Ada hal-hal yang harus kau pilih dalam hidup. Saat sudah memilih pun, belum tentu pilihanmu bisa dipilih semudah itu. Rumit, ya. Ya, seperti itulah hidup.
Tidak semudah kalimat, "Jalani saja prosesnya." Atau "Dibawa santai saja." karena saat keuanganmu tidak mampu menopang perjuangan itu sendiri, atau keuanganmu cukup tapi tubuhmu tidak cukup tangguh untuk berjuang. Kau mungkin akan berujung pada hutang yang melilit atau jatuh sakit setelahnya. Sungguh, aku mengasihani diriku sendiri.
Perasaan ingin bergantung pada orang lain masih suka muncul kadang-kadang walaupun aku tahu betul aku tidak bisa bersandar pada siapapun kecuali Tuhan dan doa Ibu. Di waktu lain, aku juga bangga karena cukup mandiri hingga saat ini tapi aku tak bisa mendapat apapun dari rasa bangga itu. Hanya malam-malam seperti ini membuatku kesepian, aku kesepian di tengah hiruk pikuk kota yang berisik.
Aku tidak tahu apa yang membuatku sulit bangkit. Aku ingin bangkit, aku sudah bangkit, aku memaksimalkan hidup semampuku, tapi saat pedih ini datang aku terpuruk kembali. Haruskah aku menyalahkan diriku sendiri? Aku ingin menyalahkan orang lain. Aku ingin menyalahkan keadaan. Aku ingin semua orang memihakku, aku sudah berusaha.
Aku mendongak. Memandang sosok menyedihkan di depan cermin. Terus menangis pun tidak membantu apapun. Sekali lagi, aku membangunkan diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengalir Dalam Riak - Antologi Cerpen dan Puisi
Fiksi UmumHidup sangat terkait pada takdir. Seringkali orang-orang meminta kita untuk mengikuti aliran takdir yang ada. Berawal dari buangan di selokan Aku mengikuti kelokan sungai dan benturan bebatuan Aku yakin Laut lepas dan bebas itu Di sanalah aku berakh...