Malam Minggu ini diisi dengan senam jantung. Kuis 30DWC (30 Days Writing Challenge) yang dibuat oleh Genmin Jamal Irfani melalui sebuah situs, benar-benar menggemparkan. Karena tampilan situsnya amat menarik, saya kira akan berbentuk seperti game uji ketangkasan. Ternyata, kuisnya lebih dari itu. Kuis ini mengingatkan saya pada sebuah acara kuis di televisi yang berjudul Who Wants to be A Millionaire? atau yang lebih dikenal dengan Kuis 1 Miliar.
Kuis malam ini berisi pertanyaan seputar kaidah penulisan juga pengetahuan umum tentang 30DWC. Awalnya, saya mengisi kuis sambil makan. Tanpa sendok, saya makan langsung pakai tangan kanan. Saya menggunakan tangan kiri untuk menjawab pertanyaan di handphone. Kemudian, saya dibuat berdebar karena jawaban saya terus menerus salah.
Saya pusing. Saya stress. Akhirnya saya menyadari ini bukan kuis sembarangan yang bisa saya selesaikan sambil makan. Tulisan "Wrong" yang muncul di layar berkali-kali membuat saya overthinking. Kenapa salah lagi? Kok, salah? Memang dasar opsi jawabannya begitu menjebak. Saya tidak bisa santai. Reflek saya terduduk dengan tegap dan saya menggunakan tangan kanan tak peduli walau membuat layar HP saya berminyak. Saya harus fokus.
Saya sudah fokus dan saya salah lagi. Rupanya, saya salah membaca. Jadi, saya berusaha lebih fokus lagi. Saya bersyukur masih mengingat pesan dari Genmin mengenai semua penulisan maha kecuali yang berimbuhan itu ditulis menyatu. Kecuali, Maha Esa yang dispesialkan. Maha yang diikuti unsur ketuhanan juga ditulis kapital di tiap huruf pertamanya. Saya senang, saya mengingat hal ini. Perasaan saya pun membaik.
Soal-soal berikutnya, saya mulai agak santai. Pertanyaan seputar 30DWC terasa mudah. Kepanjangan KOUF, nama lengkap founder 30DWC, seputar poin, dan lain-lain. Mungkin jadi mudah karena ini kali kedua saya mengikuti 30DWC. Masih ada jawaban yang salah tapi secara mujur saya mendapat booster penambah poin dan booster yang membawa saya untuk kembali ke soal yang salah jawab. Sungguh kemujuran yang hakiki.
Kuis ini diakhiri dengan saya yang berada di posisi lima besar. Saya rasa, kecepatan dan booster itu sangat berpengaruh hingga saya ada di posisi itu. Tak berpuas diri, saya melihat review question yang ada di akhir kuis. Saya ingat saya tidak memilih salah satu opsi hanya karena ada nama Fahmi di sana. Tak mempedulikan kaidah, feeling saya berkata itu pasti opsi yang salah. Memang benar, itu opsi yang salah tapi ternyata bukan karena nama Fahmi. Opsi tersebut menjadi opsi dengan kalimat yang salah karena di akhir kalimat tidak memiliki titik. Wah, luar biasa mengecoh.
Kuis ini menyadarkan saya bahwa saya masih kurang belajar. Saya sedikit sedih karena pada dasarnya saya salah menjawab banyak pertanyaan tapi debaran jantung saya tidak melambangkan kesedihan itu. Kuis ini seru sekali! Kalau Genmin adalah Abang Ojek Online, saya akan memberinya bintang lima ditambah tip dengan sisa saldo yang ada di aplikasi.
Sungguh, kuis ini membuat saya stress. Saya juga kurang yakin ini menyehatkan jantung. Namun, saya harap saya bisa mengikuti kuis seperti ini lagi. Nah, loh, saya ketagihan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalir Dalam Riak - Antologi Cerpen dan Puisi
Ficção GeralHidup sangat terkait pada takdir. Seringkali orang-orang meminta kita untuk mengikuti aliran takdir yang ada. Berawal dari buangan di selokan Aku mengikuti kelokan sungai dan benturan bebatuan Aku yakin Laut lepas dan bebas itu Di sanalah aku berakh...