang terbesar mereka yang berada di daerah jakarta barat. Pagi hari, setelah menyuapi sarapan dan memandikan anak, saya mandi, bersiap-siap, saya sarapan, lalu berangkat dengan diantar seorang pahlawan serba bisa bernama suami. Pulangnya, saya mengalami pengalaman seperti yang saya alami dua tahun lalu, yang menjadi rutinitas selama empat tahun. Yakni, naik Transjakarta dengan berdesak-desakan. Hahaha. Seru? Yah, masih bisa dibilang serulah ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalir Dalam Riak - Antologi Cerpen dan Puisi
General FictionHidup sangat terkait pada takdir. Seringkali orang-orang meminta kita untuk mengikuti aliran takdir yang ada. Berawal dari buangan di selokan Aku mengikuti kelokan sungai dan benturan bebatuan Aku yakin Laut lepas dan bebas itu Di sanalah aku berakh...